Dengan demikian, pembinaan akhlak mulia merupakan keharusan mutlak, dan tuntunan yang tidak bisa ditawar lagi. Keharusan mutlak ini
harus menjadi kepedulian semua pihak. Sebab akhlak mulia menjadi pilar tumbuh dan berkembangnya peradaban suatu bangsa. Kemampuan suatu
bangsa untuk terus hidup dan berkembang ditentukan oleh kualitas akhlaknya.
Dalam pertumbuhan dan pembinaan moral sebenarnya yang didahulukan adalah tindak moral sejak kecil anak-anak telah dibina untuk
mengarah kepada moral yang baik. Moral itu bertumbuh melalui pengalaman langsung dalam lingkungan dimana ia hidup, kemudian
berkembang menjadi kebiasaan yang baik dimengerti ataupun tidak, kelakuan adalah hasil dari pembinaan yang terjadi secara langsung dan
tidak langsung
34
. Pembinaan akhlak ini harus ditanamkan sejak dini karena jika
seseorang sudah mendapatkan pendidikan akhlak sejak kecil maka akan terbiasa melakukan hal-hal yang baik sebaliknya jika seseorang tidak
mendapatkan pendidikan akhlak sejak masa kecilnya maka akan sukar untuk meluruskannya.
Maka pembinaan akhlak yang pertama adalah orang tua. Apa yang dilakukan orang tua melalui perlakuan dan pelayanannya kepada si anak
telah merupakan pembinaan akhlak terhadap anak itu. Misalnya si ibu atau si bapak yang terbiasa memperlakukan anak dengan kasar, keras atau acuh
tak acuh, maka pada jiwa si anak akan tumbuhlah rasa tidak senang, bahkan rasa tidak disayangi, maka yang terjadi sesudah itu adalah sikap
kasar, keras dan acuh tak acuh pula pada si anak terhadap siapa saja dalam lingkungannya
3. Materi dan Metode Pembinaan Akhlak
34
Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, cet 4, h. 119
Pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental kepribadian sebaik yang ditunjukan oleh al-quran
dan hadis Nabi Muhammad Saw, pembinaan pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah sangat tepat bagi siswa agar didalam
perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan kearah negatif.
35
Agar pembinaan akhlak memperoleh hasil yang memuaskan, diperlukan cara atau metode. Metode yang dapat ditempuh untuk
pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangung secara kontinyu. Dalam pembinaan akhlak kebiasaaan
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini dikarenakan ia dapat menghemat banyak sekali kekuatan manusia. Islam
mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan, yang mengubah seluruh sifat-sifat manusia menjadi kebiasaan. Jika manusia
membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat, jika seseorang menghendaki agar ia menjadi pemurah maka ia harus dibiasakan
dirinya melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan murah tangan itu menjadi tabi’atnya yang mendarah daging.
36
Dalam tahap-tahap tertentu pembinaan akhlak khususnya akhlak lahiriah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama-kelamaan
tidak lagi terasa dipaksa. Seseorang yang ingin menulis dan mengatakan kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia harus memaksakan tangan
dan mulutnya menuliskan atau mengatakan kata-kata yang bagus misalnya, pada mulanya ia harus memaksakan tangan dan mulutnya menuliskan atau
mengatakan kata-kata dan huruf yang bagus. Apabila pembinaan ini sudah berlangsung lama, maka paksaan tersebut sudah tidak terasa lagi sebagai
paksaan.
37
Metode lain dalam pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. Pendidikan melalui keteladanan adalah merupakan salah satu
35
Sudarsono, Etika Islam tentang kenakalan remaja, Jakarta: Bina aksara, 2001, h. 151
36
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo, h. 32
37
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf,….164
teknik pendidikan yang efektif dan sukses. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, intruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa
untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan kerjakan ini dan jangan kerjakan itu. Menanamkan sopan
santun memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan jika disertai
dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara
senantiasa menganggap diri ini sebagai orang yang paling banyak mempunyai kekurangannya dari pada kelebihannya. Dalam hubungan ini
Ibn Sina mengatakan jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak utama, hendaknya ia lebih dahulu mengetahui kekurangan dan cacat yang ada
dalam dirinya, dan membatasi sejauh mungkin untuk tidak dapat berbuat kesalahan, sehingga kecacatannya itu tidak terwujud dalam kenyataan.
Pembinaan akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina.
Dari penjelasan diatas jelas bahwa pembinaan akhlak bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan adanya pembiasaan yang sudah
dibawa sejak kecil, keteladanan harus di tanamkan pada dirinya, dan selalu menganggap diri ini masih banyak kekurangannya di banding dengan
kelebihannya. Sehingga dengan mengetahui kekurangannya pasti nantinya akan terus berusaha menutupi kekurangan yang ada.
5. Macam-macam Akhlak