19
b. Klasifikasi Kredit
Menurut Mandala Manurung dan Pratama Raharja 2004:185 kredit diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria yaitu :
1 Berdasarkan Jangka Waktu Maturity a Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit yang harus dilunasi dalam waktu setahun kurang.
b Kredit jangka menengah Kredit jangka menengah adalah kredit yang harus dilunasi
dalam jangka waktu sampai dengan tiga tahun. c Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang adalah kredit yang harus dilunasi dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun bahkan lebih.
2 Berdasarkan Jaminan Collateral Berdasarkan ada tidaknya jaminan, kredit dikelompokkan
menjadi: a Kredit dengan jaminan Secured loan
Kredit dengan jaminan adalah kredit yang disertai dengan jamin atau agunan. Jaminan tersebut diserahkan oleh nasabah
peminjam debitur. Bentuk jaminan dapat berupa harta berwujud seperti tanah dan bangunan.
20
b Kredit tanpa jaminan Unsecured loan Kredit tanpa jaminan dapat dibedakan kepada seseorang
atau perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Yang pertama, orang tersebut sudah sangat dikenal, teruji dan
terpercaya oleh pihak bank. Kedua, prospek usaha debitur sangat baik dan biasanya juga terkait dengan penilaian bank
tentang reputasi orang atau perusahaan tersebut. Kredit tanpa jaminan dapat diberikan pada perusahaan-perusahaan kecil dan
atau pengusaha lemah. Akan tetapi, pemberiannya harus sangat selektif, karena pemberian kredit tanpa jaminan akan sangat
beresiko. 3 Berdasarkan Segmen Usaha
Berdasarkan segmen usaha, kredit digolongkan menjadi : a Kredit pertanian
Kredit pertanian ialah kredit yang dierikan kepada sektor usaha pertanian yakni perkebunan dan peternakan.
b Kredit Industri Kredit industri ialah kredit yang disalurkan kepada sektor
industri, baik industri kecil ataupun rumah tangga. Namun, untuk industri besar juga ada. Di Indonesia, penyaluran kredit
sektor industri lebih besar dibanding sektor pertanian.
21
c Kredit sektor jasa Kredit jasa ialah kredit yang disalurkan kepada sektor jasa baik
usaha kecil dan menengah UKM maupun besar. 4 Berdasarkan Tujuannya
Berdasarkan tujuannya, kredit dikelompokkan menjadi : a Kredit komersial
Kredit komersial diberikan untuk memperlancar kegiatan nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan. Contoh
kredit komersial yaitu kredit usaha pertokoan dan kredit ekspor.
b Kredit konsumtif Kredit konsumtif yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan
dan bagi debitur yang ingin membeli barang atau kebutuhan konsumsi.
c Kredit produktif Kredit produktif diberikan dalam rangka memperlancar
kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.
5 Berdasarkan Penggunaan Berdasarkan penggunaannya, kredit dikelompokkan menjadi :
22
a Kredit modal kerja Pada prinsipnya adalah kredit untuk penggunaan dana selama
satu siklus usaha, mulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian penggunaannya untuk membeli barang
dagangan atau bahan baku selanjutnya dijual sampai memperoleh uang kas kembali.
b Kredit investasi Kredit investasi diberikan kepada debitur agar dapat membeli
barang-barang modal maupun jasa yang diperoleh dalam rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, dan pendirian
usaha baru.
c. Fungsi, Sasaran dan Tujuan Kredit
Menurut Hasibuan 2004:88, fungsi pemberian kredit bagi masyarakat antara lain :
1 Menjadi motivator dalam peningkatan kegiatan pendapatan perekonomian.
2 Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. 3 Meningkatkan semangat berusaha masyarakat.
4 Memperbesar modal perusahaan. Menurut Ryza Anggraeni 2005:28, mengacu pada proses
kegiatan perkreditan maka sasaran perkreditan dapat dijabarkan sebagai berikut :
23
1 Kredit tersebut harus searah, maksudnya penggunaan kredit tersebut harus sesuai dengan perencanaan dan kredit digunakan
untuk meningkatkan kegiatan usaha objek kredit. 2 Kredit tersebut harus menghasilkan, dalam hal ini kredit
seyogyanya kredit dapat memberikan manfaat pada bank, perusahaan dan masyarakat baik dalam bentuk materil maupun
good-will citra. 3 Kredit harus aman agar bank dapat menerima kembali nilai-nilai
ekonomi dari kredit tersebut. Selain fungsi dan sasaran, kredit juga memiliki tujuan.
Menurut Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal 2007:6-7 tujuan kredit diantaranya :
1 Profitability, yaitu tujuan memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh
nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan kredit kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau
mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam faktor kemampuan dan kemauan ini tersimpul unsur keamanan safety
dan sekaligus juga unsur keuntungan profitability dari suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling berkaitan. Dengan
demikian, keuntungan merupakan tujuan dari pemberi kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima.
24
2 Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat
benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan
dalam bentuk uang, barang atau jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntunga profitability yang
diharapkan dapat menjadi kenyataan.
d. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Menurut Mandala Manurung dan Pratama Raharja 2004:193 untuk memaksimumkan kemungkinan keberhasilan kredit maka
prinsip 5C: Character, Capacity, Collateral, Condition of Economic dapat diterapkan dalam analisis kredit.
a Character Kepribadian atau watak Character adalah penilaian kepada calon debitur tentang
kebiasaan, sifat pribadi, cara hidup, keadaan keluarga, hobi, dan keadaan sosial. Penilaian karakter memang cukup sulit, karena
masing-masing individu memiliki watak dan sifat yang berbeda- beda. Oleh karena itu, para pengelola harus mempunyai keahlian
dan keterampilan serta pengetahuan psikologis untuk dapat menganalisa watak calon nasabah. Penilaian karakter ini
bermanfaat untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat
25
kejujuran serta
itikad baik
nasabah untuk
memenuhi kewajibannya.
b Capacity Kemampuan atau kesanggupan Capacity adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai
kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari
lembaga pemberi kredit, kemampuan calon debitur ini dapat dilihat dari maju mundurnya usaha serta manajemennya.
c Capital Modal Capital adalah jumlah dana sendiri yang dimiliki oleh calon
debitur, yang
diikutsertakan dalam
kegiatan usahanya.
Penyelidikan terhadap modal pemohon tidak hanya dilihat dari besar kecilnya gaji setiap bulannya, tetapi bagaimana distribusi
gaji bulannya ditempatkan oleh calon debitur. d Collateral Jaminan
Collateral adalah barang jaminan yang diserahkan oleh calon debitur sebagai agunan jaminan kredit yang diterimanya.
Jaminan yang dimaksud meliputi jaminan berupa benda bergerak dan tidak bergerak.
e Condition of Economy Condition of economy adalah kondisi politik, ekonomi, sosial, dan
budaya yang dapat mempengaruhi perekonomian pada kurun
26
waktu tertentu yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kegiatan usahanya.
Sedangkan konsep 7P dan 3R harus diperhatikan dalam menganalisis pemberian kredit menurut Mandala Manurung dan
Pratama Raharja 2004:194 : a Personality Kepribadian
Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah tingkah laku sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan
tindakan dalam menghadapi masalah. b Purpose Tujuan
Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan.
c Prospect Prospek Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. d Payment Pembayaran
Menilai bagaimana calon debitur melunasi kredit, dari mana saja sumber dana tersebut dan bagaimana tingkat kepastiannya.
e Profitability Tingkat keuntungan Menilai beberapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan
diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama semakin besar atau sebaliknya.
27
f Protection Perlindungan Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan
mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
g Party Bertujuan bagaimana calon debitur berdasarkan modal, loyalitas
dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.
LDR Loan to Deposit Ratio
Kredit yang disalurkan perbankan, sumber dananya mayoritas berasal dari dana pihak ketiga yang dikelola bank.
Dana pihak ketiga artinya dana yang berasal dari simpanan masyarakat yang disimpan dan dipercayakan pengelolaannya
oleh bank, dan sewaktu-waktu kapanpun bisa ditarik oleh masyarakatnasabah.
Menurut Dahlan Siamat 2005:215 kredit merupakan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk
kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga terdiri dari : 1 Giro
2 Tabungan dan 3 Deposito tidak termasuk antar bank.
28
Loan to deposit ratio merupakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh nasabah
dengan mengendalikan kredit yang disalurkan sebagai sumber likuiditas.
Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian besar praktisi
perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80, namun batas toleransi berkisar
antara 85 Kasmir, 2005:272. Adapun batasan yang diberikan BI untuk LDR yang
nlainya lebih dari 110 110 maka skor nya adalah nol. Sedangkan untuk yang kurang dari 110 110 maka skor
nya adalah lima. Tujuan dibatasi karena agar bank tidak berlebihan
memberi kredit yang berasal dari simpanan masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya likuiditas bank, yaitu
saat nasabah melakukan penarikan dana yang dimiliki bank tidak mencukupi karena dana tersebut telah tersalurkan
melalui kredit. Dampak negatif akan diterima bank karena kepercayaan merupakan hal utama dalam bisnis bank.
29
Rumus untuk perhitungan LDR menurut Dahlan Siamat 2005:215 yaitu :
LDR = Total Kredit x 100 Dana Pihak Ketiga
3. Ukuran Perusahaan
Dalam menciptakan keuntungan, ukuran perusahaan menjadi penting karena pada umumnya masyarakatkonsumen menilai barang dan jasa
yang dihasilkan dari nama besar produsen nya. Dengan semakin besarnya sebuah perusahaan, maka akan semakin memudahkan perluasan wilayah
pemasaran produk nya agar semakin dikenal. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang
akan datang. Sedangkan bagi regulator pemerintah akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran
pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum Ni Ketut Muliati, 2011:31.
Menurut Wolk dan kawan-kawan dalam Arya Haganta Amanza 2012:28 mengemukakan bahwa perusahaan yang lebih besar cenderung
melakukan perataan laba, disamping itu juga cenderung memiliki return
30
saham yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Michelson dan kawan- kawan dalam Arya Haganta Amanza 2012:28 mengatakan bahwa
perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan untuk melakukan perataan dibandingkan perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, hal
ini dikarenakan perusahaan besar merupakan subjek yang dituju baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Pertumbuhan perusahaan umumnya diiringi dengan pertumbuhan struktur modal hingga struktur organisasi. Adanya ekspansi dan
pendapatan yang bertambah maka assets atau aktiva yang dimilki juga semakin besar karena kebutuhan operasional perusahaan dalam
aktivitasnya. Menurut Halim dan kawan-kawan 2005:7, di dalam penetiannya
ukuran perusahaan diukur dari market capitalization yaitu jumlah saham beredar di akhir tahun dikalikan dengan harga saham penutupan akhir
tahun kemudian hasil nya di-log aagar nilai tidak terlalu besar untuk masuk ke persamaan.
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva atau besar harta perusahaan dengan menggunakan nilai total aktiva Hartono dalam
Ni Putu Ena Marbeya dan Agung Suaryana, 2009:3. Ukuran perusahaan menunjukkan pengalaman dan tumbuhnya suatu perusahaan yang
mengindikasikan kemampuan dan tingkat resiko dalam mengelola
31
investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemampuan mereka Ni Putu Ena Marbeya dan Agus Suryana, 2009:3.
Dari berbagai referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal, pandangan masyarakat
dan pemerintah. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan lebih mudah menciptakan laba baik dari penjualan ataupun pembelian saham
perusahaan lain. Dan semakin besar perusahaan cenderung memiliki tingkat hutang yang juga besar.
4. Pendapatan Bunga
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari aktivitas usaha. Pendapatan akan bertransformasi menjadi laba jika dapat menutupi
seluruh pengeluaran dalam operasionalnya. Atau secara sederhananya laba didapat apabila pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Adam Smith, salah satu tokoh ekonomi dunia mengartikan pendapatan sebagai suatu kenaikan kekayaan pendapatan dapat
menambah harta perusahaan jika digunakan kembali untuk kegiatan usaha. Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal IAI, 2002 :232.
32
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan berasal dari usaha normal perusahaan seperti : penjualan output hasil produksi,
peggunaan jasa yang digunakan pihak lain, peminjaman uang atau aktiva, penyewaan harta, dan sebagainya. Menurut Hasibuan 2004:100
pendapatan bersumber dari : 1. Bunga kredit yang disalurkan bank
2. Ongkos-ongkos lalu lintas pembayaran 3. Penjualan buku cek, bilyet giro, setoran dan bilyet deposito
4. Safe deposit box 5. Komisi dan provisi
6. Call money market 7. Dan lain-lain
b. Pengertian bunga
Dalam industri perbankan, bunga merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dalam aktivitas usahanya. Bunga yang muncul dari
aktivitas bank berasal dari kedua aktivitas besarnya, yaitu dari dana yang dikumpulkan bank dan dari dana yang disalurkan bank. Masing-
masing dari kegiatan tersebut menghasilkan dua dimensi bagi bank yaitu pengeluaran dan juga pendapatan bank.
Dimensisudut pandang pengeluaran bank dari sektor bunga yaitu bank berkewajiban memberikan imbalan bagi pemilik dana yang telah
mempercayai bank menjaga dan mengelola uang mereka. Sedangkan