68
PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 Pemerintah
mengeluarkan Paket
Desember 88
PAKDES 88
yang memberikan
kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain
yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 16 Juni 1989
Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT
Bursa Efek Surabaya. 13 Juli 1992
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ. 22 Mei 1995
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS Jakarta Automated
Trading Systems. 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang
–Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini
mulai diberlakukan mulai Januari 1996. 1995
Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
69
Surabaya. 2000
Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh remote trading. 2007
Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia BEI. 2009
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.
Sumber : http:www.idx.co.idid-idberandatentangbeisejarah.aspx
B. Hasil Analisis
1. Analisis Deskriptif
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model yang
digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17 untuk
mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel- variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukan semua variabel yang
70
digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y Return On Asset sebagai variabel Dependen, variabel X
1
Loan to Deposit Ratio, X
2
Total Assets, X
3
Pendapatan Bunga, dan X
4
Beban Operasional dan Pendapatan Operasional sebagai variabel Independen.
Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Masing-Masing Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROA
56 -.02
.05 .0202
.01238 LDR
56 .40
.98 .7401
.13433 Total_Asset
56 2162316.00
4.89E8 1.3127E8
1.38052E8 Pend_Bunga
56 39442.00
33869117.00 6.7427E6
8.06821E6 BOPO
56 .54
11.46 1.1578
1.89081 Valid N listwise
56
Sumber : output SPSS 17 laporan keuangan publikasi yang diolah Pada tabel 4.2, jumlah data atau N yang ada pada penelitian ini yakni
sejumlah 56 data. Dari 56 jumlah data, nilai minimum ROA yakni sebesar -2 yang terdapat pada bank ICB Bumiputera tahun 2011. Untuk nilai maksimumnya
yakni 5 terdapat pada bank BRI yang juga ditahun yang sama 2011. Sedangkan untuk nilai rata-rata nya mean sebesar 2,02 dengan standar deviasi 1,23. Standar
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data
71
yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari rasio ROA terendah dan tertinggi.
Dari 56 jumlah data, LDR memiliki nilai minimum 40 yang terdapat pada bank Victoria Internasional pada tahun 2010. Untuk nilai maksimumnya yakni
98 yang terdapat pada bank Danamon tahun 2011. Untuk nilai rata-rata, LDR memiliki nilai 74,01 dengan standar deviasi 13,43. Standar deviasi yang lebih
kecil dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari rasio LDR terendah dan tertinggi.
Dari 56 jumlah data, total assets memiliki nilai minimum 2162316 yang terdapat pada bank QNB Kesawan pada tahun 2008. Untuk nilai maksimum yakni
489x10
8
pada bank Mandiri tahun 2011. Untuk nilai rata-rata sebesar 13127x10
8
dengan standar deviasi 138052x10
8
. Standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data yang besar atau adanya kesenjangan
yang cukup besar dari total assets terendah dan tertinggi. Untuk variabel pendapatan bunga, dari 56 jumlah data memiliki nilai
maksimum 47466954 yang terdapat pada bank BRI tahun 2011. Untuk nilai minimum yakni 68146 yang terdapat pada bank QNB Kesawan tahun 2011.
Sedangkan nilai rata-ratanya yaitu 67427x10
6
dengan standar deviasi 806821x10
6
. Standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel
data yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari pendapatan bunga terendah dan tertinggi.
72
Dan untuk rasio BOPO, dari 56 jumlah data memiliki nilai minimum 51 yang terdapat pada bank Danamon tahun 2011. Untuk nilai maksimum sebesar
114,63 yang terdapat pada bank ICB Bumiputera tahun 2011. Sedangkan untuk nilai rata-rata yaitu 115,78 dengan standar deviasi 189,081. Standar deviasi yang
lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan sebaran variabel data yang besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari rasio BOPO terendah dan tertinggi.
2. Uji Asumsi Klasik
Suatu model dikatakan baik apabila model tersebut telah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik digunakan untuk
mendukung kebenaran hasil analisis dengan model regresi. Pengujian asumsi klasik ini meliputi uji normalitas data, uji autokorelasi, uji
multikoliniearitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat pada output berikut ini :