Pola Makan Bayi PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN

5.3. Pola Makan Bayi

Penanaman pola makan yang beraneka ragam makanan harus dilakukan sejak bayi, saat bayi masih mengonsumsi bubur susu, yaitu usia baru enam bulan ke atas, sehingga bayi yang berusia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairanmakanan. Namun, susu formula dapat diberikan sebagai pengganti ASI apabila dalam keadaan ibu meninggal sewaktu melahirkan, ASI tidak keluar atau ASI keluar tetapi jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi Moehyi, 2008. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada bayi yang hanya diberi ASI atau susu formula saja sampai usia 6 bulan, sementara pada waktu penelitian masih ada ditemukan bayi yang berusia 1-4 bulan yang masih ASI eksklusif sebanyak 7 bayi dan ASI ditambah dengan susu formula saja sebanyak 6 bayi. Frekuensi yang dianjurkan untuk mengonsumsi ASI atau susu formula saja sebelum usia 6 bulan adalah 6x hari. Dari hasil penelitian diperoleh frekuensi menyusui dalam kategori baik sebanyak 22 bayi, tetapi 9 bayi diantaranya sudah mendapatkan MP-ASI. ≥ Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu bayi diperoleh susunan makanan yang diberi selain ASI atau susu formula, yaitu “pisang wak” yang diberikan kepada bayi setelah pisang tersebut dilumatkan, biskuit dan bubur susu. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Widodo 2003, mengungkapkan bahwa di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang 57,3 . Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian Irawati 2003 dalam Silalahi 2007 yang dilakukan di daerah pedesaan Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Universitas Sumatera Utara dimana praktek-praktek pemberian makan pada bayi sebelum usia 1 bulan mencapai 32,4 dan 66,7 jenis makanan yang diberikan adalah pisang. Ditambah lagi dari Maas 2004 pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, bahwa pada usia 1 bulan bayi sudah diberi bubur tepung dan bubur nasi. Ada pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yang sudah dilumatkan, madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar. Pemberian MP-ASI yang terlalu dini ini biasanya karena anjuran orang tua terutama nenek. Alasan umumnya karena bayi menangis terus meskipun telah disusui dan diberi susu formula. Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia kita bisa melihat konsepsi budaya yang terwujud dalam perilaku berkaitan dengan pola pemberian makan pada bayi yang berbeda dengan konsepsi kesehatan modern. Sebagai contoh, pemberian ASI menurut konsep kesehatan modern ataupun medis dianjurkan selama 2 tahun dan pemberian makanan tambahan sebaiknya dimulai sesudah bayi berumur 6 bulan. Di daerah penelitian masih memiliki adat yang dapat menyebabkan pemberian MP-ASI kepada bayi yang terlalu dini. Bayi berumur 3 hari, 4 hari atau 7 hari dirayakan dengan adat “peucicap” yaitu bayi diperkenalkan makanan dengan mencampur berbagai macam rasa makanan seperti buah yang digiling halus kemudian diberikan pada bayi. Setelah adat peucicap selesai berarti bayi sudah boleh diberikan makanan. Walaupun pola makan ini sudah menjadi tradisi ataupun kebiasaan, namun yang paling berperan mengatur menu setiap hari dan mendistribusikan makanan kepada keluarga adalah ibu; dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gate keeper dari keluarga. Universitas Sumatera Utara Dalam pemberian makanan bayi perlu diperhatikan ketepatan waktu pemberian, frekuensi, jenis, jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Kebiasaan pemberian makanan bayi yang tidak tepat, salah satunya adalah pemberian makanan yang terlalu dini. Pemberian makanan terlalu dini dapat menimbulkan gangguan pada pencernaan seperti diare, muntah, dan sulit buang air besar yang dapat mempengaruhi status gizi bayi Hayati, 2009. MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan Depkes, 2005. MP-ASI yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan berupa makanan lumat dan makanan lembek yang disesuaikan dengan umur bayi. Pemberian MP-ASI sesuai jadwal dapat menyebabkan asupan nutrisi bayi lebih baik karena pada umur lebih dari 6 bulan sistem pencernaan bayi sudah mulai sempurna fungsinya, penyerapan sari-sari makanan berjalan dengan baik, namun pemberian MP-ASI harus tetap diberikan secara bertahap sesuai dengan usia bayi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian bentuk makanan pada bayi usia 6-9 kategori baik sebanyak 4 bayi 30,8, namun ada 9 bayi yang sudah diberikan nasi tim. Sementara bayi usia 9-11 dengan pemberian bentuk makanan kategori baik sebanyak 10 bayi 45,5, bahkan ada bayi yang sudah diberi makanan keluarga sebanyak 12 bayi. Universitas Sumatera Utara

5.2. Status Gizi Bayi