BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Padang Tiji merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, mempunyai luas wilayah 26.664 km
2
dengan batas wilayah sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Tiga, sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Delima, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mila, dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar.
Kecamatan Padang Tiji tahun 2009 memiliki jumlah kepala keluarga KK sebanyak 4.843 KK dengan jumlah seluruh penduduk 18.372 jiwa yang terdiri dari
9.017 laki-laki dan 9.355 perempuan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Padang Tiji adalah bertani, sebahagian lagi pedagang, pegawai negeri
dan swasta. Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah Kecamatan Padang Tiji
terdiri dari sarana pelayanan kesehatan dasar yang ditujukan sebagai tempat pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat, yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan. Jumlah sarana pelayanan kesehatan dasar di Kecamatan Padang Tiji terdiri dari puskesmas sebanyak 1 unit, puskesmas pembantu sebanyak 2 unit, puskesmas
keliling sebanyak 1 unit, polindes sebanyak 12 unit. Tenaga kesehatan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Kecamatan Padang Tiji yang paling banyak adalah
bidan yaitu sebanyak 19 orang.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil wawancara dengan 70 responden, maka diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan.
4.2.1. Umur
Pengelompokan umur responden yang diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur
Jumlah Persentase
1 21-23 tahun
5 7,1
2 24-26 tahun
11 15,7
2 27-29 tahun
17 24,3
4. 30-32 tahun
10 14,3
5. 33-35 tahun
18 25,7
6. 36-38 tahun
9 12,9
Total 70 100,0
Jumlah responden yang paling banyak adalah berumur 33-35 tahun yaitu sebanyak 25,7, dan yang paling sedikit adalah responden yang berumur 21-23
tahun sebanyak 7,1.
4.2.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan menekuni pengetahuan yang diperoleh, sehingga dapat
mempengaruhi dalam pemberian MP-ASI pada bayi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan
Jumlah Persentase
1. SD 12
17,1 2. SMP
33 47,1
3. SMA 21
30,0 4. D-IIIPerguruan Tinggi
4 5,7
Total 70 100,0
Pendidikan responden yang paling banyak adalah SMP sebanyak 47,1, sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit adalah D-IIIPT sebanyak 5,7.
4.2.3. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data tentang jenis pekerjaan ibu yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan
Jumlah Persentase
1. PNS 2
2,9 2. Pedagangwiraswasta
3 4,3
3. Petani 15
21,4 4. Ibu rumah tangga
50 71,4
Total 70 100,0
Pekerjaan responden yang paling banyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 71,4, sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah PNS sebanyak
2,9.
4.3. Bayi
Dari hasil wawancara dengan 70 responden diperoleh usia bayi dan pola makan bayi yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi menurut usia bayi.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Usia dan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilakukan pengelompokan usia bayi menurut jenis kelamin bayi seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Usia Bayi Menurut Pola Makan dengan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki
Jumlah No Usia
Bayi n n n
1. 0-6 bulan
18
51,4
17
48,6
35 100,0 2.
6-9 bulan 6
46,2
7
53,8
13 100,0 3. 9-11
bulan 17
77,3
5
22,7
22 100,0
Usia bayi menurut pola makan terbanyak adalah usia 0-6 bulan yaitu sebanyak
50,0 dan yang paling sedikit adalah usia 6-9 bulan yaitu sebanyak 18,6. Pada kelompok usia 0-6 bulan terdapat jumlah perempuan dan laki-laki paling banyak
yaitu masing-masing sebanyak 51,4 dan 48,6.
4.3.2. Pola Pemberian ASISusu Formula dan MP-ASI
Semua bayi usia 0-6 bulan menurut pola makan masih mendapatkan ASI atau susu formula, tetapi hanya 7 dari 35 bayi yang masih diberi ASI saja dan 6 bayi diberi
ASI ditambah dengan susu formula. Alasan ibu memberikan ASI ditambah dengan susu formula yaitu jumlah ASI yang keluar tidak mencukupi, sementara dari 13 bayi
usia 6-9 bulan menurut pola makan, 9 bayi masih diberikan ASI dan susu formula, sedangkan dari 22 bayi usia 9-11 bulan, 13 bayi diantaranya masih diberikan ASI dan
susu formula.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Susunan dan Frekuensi MakanMenyusui Bayi di Kecamatan
Padang Tiji Kabupaten Pidie Tahun 2010
Frekuensi Menyusui Frekuensi
Pemberian MP-ASI
≥
6xhr 3-5xhr
1-2xhr Jumlah
5-6xhr 3-5xhr
1-2xhr Jumlah
Susunan Makanan n
n n
n n
n n
n 0- 6 Bulan 35 bayi
ASI Saja
7 100,0 7 100,0
ASI dan Susu formula saja
6 100,0 6 100,0
`
ASI + susu formula + Bubur susu
1 50,0 1 50,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2
100,0 2 100,0
ASI + susu formula + Biskuit
2 40,0 2 40,0 1 20,0 5 100,0 0 0,0 3 60,0
2 40,0 5 100,0
ASI + susu formula + Pisang
6 46,2 4 30,7 3 23,1 13 100,0
0 0,0 8 61,8 5 38,5
13 100,0
ASI + susu formula + Pisang +Biskuit
0 0,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2
100,0 2 100,0
6-9 Bulan 13 bayi
ASI + susu formula + Bubur susu
1 50,0
1 50,0
2 100,0 0 0,0 1 50,0
1 50,0 2 100,0
ASI + susu formula + bubur susu + pisang
0,0 2
100,0 2 100,0
0 0,0 0 0,0 2 100,0
2 100,0
ASI + susu formula + Nasi tim
2 100,0
0,0 2 100,0
0 0,0 0 0,0 2 100,0
2 100,0
ASI + susu formula + Nasi tim + Biskuit
1 100,0
0,0 1 100,0
0 0,0 0 0,0 1 100,0
1 100,0
ASI + susu formula + Nasi tim + Pisang
2 100,0
0,0 2 100,0
0 0,0 0 0,0 2 100,0
2 100,0
Nasi tim + Pisang
0,0 0,0
0 0,0 0 0,0 3 100,0 0 0,0 3 100,0
Nasi tim + Pisang + Biskuit
0,0 0,0
0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0
9-11 Bulan 22 bayi
ASI + susu formula + Nasi tim
6 100,0
0,0 6 100,0
6 100,0 0 0,0 0 0,0 6 100,0
ASI + susu formula + Nasi tim + Biskuit
2 100,0
0,0 2 100,0
2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0
ASI + susu formula + Nasi tim + Buah
2 100,0
0,0 2 100,0
2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0
ASI + susu formula + Makanan klrg
0,0 2
100,0 2 100,0
0 0,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0
ASI + susu formula + Mkn klrg + Buah
0,0 1
100,0 1 100,0
0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Makanan Klrg + Biskuit
0,0 0,0
0 0,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0 2 100,0
Makanan Klrg + Buah
0,0 0,0
0 0,0 0 0,0 6 100,0 0 0,0 6 100,0
Makanan Klrg + Biskuit + Buah
0,0 0,0
0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Universitas Sumatera Utara
3.2.1. Frekuensi Menyusui
Bayi usia 0-6 bulan dianjurkan untuk mengonsumsi ASIsusu formula saja
≥
6x hari, dan di usia 6-11 bulan frekuensi menyusui 3-5 xhr.
Tabel 4.6. Distribusi Bayi Berdasarkan Frekuensi Menyusui Frekuensi Menyusui
Baik Tidak Baik
Jumlah
No.
Kelompok Usia Bulan n n n
1. 0-6 bulan
22 62,9 13 37,1 35 100,0 2.
6-9 bulan 6
46,2 7
53,8 13
100,0 3. 9-11
bulan 10 45,0 12 54,0 22 100,0
Sebagian besar 54,0 frekuensi menyusui bayi kategori tidak baik yaitu pada usia 9-11 bulan, namun frekuensi menyusui bayi kategori baik sebagian besar
62,9 pada usia 0-6 bulan. 4.3.2.2. Susunan Makanan
Susunan makanan bayi usia 0-6 bulan yang dikategorikan baik apabila hanya mengkonsumsi ASIsusu formula saja, sementara susunan makanan bayi yang berusia
6-9 bulan dikategorikan baik apabila terdiri dari ASIsusu formula ditambah dengan bubur susu serta boleh dilengkapi dengan biskuitbuah, sedangkan susunan makan
bayi usia 9-11 dikategorikan baik apabila terdiri dari ASIsusu formula diambah dengan nasi tim serta boleh juga ditambah buah-buahan.
Tabel 4.7. Distribusi Bayi Berdasarkan Susunan Makanan Susunan Makanan
Baik Tidak
Baik Jumlah
No.
Kelompok Usia Bulan n n n
1. 0-6 bulan
13 37,1 22 62,9 35 100,0 2.
6-9 bulan 4
30,8 9
69,2 13 100,0
3. 9-11 bulan
10 45,5 12 54,5 22 100,0
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa susunan makanan bayi 0-6 bulan kategori baik sebanyak 13 bayi 37,1, sementara susunan makanan bayi usia 6-9
bulan pada kategori baik sebanyak 4 bayi 30,8, dan susunan makanan bayi usia 9- 11 bulan pada kategori baik ada sebanyak 10 bayi 45,4,
4.3.2.3. Frekuensi Makan
Setiap kelompok usia bayi memiliki frekuensi makan yang berbeda. Frekuensi makan 3-5 xhari diperuntukkan bagi bayi usia 6-9 bulan, sementara bayi usia usia 9-
11 bulan frekuensi makan 5-6x hari sehingga dari hasil penelitian dapat diketahui frekuensi makanan bayi.
Tabel 4.8. Distribusi Bayi Berdasarkan Frekuensi Makan Frekuensi Makan
Baik Tidak Baik
Jumlah
No.
Kelompok Usia Bulan n n n
1. 0-6 bulan
22 62,9 13 37,1 35 100,0 2.
6-9 bulan 5
38,5 8
61,5 13
100,0 3. 9-11
bulan 10 45,5 12 54,5 22 100,0
Frekuensi makan kategori baik usia 6-9 bulan sebanyak 5 bayi 38,5 dan pada kelompok usia 9-11 bulan sebanyak 10 bayi 45,5. Namun dari kelompok
usia bayi tersebut diperoleh sebanyak 61,5 yang memiliki frekuensi makan kategori
tidak baik yaitu pada usia 6-9 bulan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.4. Bentuk Makanan
Pemberian makanan usia 0-6 bulan dikatakan baik apabila bentuk makanan yang diberi ASIsusu formula saja, sementara usia 6-9 bulan dikatakan baik apabila
yang diberi adalah ASIsusu formula disertai dengan makanan lumat, sedangkan usia 9-11 bulan adalah makanan lembek, disertai juga dengan ASIsusu formula. Sehingga
dari hasil penelitian diperoleh kebanyakan bayi mendapatkan bentuk makanan kategori tidak baik.
Tabel 4.9. Distribusi Bayi Berdasarkan Bentuk Makanan Bentuk Makanan
Baik Tidak Baik
Jumlah
No.
Kelompok Usia Bulan n n n
1. 0-6 bulan
13 37,1 22 62,9 35 100,0 2.
6-9 bulan 4
30,8 9
69,2 13
100,0 3. 9-11
bulan 10 45,5 12 54,5 22 100,0
Pemberian bentuk makanan pada bayi usia 6-9 kategori baik sebanyak 4 bayi 30,8, sementara bayi usia 9-11 dengan pemberian bentuk makanan kategori baik
sebanyak 10 bayi 45,5. Namun dari hasil penelitian ada ditemukan bayi 50,0 yang diberi makanan padat makanan keluarga meskipun masih berusia 9-11 bulan.
4.3.2.5. Pola Makan Bayi
Dari hasil penelitian diperoleh pola makan bayi yang dilihat berdasarkan susunan makanan, frekuensi menyusui, frekuensi makan dan bentuk makanan bayi.
Hasil pengkategorian pola makan bayi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pola Makan Bayi Pola Makan
Baik Tidak Baik
Jumlah
No.
Kelompok Usia Bulan n n n
1. 0-6 bulan
13 37,1 22 62,9 35 100,0 2.
6-9 bulan 4
30,8 9
69,2 13
100,0 3. 9-11
bulan 10 45,5 12 54,5 22 100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari 35 bayi usia 0-6 bulan diperoleh pola makan bayi kategori tidak baik sebanyak 62,9, sementara dari 13 bayi usia 6-9 bulan diperoleh pola makan bayi
kategori tidak baik sebanyak 69,2. Sedangkan dari 22 bayi usia 9-11 bulan diperoleh pola makan kategori tidak baik sebanyak 54,5.
4.3.2.6. Usia Pertama Kali Diberi Makanan
Dari hasil wawancara dengan 70 responden, diperoleh bahwa jumlah bayi yang hanya diberi ASI saja sebanyak 7 responden dan susu formula saja sebanyak 6
responden. Dimana, usia bayi yang masih diberi ASI saja pada waktu penelitian yaitu 4 bulan, sehingga diperoleh bayi yang diberi makananminuman selain ASI
sebanyak 57 bayi. Untuk mengetahui pada usia berapa anak pertama kali diberi makananminuman selain ASIsusu formula, dapat dilihat pada tabel berikut.
≤
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Pertama Kali Bayi Diberi MakananMinuman Selain ASISusu Formula
No Usia Jumlah
Persentase
1. 0 bulan
24 38,1
2. 1 bulan
8 12,7
3. 2 bulan
12 19,0
4. 3 bulan
15 23,8
5. 4 bulan
4 6,3
Total 63
100,0
Sebagian besar 38,1 bayi pertama kali diberi makananminuman selain ASI yaitu pada usia 0 bulan, sementara yang paling sedikit 6,3 pada usia 4 bulan.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.7. Alasan Pemberian MP-ASI 6 Bulan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas bayi sudah mendapat MP- ASI meskipun masih dibawah 6 bulan, adapun alasan pemberian MP-ASI 6 bulan
dapat diketahui melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.12. Distribusi Bayi Berdasarkan Alasan Pemberian MP-ASI 6 bulan No.
Alasan n
1. Anak tidak mau ASI
6 10,5
2. Ibu Sibuk bekerja
7 12,3
3. ASI tidak keluar
17 29,8
4. Ibu sakit
12 21,1
5. Anak perlu
makan 15
26,3
Jumlah 57 100,0
Sebagian besar 29,8 alasan pemberian MP-ASI 6 bulan karena ASI tidak keluar, sementara alasan responden yang paling sedikit 10,5 yaitu dengan alasan
anak tidak mau ASI karena pada usia 0 bulan bayi sudah diberi madu.
4.4. Status Gizi Bayi
Bayi yang bergizi baik akan tumbuh sesuai dengan potensi genetisnya namun sebaliknya bayi yang kekurangan gizi akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya.
4.4.1. Status Gizi Bayi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur
Berat badan adalah parameter antropometeri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi
dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan usia. Hasil pengukuran status gizi bayi berdasarkan indeks BBU dapat dilihat pada
tabel 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Distribusi Status Gizi Bayi Berdasarkan Berat Badan Menurut Usia Status Gizi BBU
Kurang Normal
Jumlah No Usia
Bayi n n n
1. 0-6 bulan
9 25,7 26 74,3 35
100,0 2. 6-9 bulan
5 38,5
8 61,5
13 100,0
3. 9-11 bulan
9 40,9 13 59,1 22
100,0 Sebagian besar 40,9 status gizi BBU kurang terdapat pada kelompok
usia 9-11 bulan dan yang paling sedikit 25,7 pada kelompok usia 0-6 bulan. 4.4.2. Status Gizi Bayi Berdasarkan Indeks Panjang Badan Menurut Umur
Panjang badan juga merupakan indeks yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya perubahan sosial ekonomi. Panjang badan merupakan hasil pertumbuhan
secara kumulatif semenjak lahir, oleh karena itu dapat dipakai sebagai gambaran riwayat status gizi masa lampau. Berdasarkan hasil pengukuran PBU, maka status
gizi bayi dapat dikategorikan seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 4.14. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Panjang Badan Menurut Usia
Status Gizi PBU Pendek
Normal Jumlah
No Usia Bayi
n n n
1. 0-6 bulan
0,0 35 100,0 35 100,0
2. 6-9 bulan
0,0 13 100,0 13 100,0
3. 9-11 bulan
3 13,6 19 86.4 22 100,0
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa status gizi bayi PBU pada kategori pendek hanya terdapat pada usia bayi 9-11 bulan yaitu sebanyak 13,6 dari 22 bayi
yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3. Status Gizi Bayi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Panjang Badan
Penentuan status gizi berdasarkan indeks BBPB merupakan penentuan status gizi yang paling akurat bila dibandingkan dengan indeks lainnya, karena BBPB
dapat diketahui langsung pada saat pengukuran. Dari hasil pengukuran status gizi bayi berdasarkan indeks BBPB, sehingga pengakategorian status gizi bayi dapat
dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.15. Distribusi Status Gizi Bayi Berdasarkan Berat Badan Menurut Panjang Badan
Status Gizi BBPB Kurus Normal
Jumlah No Usia
Bayi n n n
1. 0-6 bulan
7 20,0 28 80,0 35
100,0 2. 6-9 bulan
4 30,8
9 69,2
13 100,0
3. 9-11 bulan
9 40,9 13 59,1 22
100,0 Sebagian besar 40,9 status gizi BBPB kurang terdapat pada kelompok
usia 9-11 bulan dan yang paling sedikit 20,0 pada kelompok usia 0-6 bulan.
4.5. Status Gizi BBU Berdasarkan Pola Makan dan Usia Bayi
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar status gizi bayi BBU kategori kurang berada pada pola makan yang tidak baik. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Distribusi Status Gizi BBU Berdasarkan Pola Makan dan Usia Bayi
Status Gizi BBU Normal Kurang
Jumlah No. Usia
n n n
1. 0-6 bulan
Pola Makan −
Baik −
Tidak Baik 13
13 100,0
59,1 9
0,0 40,9
13 22
100,0 100,0
2. 6-9 bulan
Pola Makan −
Baik −
Tidak Baik 4
4 100,0
44,4 5
0,0 55,6
4 9
100,0 100,0
3. 9-11 bulan
Pola Makan −
Baik −
Tidak Baik 10
3 100,0
25,0 9
0,0 75,0
10 12
100,0 100,0
Status gizi kurang hanya ditemukan pada pola makan tidak baik. Dimana pada bayi usia 0-6 bulan, 6-9 bulan dan 9-11 bulan ditemukan gizi kurang pada pola
makan bayi tidak baik, yaitu masing-masing 40,9, 55,6 dan 75,0.
4.6. Status Gizi PBU Berdasarkan Pola Makan dan Usia Bayi Dari hasil tabulasi silang antara pola makan bayi dengan status gizi bayi PBU,
maka diperoleh tidak ada bayi status gizi PBU pendek pada pola makan kategori baik, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.17. Distribusi Status Gizi PBU Berdasarkan Pola Makan dan Usia Bayi
Status Gizi PBU Normal Pendek
Jumlah No. Usia
n n n
1. 0-6 bulan
Pola Makan −
Baik −
Tidak Baik 13
22 100,0
100,0 0,0
0,0 13
22 100,0
100,0 2.
6-9 bulan Pola Makan
− Baik
− Tidak Baik
4 9
100,0 100,0
0,0 0,0
4 9
100,0 100,0
3. 9-11 bulan
Pola Makan −
Baik −
Tidak Baik 10
9 100,0
75,0 3
0,0 25,0
10 12
100,0 100,0
Status gizi PBU pendek hanya ditemukan di usia 9-11 bulan dengan pola makan kategori tidak baik yaitu sebanyak 50,0 dari 12 bayi yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
4.7. Status Gizi BBPB Berdasarkan Pola Makan dan Usia Bayi