Berdirinya Pelabuhan Gunungsitoli Tinjauan Pustaka

BAB III KEBERADAAN DAN KEGIATAN PELABUHAN GUNUNGSITOLI

3.1 Berdirinya Pelabuhan Gunungsitoli

Pelabuhan Gunungsitoli pada mulanya terletak di daerah Moawo yang berjarak sekitar 7 km dari pusat kota. Pelabuhan Gunungsitoli yang terletak di daerah Moawo ini didirikan sekitar abad XVIII tahun 1864 oleh pemerintah Kolonial Belanda yang awalnya hanya merupakan sebuah bandar kecil 14 14 Wawancara dengan Bapak Bazatulo Zega ,Nias Gunungsitoli, tanggal 9 Mei 2010 pukul 11.00 Wib. . Perkembangan yang semakin meningkat akibat tingkat urbanisasi dan kelahiran, maka bandar Gunungsitoli yang terletak di daerah Moawo tidak dapat bertahan lagi membendung arus pertambahan penduduk, kegiatan perdagangan maupun untuk menyediakan sarana perkantoran dan tempat-tempat pemukiman penduduk. Kemudian pemerintah Kolonial Belanda sekitar pertengahan abad XX tahun 1926 memindahkan bandar Gunungsitoli ke dalam pusat kota yang berjarak 7 Km dari tempat semula yang berhadapan dengan Rumah Dinas Bupati. Pada tahun 1980 pelabuhan yang berada di dalam pusat kota ini kembali dipindahkan ke daerah Labuhan Angin. Hal ini disebabkan karena pelabuhan yang ada tidak mampu lagi menampung segala kegiatan pelabuhan, juga lokasi yang kurang memungkinkan untuk dikembangkan. Namun pelabuhan ini masih tetap digunakan tapi merupakan pelabuhan cadangan apabila aktivitas pelabuhan yang baru sangat padat. Universitas Sumatera Utara Istilah bandar Gunungsitoli berubah menjadi pelabuhan sekitar tahun 1926 yaitu pada saat terbitnya staatsblad No. 234 tahun 1926 oleh Kolonial Belanda yang memuat tentang batasan daerah pelabuhan Gunungsitoli. Batas pelabuhan Gunungsitoli menurut staadblad tahun 1926 nomor 249 mengenai batas-batas Pelabuhan Gunugsitoli yaitu pada posisi 01 17’-28” LU 97 36’-25” BT, yang dikelilingi oleh beberapa pulau kecil 15 15 Soedjono Wihoho, Sarana- Sarana Penunjang Pengangkutan Laut, Jakarta : PT Bina Aksara, 1983, hal. 23 . Pelabuhan Gunungsitoli mempunyai luas areal lebih kurang 15.290 M 2 dengan keadaan hidrografi dan oceanografi sebagai berikut : 1. Hidrogafi Secara morfologi pelabuhan Gunungsitoli terletak di daerah dataran rendah dengan pantai yang sempit. Di sebelah barat terdapat puncak bukit dengan ketinggian 184 meter. Keadaan hidro-oseanografi kawasan sekitar pelabuhan Gunungsitoli adalah landai, banyak ditumbuhi pohon kelapa. Dasar laut di sekitar kawasan pelabuhan Gunungsitoli terjal terdiri dari lumpur karang dan lumpur pasir. Untuk posisi berlabuh yang paling baik pada kedalaman kira-kira 36 meter. Kedalaman di depan dermaga 11,6 m LWS 2. Pasang surut Tipe pasang surutnya harian ganda dengan tinggi air rata-rata pada saat pasang perbani 50 cm dan saat pasang mati 20 cm, muka surut terletak 70 cm dibawah DT 3. Gelombag Universitas Sumatera Utara Gelombang kolam dipelabuhan tidak ada, diluar kolam gelombang tertinggi 1,5 M dan rata-rata 0,50 M pada bulan Desember-Mei dan gelombang tertinggi pada bulan Juni-Nopember yaitu 2 M dan rata-rata 0,75 M. 4. Arus laut Arus yang berpengaruh di daerah tersebut adalah sesuai dengan sifat pasutnya yaitu arus pasut harian ganda yang beraturan 5. Angin Kecepatan angin maksimal 4 knot sd 16 knot pada bulan Desember-Mei dan 4 knott sd 21 knot pada bulan Juni-Nopember. 6. Tekanan atmosfir Tekanan udara dikawasan ini berkisar antara 1008 milibar sd 1011 milibar. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 manajemen kepelabuhanan masih dipegang oleh Belanda yang dikelola oleh Departemen Van Scheepvarat. Kemudian setelah adanya pemutusan mata rantai modal Belanda dalam angkutan laut, pengelolaan pelabuhan mulai dibina oleh Pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1945 dimana seluruh milik pemerintah Kolonial di Indonesia dinasionalisasikan serta dikuasai oleh pemerintah Indonesia, dan sejak tahun 1950- 1990 Pelabuhan Gunungsitoli dikelola oleh Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Namun konsep pembinaan belum dapat dilaksanakan sebagai mana mestinya, karena pengelolaan pelabuhan dengan bentuk Perusahaan Negara tidak memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam UU No. 9 tahun 1969 yang menyangkut bentuk peranan dan bentuk-bentuk usaha negara dalam meningkatkan kehidupan Universitas Sumatera Utara rakyat Indonesia. Hal ini juga disebabkan karena organisasi yang membina pelabuhan silih berganti yaitu : 1. Jawatan Pelabuhan 1945-1957 Sejak terbentuknya Kabinet Republik Indonesia RIS tahun 1945, maka Departemen Van Scheevaart dibubarkan. Kemudian dibentuk Departemen Pelayaran dan Jawatan. Pelabuhan di bawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum, Tenaga Kerja dan Perhubungan dimana urusan kepelabuhanan dan angkatan laut ditangani Departemen ini. Jawatan pelabuhan ditunjuk untuk mengelola pelabuhan yang dipimpin oleh kepala jawatan, misi ini diemban mengarah kepada konsolidasi organisasi. 2. Perusahaan Jasa Pelabuhan 1957-1968 Pengelolaan pelabuhan secara konsepsional dimulai dari PN Pelabuhan yang lebih banyak melayani masyarakat publik service. Pada periode ini pelabuhan Indonesia dibagi 8 delapan wilayah dengan status perusahaan negara. Pengelolaan berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 130 tahun 1957. PN Pelabuhan Gunungsitoli merupakan pelabuhan induk kecil di lingkungan pelabuhan Belawan mulai dari pelabuhan Sabang di Aceh sampai dengan pelabuhan Teluk Bayur di Sumatera Barat. 3. Badan Pengusahaan Pelabuhan 1968-1980 Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi maka PN Pelabuhan dirubah bentuknya menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1968. Dalam peraturan ini pengelolaan pelabuhan Universitas Sumatera Utara dilakukan oleh administrator pelabuhan yang mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi pengusahaan dan pemerintahan. 4. Perusahaan Umum Negara 1980-1990 Badan Pengusahaan Pelabuhan BPP dalam pelaksanaannya banyak ditemukan kendala yang merugikan pemakai jasa, selanjutnya pengelolaan pelabuhan kembali dirubah menjadi perusahaan umum berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1980 tanggal 30 april 1980. Terhitung pada tanggal 1 Mei 1980, pelabuhan yang diusahakan di seluruh Indonesia resmi menjadi Perusahaan Umum, dimana Pelabuhan Gunungsitoli adalah salah satu cabang perusahaannya. 5. PT. Persero Pelabuhan Indonesia I 1990-2008 Setelah berjalan hampir 10 Tahun status perusahaan umum pelabuhan berdasarkan Peraturan Pemerintah N0. 56 tanggal 19 Oktober 1990 dirubah menjadi PT. Persero Pelabuhan Indonesia I dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH tanggal 1 Desember 1991 yang telah diumumkan dalam berita Negara RI No. 8612 tahun 1994 tanggal 1 Nopember 1993. Nama lengkap perusahaan adalah PT. Persero Pelabuhan Indonesia I berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No. 100 Medan, sedangkan Pelabuhan Gunungsitoli merupakan cabang perusahaan dengan nama PT. Persero Pelabuhan Indonesia I Cabang Gunungsitoli, berkantor di Jalan Yos Sudarso Nias. Pada taun 1952 di kabupaten Nias terdapat tiga pelabuhan laut, yaitu pelabuhan laut Lahewa, pelabuhan laut Sirombu, dan pelabuhan Gunungsitoli. Transportasi laut merupakan sarana perhubungan yang paling penting mengingat Universitas Sumatera Utara letak Kabupaten Nias yang terpisah dari daratan Sumatera 16 16 BPS, Profil Daerah dan Informasi Kabupaten Nias, Gunungsitoli : BAPPEDA, 1992 hal. 112-113 . Untuk memenuhi trasportasi tersebut ada beberapa perusahaan yang melayani rute Nias- Sumatera seperti : PT Angkutan Sungai dan Penyeberangan ASDP yang berada di bawah naungan Departemen Perhubungan yang mengoperasikan 2 jenis kapal Ferry dengan rute tetap Gunungsitoli-Sibolga setiap harinya, yang memiliki kapasitas 420 penumpang, 20 unit kendaraan roda empat dengan bobot barang 100 ton. Selain itu ada Perusahaan Pelayaran swasta seperti : PT Gunung Silewa Cabang Gunungsitoli yang mengoperasikan 2 jenis kapal kayu dengan bobot 200 GT, PT Simeuleu Cabang Gunungsitoli dengan kapasitas rata- rata 240 penumpang dan bobot 171 GT dan PT Perusahaan Nasional PELNI yang mengoperasikan kapal penumpang denagn frekuensi pelayaran dua minggu sekali dengan rute Jakarta- Padang- Gunungsitoli- Sibolga pulang pergi. Jenis transportasi laut yang paling banyak di gunakan setiap harinya adalah rute Gunungsitoli- Sibolga karena sarana penyeberangan yang ada mampu memenuhi kebutuhan penumpang dari segi kecepatan waktu maupun kapasitas penumpang. Perum Pelabuhan Gunungsitoli adalah cabang perusahaan dari pelabuhan I yang berkedudukan di Medan, dengan bidang usaha pelayanan jasa kepelabuhan untuk menunjang pelaksanaan Pembangunan Nasional dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Untuk mengembangkan dan mencapai hal tersebut maka pelabuhan memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut : 1. Visi Pelabuhan Perusahaan Universitas Sumatera Utara Visi perusahaan dirumuskan sebagai berikut : mewujudkan pelayanan kepelabuhanan yang berkualitas dan berada di dalam jaringan transportasi laut global serta mampu memenuhi harapan “stakeholder”. Visi mengandung makna sebagai berikut : • Perusahaan berorientasi pasar, berdaya saing dan berdaya cipta tinggi serta memiliki core bussines dan core competence yang memberikan high added value • Perusahaan memiliki ciri kemandirian, sehat, transparansi, memiliki sumber daya manusia yang professional • Memiliki pelabuhan andalan yang tangguh dalam jaringan transportasi laut global • Merupakan andalan dan kebanggaan masyarakat serta Pemerintahan Daerah dalam kepedulian terhadap lingkungan community development 2. Misi Pelabuhan Perusahaan Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan, Perusahaan Umum Negara mempunyai dua misi yaitu corporate mission untuk memperoleh laba, dan port mission untuk mengembang wilayah di dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misi perusahaan dirumuskan sebagai berikut :”Menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik, memberikan nilai tambah, serta mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah”. Misi tersebut mengandung enam hal yang merupakan fondasi dalam mengelola perusahaan sebagai berikut : • Bisnis inti perusahaan adalah pengusahaan jasa kepelabuhanan • Tujuan utama yang hendak dicapai adalah untuk memuaskan pelanggan dan mendorong pertumbuhan ekonomi • Laba yang diperoleh dapat meningkatkan pertumbuhan usaha dan memberikan kontribusi kepada negara. • Kepuasan pelanggan dicapai melalui produk yang berkualitas • Produk berkualitas dicapai melalui peningkatan dan pemberdayaan sumber daya manusia dan keandalan alat produksi • Pengusahaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan dilaksanakan dalam kerangka Good Corporate Governance GCG Sampai dengan tahun 1990, perum pelabuhan Gunungsitoli adalah cabang perusahaan dari pelabuhan I yang berkedudukan di Medan dengan bidang usaha pelayanan jasa kepelabuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan yang dijalankan 17 17 Wawancara dengan Bapak Temazaro Zendrato, Gunungsitoli, tanggal 10 Mei 2010 pukul 10.00 Wib. . Pelabuhan Gunungsitoli merupakan salah satu pelabuhan yang berada di Universitas Sumatera Utara luar daratan Sumatera. Pengembangan atau upaya yang dilakukan oleh perum pelabuhan dalam mendorong pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Nias. Pada tahun 1983 di lakukan pengembangan pelabuhan dengan memperpanjang dermaga untuk memenuhi kepentingan yang semakin meningkat. Hal ini dilakukan karena pada tahun 1982 kapal-kapal yang berbobot besar sangat sulit untuk bersandar.

3.2 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelolaan Pelabuhan Gunungsitoli