BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang
mengelilinginya, Nias merupakan satu-satunya kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang terpisah dari daratan Sumatera. Kabupaten Nias dikelilingi oleh samudera
Hindia dengan permukaan pulaunya yang agak bergunung dan berbukit di bagian tengah. Pusat pemukiman penduduk terpenting adalah Gunungsitoli, Awaay, Teluk
Dalam, dan Lahewa. Melalui kota-kota ini terjadi interaksi budaya dengan masyarakat luar, terutama Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
Kabupaten Nias dapat dicapai baik melalui udara maupun laut. Jalur perhubungan laut dapat ditempuh melalui jalur Sibolga-Gunungsitoli, Selain
pelabuhan Gunungsitoli, terdapat pelabuhan laut kecil seperti Tello, Teluk Dalam, dan Sirombu.
Pelabuhan merupakan suatu tempat atau daerah yang terletak di pinggir pantai atau sungai, dan sekitar pelabuhan ada beberapa penduduk yang bertempat tinggal di
pinggir pantai atau sungai. Lama-kelamaan daerah ini mengalami perkembangan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, kebutuhan
penduduk yang semakin meningkat untuk mencari nafkah hidupnya mereka ada yang bertani, berniaga, ataupun sebagai penjual jasa. Para penduduk yang berada di sekitar
Universitas Sumatera Utara
pantai saling membutuhkan satu sama lain untuk memenuhi keperluan hidup mereka
1
Pengertian pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bersandarnya kapal-
kapal guna terselenggaranya bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari suatu moda
. Dengan keperluan masing-masing rumah tangga, mereka membutuhkan suatu
tempat yang dapat dijadikan sebagai kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Dalam kegiatan tersebut masyarakat memilih tepi pantai. Tepi pantai ini berkembang
menjadi daerah Bandar perdagangan yang sering disebut sebagai pelabuhan. Demikian juga dengan berdirinya pelabuhan Gunungsitoli.
Menurut Abbas Salim dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pelayaran
Niaga dan Pelabuhan, pengertian pelabuhan adalah :
2
transportasi laut kapal ke moda transportasi lainnya atau sebaliknya.
3
1
Abbas Salim, Managemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya, 1995, hal. 3
2
Moda adalah jenis bentuk
3
Ibid, hal. 10
Pelabuhan juga dapat dijadikan sebagai pintu gerbang yang dapat memperlancar hubungan antar daerah, pulau bahkan antar negara.
Pelabuhan Gunungsitoli terletak di Pantai Barat Pulau Nias yang berjarak 80 mil dari Pelabuhan Sibolga. Secara administratif Pelabuhan Gunungsitoli berada di
Kabupaten Nias Propinsi Sumatera Utara. Hinterland pelabuhan ini menghasilkan komoditi ekspor seperti karet, kelapa dan minyak nilam. Sejak tahun 1980 status
pelabuhan ini adalah pelabuhan umum yang diusahakan terbuka untuk perdagangan dalam negeri, status tidak wajib pandu, kelas pelabuhan adalah pelabuhan kelas IV.
Pelabuhan juga mendukung pembangunan dan peran serta dari masyarakat setempat.
Universitas Sumatera Utara
Sejak tahun 1980 pelabuhan Gunungsitoli dikelola secara efisien serta dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan membawa keuntungan bagi
perdagangan, perindustrian, dan hinterland tempat pelabuhan berada. Keberadaan pelabuhan ini sangat menunjang perekonomian ataupun perdagangan bagi
perkembangan Kabupaten Nias dan didukung dengan sarana transportasi darat untuk memperlancar kegiatan pelabuhan, seperti pengangkutan karet serta turun naiknya
penumpang dari kapal yang berlabuh. Pelabuhan sebagai terminal poin bagi kapal- kapal merupakan hal yang utama dan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem
ekonomi, karena fungsinya sebagai penunjang bagi perkembangan industri, perdagangan maupun pelayaran. Kontribusinya pada perekonomian negara sangat
besar. Menurut Elfrida Gultom dalam bukunya Refungsionalisasi Pengaturan
Pelabuhan untuk meningkatkan Ekonomi Nasional, ada dua hal yang disumbangkan oleh pelabuhan untuk meningkatkan perekonoian nasional yaitu :
berupa pajak-pajak atau deviden yang diberikan kepada pemerintah pusat atau daerah, demikian juga secara langsung berupa perolehan pendapatan pada jenis-jenis
usaha lain yang dapat dikelola oleh masyarakat di lokasi pelabuhan, dan bertumbuhnya usaha-usaha lain di daerah belakang hinterland
4
yang digerakkan oleh adanya aktivitas pelabuhan dan pada gilirannya akan memberikan nilai tambah
ekonomi pada daerah sekitar atau belakang pelabuhan.
5
Kegiatan ekonomi yang berlangsung di dalam maupun di luar pelabuhan Gunungsitoli sejak tahun 1980 hingga tahun 1990 memberikan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Kelurahan Pasar dan Labuhan Angin,
4
Hinterland adalah daratan atau daerah pedalaman yang langsung berbatasan dengan wilayah pantai, ataupun wilayah yang dilayani suatu pelabuhan dengan segala fasilitasnya
5
Elfrida Gultom, Refungsionalisasi Pengaturan Pelabuhan untuk meningkatkan Ekonomi Nasional, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 5-6
Universitas Sumatera Utara
di antaranya ada sebagai awak kapal, pedagang, buruh pelabuhan, karyawan dan juga pemberi jasa lainnya seperti calo
6
Pertumbuhan pembangunan bagi daerah Gunungsitoli dapat memperbaiki keadaan sarana ekonomi dan sarana sosial di daerah tersebut. Sarana-sarana yang
menjadi prioritas utama adalah perbaikan jalan, keadaan pelabuhan yang didukung berbagai sektor, fasilitas kebersihan, air minum, dan tenaga listrik. Pembangunan
yang ada merupakan prasarana yang dibuat pemerintah dalam rangka pembangunan nasional untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan bagi
masyarakat yang adil dan bijaksana. . Pada umumnya masyarakat di sekitar pelabuhan
lebih dominan mengisi lapangan pekerjaan baik itu sabagai karyawan, buruh, pedagang maupun pemberi jasa lainnya dan sebagian berasal dari luar daerah
pelabuhan. Pelabuhan Gunungsitoli memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat baik itu dalam bidang perekonomian, pendidikan serta perkembangan
pembangunan di Gunungsitoli. Pembangunan yang ada tidak terlepas dari peran aktif atau andil masyarakat Gunungsitoli dengan Pemerintah Daerah Pemda setempat.
7
Berdasarakan pemikiran di atas, penulis mencoba mengkaji permasalahan mengenai pelabuhan yang ada di Gunungsitoli dengan judul “ Perkembangan
Pelabuhan Gunungsitoli Dalam Menunjang Pembangunan di Kabupaten Nias 1980- 1990. Alasan penulis mengambil judul di atas karena tahun 1980 Pelabuhan
Gunungsitoli resmi menjadi Perusahaan Umum, yang sebelumnya merupakan Perusahaan Negara, dan beroperasi pada Pelabuhan yang baru dan pada tahun 1990
6
Calo adalah orang yang menjual tiket secara illegal.
7
Anwar Nasution, editor, Peluang dan Tantangan Pembangunan sampai 1985, Jakarta : Sinar Harapan, 1984, hal.131
Universitas Sumatera Utara
pelabuhan ini sudah mengalami perkembangan dan mempunyai peranan yang dominan dalam kegiatan perdagangan, sarana transportasi kelautan yang aman,
murah, lancar, cepat, mudah, teratur dan nyaman. Selain itu keberadaan pelabuhan Gunungsitoli memberikan pengaruh yang
sangat dominan terhadap mata pencaharian penduduk sehingga taraf kehidupan masyarakat meningkat, ini mendorong naiknya tingkat kehidupan ekonomi, sosial
masyarakat.
2. Rumusan Masalah