Timbal Pb Uraian Jeruk Nipis Adina, 2008

Architeuthis. Hewan ini dapat mencapai panjang hingga 18 m dan berat hingga 4,4 ton. Sedangkan tentakelnya dapat mencapai panjang hingga 10 meter dan diameter tubuhnya kira-kira 3,5 meter. Biasanya hewan ini hidup pada laut dengan kedalaman 300-600 meter Webber, 1991.

2.2 Pencemaran laut

Salah satu kontaminan kimia dari lautan di dunia ini adalah logam, terutama yang diklasifikasikan sebagai logam berat. Sangat sedikit dari beberapa logam yang diperlukan sebagai nutrisi penting bagi tubuh makhluk hidup, dan apabila kelebihan justru dapat bersifat racun Castro, 2005. Salah satu logam berat yang sangat mengganggu yang dibawa ke laut sebagai polutan beracun adalah logam timbal. Timbal adalah salah satu logam yang paling luas tersebar. Timbal adalah racun bagi manusia, menyebabkan gangguan saraf dan bahkan kematian. Sumber utama pencemaran laut yang menghasilkan timbal adalah sisa pembuangan dari kendaraan laut berbahan bakar timbal. Logam ini dapat sampai ke air melalui hujan dan debu. Timbal juga dapat ditemukan dari berbagai macam produk, seperti cat dan keramik, yang akhirnya terbawa ke laut Castro, 2005.

2.3 Timbal Pb

Timbal Pb adalah logam lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat, memiliki titik lebur rendah dan mudah dibentuk. Logam ini dapat digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal meleleh pada suhu 328 o C dan mendidih pada suhu 1740 o C Widowati, 2008. Timbal larut dalam HNO 3 pekat, sedikit larut dalam HCl dan H 2 SO 4 encer Vogel, 1990. Universitas Sumatera Utara Logam Pb digunakan dalam industri baterai, kabel, penyepuhan, pestisida, sebagai zat antiletup pada bensin, zat penyusun patri atau solder, dan sebagai formulasi penyambung pipa sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air rumah tangga dengan Pb Widowati,2008. Timbal bersifat toksik pada manusia, intoksikasi terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan, lewat kulit, lewat mata, dan lewat parenteral. Orang dewasa mengabsorpsi Pb sebesar 5-15 dari keseluruhan Pb yang dicerna, sedangkan anak-anak mengabsorpsi Pb lebih besar, yaitu 41,5 . Toksisitas Pb berpengaruh terhadap biosintesa hem, sistem kardiovaskuler, respirasi, syaraf, gastrointestinal, urinaria, endokrin, reproduksi, dan berperan sebagai kofaktor dalam proses karsinogenesis Widowati, 2008. Sebagian kecil Pb dieksresikan lewat urin atau feses karena sebagian terikat oleh protein. Sedangkan sebagian lagi terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut. Tingkat ekskresi Pb melalui sistem urinaria adalah sebesar 76, gastrointestinal 16, dan rambut, kuku, serta keringat sebesar 8 Widowati, 2008.

2.4 Uraian Jeruk Nipis Adina, 2008

Kerajaan : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rutales Famili : Rutaceae Genus : Citrus Universitas Sumatera Utara Spesies : Citrus aurantiifolia Swingle Sinonim : Limonia aurantifolia Christm., Limon spinosum Mill., Citrus limonia Osbeck, Citrus lima Luman, Citrus spinosissima G.F.W. Meyer, Citrus acida Roxb., Citrus aurantium Sekuesteran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Sekuesteran dapat mengikat logam dalam bentuk ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh jelek logam tersebut dalam bahan. Ligan atau sekuesteran dapat berupa senyawa organik seperti asam sitrat Meronda, 2008. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus jeruk-jerukan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat Anonim, 2010.

2.5 Asam Cuka