Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
salah satu syarat berlangsungnya upacara tersebut. Setiap tanda tersebut mengandung makna yang sangat kuat dan sakral. Tanda-tanda itu digunakan oleh setiap individu untuk
mengutarakan maksud, harapan, ide, norma-norma, dan pemikiran setiap orang kepada kedua mempelai berdasarkan tempat tinggal mereka. Setiap tanda mengandung makna
dan fungsi yang cukup kompleks yang terjalin kuat dengan masyarakat Batak Toba. Menurut Sudjiman 1992 makna adalah adanya hubungan langsung dengan
kenyataan atau referenya acuanya. Suatu tanda selalu mengandung makna, itulah yang harus dipelajari untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan dari suatu tanda. Makna
yang terkandung dalam tanda tersebut merupakan harapan dari setiap individu yang menggunakan tanda tersebut. Adapun makna dari tanda yang terdapat dalam upacara
perkawinan Batak Toba sebagai berikut.
2.2.1 Makna Ritual dan Sakral
Tanda-tanda adat-istiadat perkawinan Batak Toba merupakan bagian dari ritual religi dalam masyarakat Batak Toba, makna ritualnya suatu acara yang ditujukan kepada
kedua mempelai dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Hal ini menandakan bahwa suatu ikatan tersebut bukan hanya di depan masyarakat, tetapi di hadapan Tuhan sebagai
penciptanya. Makna tanda ritual dan sakral dalam upacara perkawinan Batak Toba dapat dilihat dalam tanda berikut:
1. cincin Makna sakral dan ritual dari adat-istiadat dapat dilihat dari adannya keyakinan
masyarakat bahwa dalam upacara ’tukar cincin’ . Dengan adannya cicin merupakan tanda
Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
bahwa mereka sudah siap menjalani rumah tangga. Tukar cincin dilakukan supaya kedua mempelai mempunyai ikatan yang suci dan sakral yang tidak bisa dipisahkan oleh siapa
pun kecuali kematian.
2. napuran Napuran merupakan benda yang didalamnya terkandung makna sakral. Napuran
tersebut mempunyai makna bahwa dengan hati yang tulus tanpa ada kebohongan dan kepura-puraan, pihak hula-hula telah memberikan berkat dan janji kepada mempelai
dihadapan Tuhan. Pemberian berkat melalui napuran merupakan suatu kepercayaan yang masih diterima oleh masyarakat pada saat upacara perkawinan Batak Toba.
3. aek sitio-tio Aek s tio-tio merupakan tanda ketulusan hati. Aek sitio-tio dikatakan juga aek
sisada dai sebab pada umumnya air putih rasanya sama. Pada upacara perjamuan dalam pesta perkawinan, masyarakat Batak Toba mengisi gelas minum pengantin dan tamunya
penuh ’gok’ dengan tujuan agar pengantin dan tamu menerima kebahagian dan berkat yang penuh dari Tuhan.
Masyarakat Batak Toba memiliki keyakinan kalau segala sesuatu tidak boleh dilakukan separuh-separuh, tetapi harus penuh atau selesai. Hal ini dapat dilihat dari cara
masyarakat Batak Toba mengisi gelas tersebut. Jadi, air putih ’aek sitio-tio’ yang diisi penuh dalam sebuah gelas mempunyai makna agar kedua mempelai menerima
kebahagiaan yang penuh dan rejeki yang bagus dari Tuhan.
Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
2.2.2 Makna Sosial