Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai suatu yang bermakna.
Jadi, sesuai dengan hipotesis bahwa semiotik mengkaji semua proses kebudayaan sebagai proses komunikasi serta merupakan suatu studi yang mempelajari tentang tanda
dan lambang yang mempunyai makna sesuai dengan pemahaman si pengirim dan si penerima.
Penelitian ini lebih menitikberatkan kepada semiotik komunikasi. Ferdinand de Saussure berpendapat semiotik komunikasi adalah tanda sebagai bagian dari proses
komunikasi. Artinya, dikatakan tanda adalah apabila seorang pengirim menyampaikan sesuatu maksud dengan menggunakan kode atau benda kepada penerima dan penerima
mengerti apa yang disampaikan oleh pengirim. Oleh karena itu, setiap tanda memberi makna atau informasi apa saja yang terkandung di dalamnya.
1.5.2 Tanda
Menurut Ferdinand de Saussure, tanda adalah suatu atau sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan
alamiah. Tanda adalah suatu informasi yang disampaikan dalam suatu referen Sobur,
2003:41. Setiap tanda mempunyai kemampuan untuk menginformasikan apa saja yang dikandungnya, kemampuan itu disebut gejala analogi linguistik semiotik. Artinya, bahwa
sesuatu tanda merupakan informasi yang terdiri dari unsur yang ditata sehingga
Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
masyarakat setempat cepat memahami dan menafsirkan apa yang disampaikan oleh tanda tersebut. Pada dasarnya tanda bertujuan untuk menyederhanakan buah pikiran atau ide-
ide untuk mempermudah komunikasi yang di dalamnya terkandung arti, nilai-nilai atau maksud tertentu. Tanda dapat dibagi kedalam tiga bagian yaitu simbol, indeks, dan ikon.
1.5.3 Bahasa Simbolik
Kata simbol berasal dari bahasa Yunani yaitu symbolos yang berarti tanda yang memberitahukan sesuatu kepada seseorang. Menurut Herusatoto Tarigan 2003:17,
bahwa kebudayaan terdiri atas gagasan-gagasan, simbol-simbol, dan nilai-nilai sebagai hasil karya dan perilaku manusia. Herusatoto menandaskan bahwa manusia itu tidak
pernah melihat, menemukan, dan mengenal dunia secara langsung, tetapi melalui berbagai simbol. Simbol merupakan wahana yang mempunyai arti tertentu yang lebih
luas dari apa yang tampil atau terlihat secara nyata. Simbol mewujudkan komunikasi hanya dengan pengamat yang mengetahui artinya. Simbol yang wujudnya tidak mirip
sama sekali dengan arti yang dimaksudkan harus dipelajari untuk dikenal.
1.5.4 Makna