Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
kekurangan selama upacara pernikahan berlangsung. Hal itu dapat dilihat dari filsafat Batak berikut:
”Lapik dohot bulung” Artinya: apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam tutur kata selama acara
berlangsung supaya terlebih dahulu dimaafkan, sehingga tidak menimbulkan dendam atau perkelahian.
Jadi, bulung pisang merupakan tanda yang mempunyai makna komunikasi antara kedua belah pihak.
3.2.4 Makna Permohonan dan Harapan
Makna tanda adat-istiadat perkawinan merupakan suatu bagian dari permohonan dan harapan yang disampaikan melalui tanda-tanda yang ada adat-istiadat yang ditujukan
kepada kedua mempelai. Makna tanda ritual tersebut dapat dilihat dalam tanda-tanda berikut:
1. ulos si torop rambu Ulos si torop rambu dalam upacara perkawinan Batak Toba merupakan tanda
yang mempunyai makna permohonan dan harapan. makna permohonan dan harapan dari ulos si torop rambu tersebut ialah supaya pengantin baru tersebut diberikan keturunan
oleh Tuhan dan supaya selalu memperhatikan filsafat-filsafat ’Dalihan Na Tolu’. Hal ini dapat dilihat dari fungsi ulos yang sebenarnya yaitu memberikan kehangatan bagi jiwa
dan raga dari orang yang menerima ulos si torop rambu tersebut. Dalam upacara perkawinan Batak Toba, pemberian ulos ’mangulosi’ secara garis
besar dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
1. ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada orang tua pengantin laki-laki sebagai ’ulos panggonggom’. Ulos panggonggom mempunyai makna
agarmenantunya tetap hidup rukun dan damai dengan orang tua pengantin laki-laki dan lingkungannya berkat pertolongan Tuhan.
2. ulos yang diberikan oleh orang tua pengantin perempuan untuk ’mangulosi’ orang tua pengantin laki-laki yang mempunyai makna penghormatan terhadap orang tua
pengantin laki-laki, dan 3. ulos yang diberikan oleh orang tua laki-laki maupun orang tua perempuan kepada
mempelai, yang bermakna kasih sayang dan doa restu dari orang tua mereka supaya mereka tetap langgeng sampai selama-lamanya.
2. boras ’sipir ni tondi’ Boras disebut juga sipir ni tondi, dalam upacara perkawinan Batak Toba adalah
tanda yang melambangkan kekuatan. Boras ’sipir ni tondi’ ini digunakan sebagi alat untuk memberkati roh ’jiwa’ kedua mempelai agar mereka tetap kuat dalam membangun
rumah tangga mereka dan menjadi penolong atau harapan bagi orang-orang di sekitarnya, sebagaimana kuatnya biji beras yang menjadi harapan dan sumber kehidupan bagi orang
banyak.
3. pisang sitonggi-tonggi Pisang sitonggi-tonggi mempunyai makna suatu pengharapan, sebagaimana
manisnya pisang tersebut begitu jugalah hendaknya kehidupan kedua mempelai. Rasa manisnya pisang diartikan sebagai suatu keharmonisan kedua mempelai. Dengan harapan
Nelli Roliska L. Gaol. Tanda -tanda dalam upacara perkawinan batak toba tinjauan semiotika. 2007 USU e-Repository©2009
agar kehidupan kedua mempelai tetap manis dan bahagia. Pemberian pisang sitonggi- tonggi dilakukan sebagai tanda bahwa berkat sudah diterima dengan harapan kedepannya
kehidupan mereka lebih baik.
4. dengke mas ’dengke simundur-undur’ Dengke simundur-undur mempunyai makna harapan dari orang tua mempelai
perempuan kepada kedua mempelai agar mereka selalu beriringan, sehati, dan sepikir dalam menjalankan roda rumah tangga mereka. Seperti sepasang ikan yang selalu
beriringan dalam mencari makanan. Demikian halnya dengan dengke simundur-undur yang diberikan kepada mempelai supaya kedua mempelai tetap seia sekata dalam segala
pekerjaan dan usaha menuju kebahagiaan dan kemakmuran, juga dengan saudara- saudaranya sehingga mereka tidak akan tergoyahkan oleh apa pun yang hendak
menghalangi langkah mereka.
3.2.5 Makna Keagungan dan Kehormatan