Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008.
USU Repository © 2009
taburkan kedalam adonan ubi yang sudah dicetak agar tidak lengket apabila ditumpuk untuk dijemur. Selain itu tepung juga ditaburkan pada
tangan pekerja agar adonan tidak lengket pada tangan pekerja.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Adapun uraian proses produksi yang terjadi dalam pembuatan kerupuk opak di UD. Putri Juna adalah sebagai berikut :
1. Proses Penerimaan
Bahan baku ubi kayu yang dibawa ke pabrik diterima di stasiun penerimaan. Ubi kayu tersebut diperoleh dari dua sumber pasokan yaitu
dari supplier yang telah bekerjasama dengan pihak perusahaan dan dari kebun milik sendiri. Satu mobil pengangkut ubi kayu berisi 11 ton ubi
kayu, sehingga cukup untuk tiga kali produksi kerupuk opak. Satu kali proses produksi kerupuk opak diperlukan 3,5 ton ubi kayu.
2. Proses Pengupasan
Daerah penerimaan bahan baku adalah juga merupakan stasiun kerja pengupasan. Ubi kayu dikupas dengan menggunakan pisau pemotong,
kedua ujung ubi terlebih dahulu dipotong dan kemudian dikupas. Selain itu pekerja bagian pengupasan menggunakan sarung tangan yang berguna
untuk melindungi tangan pekerja pada saat pengupasan. Pengupasan dilakukan oleh pekerja borongan, sistem pengupahannya yaitu jumlah ubi
Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008.
USU Repository © 2009
yang dikupas dikali dengan harga yang telah ditentukan oleh perusahaan. Ubi kayu yang sudah dikupas dimasukkan ke dalam goni untuk ditimbang.
3. Proses Pencucian
Ubi kayu yang sudah dikupas dibawa ke stasiun pencucian dengan menggunakan gerobak sorong. Pencucian dimaksudkan untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat diubi pada saat pengupasan dilakukan.
4. Proses Perebusan
Ubi kayu yang sudah dicuci selanjutnya dipindahkan ke stasiun perebusan menggunakan sekop. Satu bak perebusan berisi 2,275 ton ubi yang sudah
dikupas kulitnya. Satu kali perebusan ubi kayu memerlukan waktu 5 jam. Dimulai pada pukul 04.00 Wib dan dibongkar pada pukul 09.00 Wib.
5. Proses Pelumatan
Ubi kayu yang sudah direbus kemudian dipindahkan ke stasiun pelumatan dengan menggunakan sekop. Ubi kayu yang masih panas dimasukkan ke
dalam mesin pelumat, hal ini dimaksudkan agar ubi mudah dilumatkan, apabila ubi sudah dingin maka proses pelumatan menjadi lama. Ubi yang
dimasukkan ke mesin pelumat kemudian di tampung ke dalam baskom yang terbuat dari seng. Baskom tersebut berada di bawah pintu mesin
pelumat.
6. Proses Pengepressan
Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008.
USU Repository © 2009
Setelah ubi di lumatkan, maka hasil pelumatan dipindahkan ke stasiun pengepressan. Pengepressan dilakukan dengan memasukan dan menekan
bongkahan lumatan ubi kedalam mesin press. Penekanan dimaksudkan agar ubi yang masuk ke mesin press bisa rata dan padat sehingga hasil
produk cacat dapat diminimalkan. Pada saat pemasukkan dan penekananan ubi diatas bongkahan ubi diberi tepung agar ubi tidak lengket. Pada mesin
press juga dibalutkan plastik hal dimaksudkan agar adoanan ubi yang sudah dilumatkan tidak lengket pada saat proses pengepressan
berlangsung. Pada balutan plastik yang ada di mesin press juga diberikan minyak agar adonan ubi tidak lengket dan dapat dengan mudah lepas dari
mesin press. Hasil pengepressan dilapisi dengan plastik polybag.
7. Proses Pencetakan
Setelah ubi dipress, maka kegiatan selanjutnya adalah pressan ubi dibawa ke mesin pencetak. Pada mesin pencetak juga dilapisi plastik putih dan
diberi minyak serta ditaburi tepung. Hal ini dimaksudkan agar adonan yang akan dicetak tidak lengket. Pada mesin pencetak inilah akan
terbentuk kerupuk opak yang bulat.
8. Proses Penjemuran
Setelah ubi selesai dicetak, maka ubi dibawa ke stasiun penjemuran dengan menggunakan gerobak sorong. Penjemuran dilakukan di halaman
rumput dan terkena matahari langsung. Penjemuran dilakukan selama 5-6
Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008.
USU Repository © 2009
jam apabila sinar matahari sangat panas. Tapi apabila hari mendung atau hujan penjemuran memakan waktu 10 jam.
9. Proses Peremasan dan Pemisahan Sortasi
Setelah kerupuk opak selesai dijemur dan kering, maka kerupuk opak dibawa ke stasiun pemisahan. Pengangkutan kerupuk opak dari stasiun
penjemuran ke stasiun pemisahan dilakukan dengan menggunakan gerobak sorong. Kerupuk opak yang masih berbentuk lembaran-lembaran
dilakukan peremasan agar kerupuk opak terpisah satu sama lain. Peremasan dan pemisahan kerupuk dilakukan di meja pengayakan. Pada
meja pengayakan ini akan terpisah produk cacat yang kasar dengan yang halus. Produk cacat yang kasar akan dibuat kembali menjadi kerupuk
opak, sedangkan kerupuk opak yang halus akan dijual kepada masyarakat dan perusahaan pakan ternak untuk diolah menjadi makanan hewan ternak.
10. Proses Pengemasan Packaging
Setelah dilakukan peremasan dan pemisahan sortasi produk yang cacat dan produk yang bagus, maka produk yang bagus dimasukkan ke dalam
goni. Satu goni berisi 50 kg kerupuk opak dan di depan goni tertulis tulisan 50 kg yang ditulis dengan menggunakan spidol. Setelah kerupuk
opak ditimbang, goni diikat dengan menggunakan tali plastik. Untuk selanjutnya produk dibawa ke gudang menunggu untuk dijual.
2.4.3. Mesin dan Peralatan