Sampel Teori Pengambilan Sampel .1. Populasi

Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 Indonesia, 60 orang adalah petani. Hasil pengukuran atau karakteristik dari populasi disebut parameter yaitu untuk harga-harga rata-rata hitung mean dan untuk simpangan baku standard deviasi. Jadi populasi yang diteliti harus didefenisikan dengan jelas, termasuk didalamnya ciri-ciri dimensi waktu dan tempat.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian sampel sendiri secara harafiah berarti contoh. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut statistik yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku. Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 2. Lebih cepat dan lebih mudah. 3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam. 4. Dapat ditangani lebih teliti. Pengambilan sampel kadang-kadang merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih, tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi misalnya: 1. Meneliti air sungai. 2. Mencicipi rasa makanan didapur. 3. Mencicipi buah rambutan yang hendak dibeli. Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 diukur adalah masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja, maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya diukur orang Sunda. Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan: 1. Akurasi atau ketepatan yaitu tingkat ketidakadaan bias kekeliruan dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya bias atau kekeliruan adalah populasi. 2. Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Teknik-teknik Pengambilan Sampel Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu: 1. Random Sampling Sampel Acak Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi di sini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Jenis-jenis teknik Random Sampling: a. Simple Random Sampling Sampel Acak Sederhana Teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi di sini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu: a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi cointoss. b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan tabel Random Numbers yang Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 prosedurnya adalah sebagai berikut: a. Misalnya populasi berjumlah 300 N=300. b. Tentukan nomor setiap unit populasi dari 1 sd 300 = 3 digitkolom. c. Tentukan besar sampel yang akan diambil. Misalnya 75 atau 25 d. Tentukan skema penggunaan label random numbers. misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil 100, 175, 243, 101, bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel N = 300. Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi. Keuntungan dari random sampling adalah prosedur estimasi yang mudah dan sederhana. Kerugiannya adalah membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas sehingga biaya transportasi besar. b. Systematic Random Sampling Sampel Random Sistematik Sesuai dengan namanya, maka teknik ini memiliki satu aturan sistematis tertentu dalam penarikan sampel. Misalkan bahwa ada suatu populasi berukuran N unit, kemudian unit-unit ini diberikan nomor urut dari 1,2,…,N. Kita bermaksud memilih sampel berukuran n unit, maka kita mengambil satu unit secara acak dari k unit yang pertama dan setiap k unit sesudahnya. Secara matematis dapat ditulis: Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 n N k = Dimana: k = selang unit yang akan diambil N = jumlah populasi n = jumlah sampel Contoh: N = 1000 n = 100 maka: k= 10 Bila pada pertama kali mengambil bilangan random diperoleh angka 8, maka sampel berikutnya akan ditambah interval 10 menjadi 18, 28, 38, 48, dan seterusnya sampai n =100 Cara ini dipergunakan bila ada sedikit Stratifikasi pada populasi. Keuntungan dari Systematic Random Sampling adalah perencanan dan penggunaanya yang mudah dan sampel tersebar di daerah populasi. Sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan daftar populasi. c. Stratified Random Sampling Sampel Acak Stratifikasi Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah. Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Dalam teknik ini, sampel yang akan dipelajari mula-mula dibagi-bagi ke dalam lapisan-lapisan atau strata yang relatif homogen, sehingga keragaman dalam lapisan atau stratum lebih kecil daripada keragaman antar lapisan atau antar stratum. Atau dengan kata lain stratified sampling adalah suatu sampel yang diperoleh melalui pemisahan unit-unit populasi ke dalm kelompok yang tidak bersifat tumpang-tindih, di mana kelompok-kelompok ini disebut sebagai strata atau lapisan-lapisan dan kemudian memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum atau lapisan. Misalkan sebuah N populasi dibagi 3 strata: 1. 1500 populasi 2. 1000 populasi 3. 500 populasi Sedangkan sampel yang akan digunakan sebanyak 150 saja. Cara memilihnya: - n 1= 15003000 x 150 = 75 - n 2= 10003000 x 150 = 50 - n 3= 5003000 x 150 = 25 Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 Kemudian, dari ketiga populasi tersebut diambil sampel dengan teknik simple random sampling sesuai dengan pembagian yang telah ditentukan. d. Cluster Sampling Sampel Gugus Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen stratum A : laki-laki semua, stratum B : perempuan semua, maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Misalnya, dalam satu organisasi terdapat 100 departemen. Dalam setiap departemen terdapat banyak pegawai dengan karakteristik berbeda pula. Beda jenis kelaminnya, beda tingkat pendidikannya, beda tingkat pendapatannya, beda tingkat manajerialnnya dan perbedaan- perbedaan lainnya. Secara garis besar dapat dikemukakan langkah petunjuk untuk menggunakan teknik cluster sampling, antara lain : 1. Menetapkan kelompok-kelompok cluster yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. 2. Apabila semua cluster yang tepat telah ditentukan, maka kerangka penarikan sampel dapat berupa daftar semua cluster dalam populasi harus disusun. 3. Lakukan pemilihan sampel cluster dengan menggunakan teknik penarikan sampel acak sederhana.dirapikan. Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 Contohnya, misalkan akan dipilih siswa untuk program pertukaran pelajar antar sekolah, populasi yang akan dipilih pertama-tama dari beberapa kabupaten yang masih terbelakang, lalu populasi tersebut diperkecil lagi menjadi hanya 2 kabupaten saja yang dipilih secara acak. 2. Nonrandom Sampling Sampel tidak acak Pada nonrandom sampling setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih artinya kemungkinannya nol. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Jenis-jenis teknik nonrandom sampling: a. Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling. b. Judgment Sampling Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Misalnya untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich. Dalam program pengembangan produk product development, biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik. c. Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60 dan perempuan 40. Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua ` jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja. d. Snowball Sampling Sampel Bola Salju Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia Armensius Purba : Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Dengan Menggunakan Pendekatan Biomekanika Untuk Meminimalkan Beban Kerja, 2008. USU Repository © 2009 minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotika, para gay atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif tertutup. Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling tidak disengaja atau juga captive sample man-on-the-street Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak random. Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang objektif.

3.4. Hukum Newton