Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008.
USU Repository © 2009
dengan kondisi sosial yang pas-pasan apabila ditanamkan taraf kesadaran yang baik pada anak-anak, mak anak sering sekali memiliki nilai kemandirian yang
baik pula, sehingga mereka dengan sadar membantu meringankan beban ekonomi orangtuanya.
3. Masalah tingkat pendidikan
Salah satu kritik yang sangat tanjam terhadap pendidikan nasional adalah ketidakmampuannya membawa masyarakat untuk keluar dari lingkaran
kemiskinan. Antara pendidikan dan kemiskinan terbentuk ”lingkaran setan” karena miskin orang tidak bisa sekolah dan karena ridak sekolah orang sulit
keluar dari jembatan kemiskinan. 4.
Desintegrasi keluarga 5.
Perpindahan Penduduk dari desa ke kota dan pertumbuhan pusat industri 6.
Kondisi keluarga Kondisi kelurga yang tidak harmonis mengakibatkan terjadinya perceraian, cara
pengasuhan yang terlalu keras atau pernikahan dini, mengakibatkan kurang perwatan dan perhatian terhadap anak sehingga sebahagian anak yang merasa
ditelantarkan, akibatnya anak mencari kehidupan mereka dijalanan.
2.10. Masalah yang dihadapi oleh pekerja anak.
Sebahagian masyarakat memendang bahwa anak adalah aset ekonomi. Nilai ini ternyata mendorong sikap orangtua memperlakukan anak-anaknya sebagai aset
ekonomi yang dapat dipekerjakan untuk menambah penghasilan keluarga, anak yang
Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008.
USU Repository © 2009
pada umumnya secara fisik dan mental masih lemah, polos, rentan, tidak berdaya sering ditempatkan pada posisi yang kalah dan hanya diperlakukan sebagai 0objek,
inisiatif, ide, keinginan dan kemauan anak tidak diakui, apa yang terbaik menurut orangtua adalah yang terbaik untuk anak, akibatnya selain kemandiriannya kurang,
kratifitas juga terhambat. Sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam Konvensi Hak Anak KHA,
setiap tindakan, perbuatan, pelayanan terhadap anak harus selalu memperhatikan pendekatan nondiskriminatif, bertolak dari kepentingan anak best interest of the
child; memahami pandanagn anak hak berpartisipasi; memberi keutuhan dan peluang anak untuk mengembangkan diri, serta menanamkan kesadaran akan hak
anak, yang kelak akan berefleksi pada kewajibannya Depsos RI:1999:15 Sebelum memaparkan permasalahan yang dihadapi pekerja anak, ada
baiknya penulis menjelaskan secara ringkas tentang masalah yang dihadapi anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum.
Dalam pedoman perlindungan Ibid;1999 secara ringkas permasalahan yang dialami anak-anak Indonesia diantaranya meliputi :
1. Eksploitasi ekonomi dalam dunia kerja yang dilakukan oleh orang dewasa
seperti : eksplotasi anak-anak oleh orangtua keluarga masyarakat sebagai sumber penghasilan dengan tidak melindungi hak-hak anak disuruh mengemis,
dijual, dijadikan sumber bisnis keluarga secara tidak wajarberlebihan
Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008.
USU Repository © 2009
2. Kemiskinan dan kerawanan sosial ekonomi yang mengakibatkan anak
mengalami kekurangan gizi kalori, yodium, vitamin A, dll, busung lapar, dan terhambatnya perkembangan psikososial anak.
3. Ketelantaran yang mengakibatkan kurang atau tidak terpenuhinya dan
terjaminnya kebutuhan dasar anak sehingga kelangsungan hidup, serta tumbuh kembang anak menjadi terganggu.
4. Perlakuan salah atau tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orangtua, anggota
keluarga masyarakat. 5.
erada dalam lingkungan keluarga yang mengalami masalah sosial psikologis keluraga yang mengalami aib, dampak dari pandemic HIV, AIDS, penyakit jiwa
mental, depresi dan bunuh diri. 6.
Berada dalam situasi kelurga retakpecah disorganisasi kelurga 7.
Mengalami cacat fisik dan mental, yang dialami sejak lahir atau karena kecelakaaan bawaan atau bukan bawaan
8. Berada dalam lingkungan yang tidak layak hini baik secara fisik maupun sosial,
seperti daerah pemukiman kumuh, daerah pemukiman tuna sosial, daerah yang terisolasiterasing dan sebagainya.
9. Berada dalam situasi krisis dan membahayakan kelangsungan hidup anak serta
hak-haknya rawan, tidak trelindungi seperti berada terus-menerus dijalanan, adanya kerusuhan sosial, tindak kejahatan, perang antar negara, dan sebagainya
10. Perlakuan diskriminatif karena perbedaan gender, agama, warna kulit, etmnis,
status sosial, ekonomi, politik dan sebagainya.
Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008.
USU Repository © 2009
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa bertambahn banyaknya anak yang rawan terkena masalah sosial dan mengalami masalah sosial, merupakan akibat adri
lingkungan sosial keluarga dan masyarakat nbelum menyadari kewajiban dan tanggung jawabnya dalam melindungi hak-haknya secar optimal, disamping kondisi
struktural dan budaya sosial masyarakatnya yang belum kondusif bagi terselenggaranya pelayanan sosial bagi anak ynag berbasiskan masyarakat.
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam pembangunan yang belum peka terhadap kebutuhan dasar hak-hak anak, juga turut memberikan kontribusi terhadap munculnya
masalah sosial anak-anak usia dini. Untuk lebih spesifik, adapun permasalahan yang dihadapi oleh anak yang
bekerja sebagai penyapu angkutan umum adalah sebagai berikut : 1.
Sesama teman Anak-anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum di terminal terpadu
Amplas sangat rentan terhadap tindakan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih besar. Anak penyapu angkutan umum serimg sekali menjadi korban
kecelakaan karena berebutan menaiki angkutan yang sedang berjalan, pada saat bekerja lapangan anak sering mendapat caci maki, hinaan dari supir angkutan
umum karena dianggap mengganggu aktifitas mereka. Bahkan tidak jarang antara teman sebayapun mereka berkelahi dikarenakan berebutan menaiki angkutan
umum yang ingin menggunakan jasa mereka, dan hal yang terparah lagi apabila ada anak yang melaporkan masalah sesama mereka kepada keluarga baik ayah
atau kerabat keluarga mereka maka akan terjadi keributan dan perkelahian.
Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008.
USU Repository © 2009
2. Lingkungan kerja
Dari hasil pra penelitian yang dilakukan penulis terhadap anak yang bekerja di terminal terpadu Amplas. Penulis melihat bahwa kondisi kerja bagi anak-anak di
terminal terpadu Amplas tidak kondusif, dimana anak anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum rentan terhadap polusi asap kendaraan bermotor, abu
jalanan dari pembangunan jembatan layang fly over, kecelakaan lalulintas akibat mereka berdiri di persimpangan jalan menuju terminal untuk menawarkan jasa
mereka, menaiki angkutan umum yang sedang berjalan, berebutan dengan teman lainnya dan sebagainya, yang sangat membahyakan jiwa dan perkembangan
mereka 3.
Dengan kelompok lain Pekerjaan sebagai penyapu angkutan umum yang sangat beresiko tersebut
diperparah dengan adanya interaksi mereka dengan kelompok lain, dimana biasanya anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum tersebut memiliki
kelompok tersendiri dalam menggeluti pekerjaannya, yang mempunyai aturan tersendiri sehingga sering terjadi perkelahian antar kelompok atau individu dalam
kelompok. Aksi premanisme juga sering dialami anak-anak yang bekerja sebagai penyapu angkutan umum yang dilakukan oleh orang dewasa dari mereka,
misalnya pemalakan, pemukulan dan lain sebaginya.
2.11. Defenisi Konsep