Masalah-masalah kesejahteraan sosial Kesejahteraan Anak

Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosial mereka, tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode- metode dengan maksud agar supaya kemungkinan individu-individu, kelompok- kelompok maupun komunitas-komunitas memenuhi kebutuhan-kebutuhan dengan memecahkan masalah. Penyesuaian mereka terhadap perubahan pola masyarakat serta melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi sosial. Sumarnonogroho, 1987:32

2.8.2. Masalah-masalah kesejahteraan sosial

Jenis masalah kesejahteraan sosial adalah : 1. Ketergantungan ekonomi 2. Ketidaksesuaian menyesuaikan diri 3. Kesehatan yang buruk 4. Kurang atau tidak adanya pengisian waktu senggang atau rekreasi 5. Kondisi sosial penyediaan dan pengelolaan pelayanan sosial yang kurang atau tidak baik Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009

2.8.3 Kesejahteraan Anak

Menurut UU RI. No. 41974, ayah yang bertugas mengurus keluarga dan memegang peranan penting untuk menciptakan ”kehangatan” dalam keluarga yang salah satu fungsi pokoknya adalah menyiapkan anak untuk hidup dalam masyarakat Media informasi 150:22 Di dalam pasal 1 UU No.41974 tentang kesejahteraan anak, ditentukan bahwa anak adalah seorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum kawin pasal 1 ayat 2, sementara itu kesejahteraan anak adalah ”suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial” UU RI No.41979. bab 1 pasal1 Prof Dr. Singgih D. Gunarsa menyatakan bahwa ”anak membutuhkan orang lain bagi perkembangannya dan orang lain yang paling pertama dan utama bertanggung jawab adalah orangtuanya sendiri ” orangtualah yang bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi anak. Singarimbun:104. Pendapat tersebut memperkuat pernyataan tentang hak-hak anak dan ketentuan yang terkandung dalam UU RI No. 41974 seperti tercantum dalam bab III mengenai tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Pasal 2 UU RI No. 41974 yang mengatur kesejahteraan anak menyebutkan hak-hak anak sebagai berikut: Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 1. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar. 2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna 3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar. Pertumbuhan dan perkembangan secara wajar bagi si anak memiliki makna yang besar karena pengertian itu terpaut masalah pokok anak. Dari pengertian ini dapat dikemukakan tentang kesejahteraan anak lazimnya berhubungan dengan : a. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat rohani bagi anak sehubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan secara wajar melalui asuhan keluarga atau orangtuanya sendiri misalnya kesempatan memperoleh pendidikan, rekreasi dan bermain. b. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat jasmani fisik seperti cukup gizi, pemeliharaan kesehatan dan kebutuhan fisik lainnya. Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 Membicarakan kebutuhan pokok manusia tidak terlepas dari aspek jasmaniah dan rohaniah. Manusia membutuhkan makanan, tempat tinggal, air, udara dan pemeliharaan kesehatan disamping kebutuhan rohaninya. Golongan kebutuhan dasar inipun seperti penentuan kriteria kesejahteraan memang sangat sulit, sebab cenderung subjektif. Meskipun kita mempunyai kebutuhan rohani yang sama tetapi setiap manusia adalah ”unik” dan berbeda satu dengan yang lainnya. Meskipun begitu di bawah ini beberapa rumusan pokok kebutuhan dasar manusia antara lain : 1. Elishabeth Nichold mengemukakan 4 dasar kebutuhan manusia yaitu : kebutuhan kasih sayang, kebutuhan untuk merasa aman, kebutuhan untuk mencapai sesuatu dan kebutuhan untuk diterima keluarga. 2. Larird Laird mengelompokkan 5 kebutuhan dasar manusia yaitu : kebutuhan hidup, kebutuhan merasa aman, kebutuhan bertingkah laku, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan untuk melakukan pekerjaan yang disenangi. 3. Abraham H. Maslow menyebutkan 5 macam kebutuhan dam menyusunnya dalam skala prioritas sebagai berikut : a. Kebutuhan pokok fisiologis b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan dari bahya luar c. Kebutuhan akan cinta, kemesraan dan aktivitas sosial d. Kebutuhan mewujudkan diri mencapai sesuatu. Sumarnonugroho,1991:6 Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan akan bahan makanan, perumahan, sandang serta barang-barang dan jasa seperti pendidikan, kesehatan dan partisipasi. Mulyanto :300 Dari uraian di atas tentang bentuk-bentuk kebutuhan hidup amnusia maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan tersebut dapat digolongkan atas tiga bagian yakni : 1. Kebutuhan hidup fisiologis atau biologis Kebutuhan hidup fisiologis atau biologis termasuk di dalamnya rasa lapar, haus, kantuk, kebutuhan pernapasan dan kenikmatan 2. Kebutuhan sosial psikologis. Yang termasuk kebutuhan sosial psikologis termasuk kebutuhan untuk diakui dan dihargai oleh orang lain, disamping itu untuk merasa puas karena dapat mewujudkan diri dan mencapai sesuatu, kebutuhan perlakuan adil, perasaan aman dan tentram dari ancamanbahaya luar yang ada hubungnnya dengan kebutuhan fisiologis 3. Kebutuhan religius Kebutuhan religius adalah segala sesuatu yang mengukur hubungan manusia dengan Tuhan. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut bukan hanya memerlukan sarana fisik dan mental tetapi juga non material, misalnya kebutuhan perasaan aman Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 tentaram dipenuhi dengan sarana yang berupa kesadaran tanpa kejahatan dan tanpa bencana. Demikian juga kebutuhan religius bidsa dipenuhi dengan sarana yang memadai yang dapat disediakan atau ”kekuatan” sendiri, maka sejahteralah dia. Kata atas ”kekuatan” senndiri bukanlah berarti bahwa setiap orang harus menghasilkan sendiri semua sarana tersebut, tetapi artinya setiap orang memiliki pendapatan sendiri yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Kata sejahtera hanyalah satu kata saja, namun seperti yang telah diutarakan di atas bahwa untuk menentukan kesejahteraan sangatlah sukar karena kesejahteraan tersebut sangatlah relatif. Sulit untuk menentukan apakah si A tidak sejahtera sementara yang bersangkutan merasa keadaan yang dialaminya tidak mengganggu dirinya, yang tahu apakah orang itu sejahtera atau tidaknya hanya orang yang bersangkutan sendiri, jadi kita dapat saja bertolak dari rasa masing-masing orsng tersebut. Dalam praktik peranan pekerja sosial dalam penanganan masalah pekerja anak, menurut pandangan Zastrow, setidak-tidaknya ada tujuh peranan yang dilakukan oleh pekerja sosial dalam penanganan masalah anak yaitu : 1. Advocate Peranan advocate dalam pengorganisasian masyarakat dicangkok dari profesi hukum. Peran ini merupakan peran yang aktif dan terarah direktif, dimana Comunity Worker menjalankan fungsi sebagai Advocate yang mewakili kelompok masyarakat yang membutuhkan suatu bantuan layanan, tetapi institusi Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 yang seharusnya memberikan bantuan layanan tersebut tidak memperdulikan bersifat negatif ataupun menolak keinginan warga. 2. Activist Seorang activist, seorang comunity worker melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dan sering kali tujuannya adalah penglihatan sumber daya ataupun kekuasaan power pada kelompok yang kurang mendapat keuntungan disanvantage group. Seorang activist memperhatikan isu-isu tertentu, seperti dengan hukum yang berlaku ketidaksesuaian injustice, ketidakadilan inequity dan perampasan hak. Seorang activist biasanya mencoba menstimulasikan kelompok-kelompok yang kurang diuntungkan tersebut untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang ada menjadi penekan. Taktik yang biasa mereka lakukan adalah melalui konflik, konfrontasi misalnya demonstrasi dan negoisasi. 3. Educator Dalam menjalankan peran sebagai pendidik educator, pekerja sosial diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja sosial harus mampu berbicara di depan publik untuk menyampaikan informasi mengenai beberapa hal tertentu, sesuai denagn bidang yang ditanganinya. Adi, ,1994:24- 26 4. Enabler Sebagai Enabler seorang pekerja sosial membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan kebutuhan mereka; mengidentifikasi masalah mereka, dan Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara efektif. Peran sebagai Enabler ini adalah peran klasik dari seorang comunity worker ataupun comunity organizer. Fokusnya adalah help people organize to help themselves. 5. Broker Seorang Broker berperan dalam menghubungkan individu atupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat comunity service, tetapi tidak tahu dimana dan bagaiman mendapatkan bantuan tersebut. Broker dapat dikatakan menjalankn peran sebagai mediator yang menghubungkan pihak yang satu klien dengan pihak pemilik sumber daya. 6. Expert Dalam kaitan peranan seorang comunity worker sebagai tenaga ahli Expert, ia lebih banyak memberikan advis saran dan dukungan informasi dalam berbagai area. Seorang Expert harus sadar bahwa usulan dan saran yang ia berikan bukanlah mutlak yang harus dijalankan masyarakat, tapi usulan dan saran tersebut lebih merupakan gagasan untuk bahan pertimbangan masyarakat ataupun organisasi dalam masyarakat tersebut. 7. social Planer Seorang perencana sosial mengumpulakan data mengenai masalah sosial yang terdapat dalam masyarakat tersebut, menganalisanya dan menyajikan alternatif tindakan yang rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba alternatif sumber pendanaan, dan Febrina Adriyani : Tinjauan Tentang Pekerja Anak Di Terminal Amplas Studi Kasus Anak yang Bekerja Sebagai Penyapu Angkutan Umum di terminal Terpadu Amplas, 2008. USU Repository © 2009 mengembangkan konsensus dalam kelompok yang mempunyai berbagai minat ataupun kepentingan.

2.9. Faktor-faktor Anak Bekerja