tersebut akan menjadi potensi yang menarik dengan perbedaan yang dimiliki, serta menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, merasakan
pengalaman wisata yang berbeda, mendapatkan pengetahuan seputar sistem pertanian karet dan kelapa sawit yang menjadi komoditi andalan hasil pertanian di
Indonesia yang telah mendunia.
4.1.8 Strategi Pemasaran Pariwisata
Pariwisata menjadi bagian dari ruang wilayah suatu daerah, sehingga upaya pengembangan pariwisata menjadi bagian dari pengembangan daerah.
Upaya pengembangan pariwisata tidak terlepas dari sistem pemasaran pariwisata sebagai upaya untuk menarik wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.
Sebagai contoh strategi pemasaran ekowisata yang menerapkan wisata berbasis masyarakat yaitu objek wisata Tangkahan yang terletak dipinggiran Taman
Nasional Gunung Leuser TNGL, yang berjarak sekitar 105 km dari kota Medan. Pengembangan pariwisata tangkahan berawal dari kesadaran masyarakat untuk
mengembangkan daerah mereka menjadi kawasan wisata, yang berawal dari kesadaran akan kesalahan dan kerusakan hutan yang terjadi akibat dari kegiatan
pembalakan kayu ilegal dari dalam kawasan Leuser hutan yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk memperoleh penghasilan. Masyarakat setempat
kemudian sepakat membentuk Lembaga Pariwisata Tangkahan LPT yang menjadi lembaga lokal yang bergerak dalam sistem kolaborasi yang bekerjasama
dengan lembaga lain sebagai upaya pengembangan dan pemasaran pariwisata tangkahan gabar 4.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18 Kondisi wisata tangkahan dan aktivitas yang dilakukan
Sumber: www.gunung leuser.or.id
Bentuk kerjasama yang dilakukan LPT dengan beberapa lembaga yang merupakan steakholder yaitu dengan tujuan memperoleh dukungan penuh untuk
menjalankan program-program LPT untuk mewujudkan pengembangan kawasan ekowisata yang menjadi kawasan konservasi dan daerah tujuan wisata, melakukan
kerjasama dalam bentuk monitoring hutan dan sebagai penyedia paket wisata dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat di kawasan
ekowisata. Selain melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai lembaga dan steakholder, LPT melakukan penyusunan dan penetapan kebijakan ekonomi
yang dibahas dalam suatu rapat, yang kemudian menghasilkan pembentukan Badan Usaha Milik Lembaga BUML. Salah satu BUML dari pariwisata
tangkahan yang telah berdiri adalah Community Tour Operator CTO, yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola seluruh produk, marketing dan
managemen perjalanan wisatawan di kawasan ekowisata Tangkahan dengan penerapan prinsip satu pintu. Salah satu upaya promosi pariwisata tangkahan yaitu
melalui media internet http:lembagapariwisatatangkahanlpt.blogspot.co.id yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Lembaga BUML.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian pada pertengahan tahun 2006 membangun visitor center tangkahan, sebagai upaya untuk mengelola kunjungan wisatawan yang datang
dengan membukukan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung. Dan hingga tahun 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke wisata tangkahan
mencapai 16.430 kunjungan BPS 2015.
Gambar 4.19 Visitor Center Tangkahan yang dibangun tahun 2006
Sumber: www.gunung leuser.or.id
Strategi pemasaran pariwisata tangkahan dengan membentuk Badan Usaha Milik Lembaga BUML, memiliki departemen yang bergerak sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Penerapan strategi pemasaran pada pariwisata tangkahan dengan konsep pengembangan ekowisata yang berbasis masyarakat,
dapat dinilai sudah cukup berhasil. Dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Keterlibatan masyarakat dalam program
pengembangan pariwisata tangkahan belum sepenuhnya dapat menarik partisipasi masyarakat secara merata. Meski demikian, upaya Badan Usaha Milik Lembaga
BUML dalam memasarkan pariwisata tangkahan dapat dinilai telah berhasil menarik kunjungan wisatawan, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara.
Sebagai contoh lain wisata dengan arah pengembangan wisata alam di Indonesia yaitu pada wisata Bali Pulina. Konsep pengembangan wisata Bali
Pulina adalah penggabungan antara agrowisata dan trend coffeeshop yang
Universitas Sumatera Utara
menjadikan keunikan pada tempat tersebut. Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati kopi yang tersedia, tetapi juga dapat ikutserta untuk membuat kopi
yang diproduksi dengan cara tradisional, mulai dari penanaman, roasting, sampai pengemasan, semuanya dapat diproduksi sendiri oleh Bali Pulina.
Gambar 4.20 Wisata Bali Pulina
Sumber: www.wisatabali.info
Wisata Bali Pulina dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat desa setempat, yaitu masyarakat Banjar Pujung Kelod, Tegallalang, Kec. Gianyar, Bali.
Dan berdiri sejak tahun 2011. Keunikan yang mereka jual yaitu pengolahan kopi luwak yang sudah sangat terkenal, terutama bagi para pecinta kopi serta
keindahan panorama alamnya. Sebagai strategi pemasaran wisata yang dilakukan yaitu dengan
pemanfaatan media internet. Banyak media pemasaran wisata yang dapat menjadi tempat untuk mempromosikan destinasi wisata Bali, diantaranya yaitu melalui
website Dinas Pariwisata Bali www.disparda.baliprov.go.id, Dinas Kebudayaan
Universitas Sumatera Utara
Bali www.disbud.baliprov.go.id, situs TripAdvisor dan masih banyak lagi. Strategi pemasaran melalui media internet semakin banyak dipilih untuk
memasarkan dan mempromosikan destinasi wisata dengan harapan akan menarik wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dari dua contoh strategi pemasaran pariwisata sebelumnya, peneliti kemudian menyimpulkan bahwa strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada
pengembangan pariwisata di Desa Simonis yaitu dilakukan dengan upaya sebagai berikut:
- Membentuk lembaga lokal sebagai wadah masyarakat untuk menyusun
program dan perencanaan pengembangan pariwisata di daerah. -
Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan melakukan kolaborasi untuk menjalankan program untuk pengembangan dan promosi wisata.
- Membentuk suatu Badan Usaha Milik Lembaga BUML, sebagai strategi
ekonomi yang bertanggungjawab mengelola seluruh produk, marketing dan managemen perjalanan wisatawan,
- serta melakukan promosi wisata untuk menarik kunjungan wisatawan melalui
media internet, dengan memanfaatkan website resmi yang dimiliki pihak pemerintah daerah, untuk memudahkan akses dan promosi wisata daerah.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan 30 responden yang dipilih, terkait sumber daya potensial desa Simonis yang dapat dikelola dan
dikembangkan, serta seberapa besar tingkat potensi partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan desa menjadi tujuan wisata, penulis merangkum beberapa
hal yang menjadi penemuan dalam penelitian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Rangkuman Analisa dan Pembahasan
Potensi Partisipasi Masyarakat
Srategi Pengembangan Pariwisata
4.1 Sungai