sosial pariwisata pada masyarakat setempat. Latar belakang sosial dan budaya masyarakat yang beragam, akan menimbulkan beragam sikap serta cara
masyarakat dalam menyikapi keberadaan pariwisata di kehidupan mereka. Pengembangan potensi sumber daya yang ada di Desa Simonis untuk menjadi
objek wisata,
semestinya dengan
perencanaan yang
matang dan
mempertimbangkan aspek kemasyarakatan, sehingga dalam konsep maupun arah pengembangannya masyarakat akan menjadi penggerak dari kepariwisataan itu
sendiri dan sesuai dengan keinginan pasar yang potensial.
2.2 Daya Tarik Orang Berwisata
Perkembangan pariwisata harus memiliki sesuatu yang dapat dinikmati bagi pengunjung yang datang, yang menjadikan daya tarik bagi orang-orang untuk
mengunjungi suatu tempat, merupakan salah satu aspek pembentuk pariwisata Yoeti, 1985. Motivasi perjalanan wisata yang dilakukan seseorang tentu
berbeda-beda, begitu juga dengan motivasi mengapa berkunjung pada suatu daerah, dan diantaranya dengan tujuan untuk menyaksikan hasil kebudayaan,
kesenian, adat istiadat atau kebiasaan hidup masyarakat, menikmati keindahan alam atau untuk melakukan kegiatan olahraga Yoeti, 2005. Salah satu yang
menarik minat wisatawan untuk berwisata yaitu adanya objek wisata yang terdapat pada suatu tempat, serta sumber daya potensial baik itu dari aspek sosial
budaya maupun sumber daya alamnya. Menurut Yoeti 1985 bahwa segala sesuatu yang dapat menarik minat
orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu merupakan daya tarik wisata. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, daya
Universitas Sumatera Utara
tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Pendapat serupa juga disampaikan oleh Pendit 1999 bahwa objek wisata yang menarik adalah sesuatu
yang dihubungkan dengan keindahan alam, kebudayaan dan sejarah. Sedangkan Hakim 2004 berpendapat bahwa sumber daya alam merupakan bagian dari
atraksi dalam dimensi unsur wisata, dimana atraksi alam berupa bentangan pantai berpasir putih, air terjun, padang rumput dan pegunungan, hutan, sungai, gua,
fauna, dan lainnya merupakan objek utama yang menjadi andalan sebagai destinasi tujuan wisata. Adanya potensi keindahan alam serta sumber daya
potensial dari sektor pertanianperkebunan yang melimpah di Desa Simonis, menjadi potensi yang apa bila dikelola dengan tepat dan program yang jelas akan
dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata dengan pengembangan sektor pertanian menjadi ekowisata.
Bagi kepariwisataan, objek dan daya tarik wisata merupakan hal yang mendasar, yang memiliki hubungan sangat erat terhadap adanya motivasi dan cara
perjalanan, karena pada dasarnya wisatawan ingin mengunjungi serta memperoleh suatu pengalaman tertentu ketika melakukan kunjungan pada suatu daerah
Marpaung,2002. Adanya suatu bentuk kegiatan yang ditawarkan bagi pengunjung yang datang sehingga dapat melakukan suatu aktivitas saat
mengunjungi suatu tempat, juga merupakan aspek pembentuk pariwisata Yoeti, 1985. Menurut Marpaung 2002 bahwa adanya daya tarik wisata merupakan
aktifitas dan fasilitas yang saling berhubungan, serta dapat menimbulkan minat
Universitas Sumatera Utara
pengunjung untuk datang pada suatu daerah tertentu, dan daya tarik yang belum dikembangkan hanya akan menjadi sumber daya potensial dan belum dapat
dikatakan sebagai sumber daya tarik wisata, sampai adanya upaya tertentu yang dilakukan untuk mengembangkan daya tarik tersebut. Dengan demikian, potensi
yang tidak dikelola dengan tepat dan terencana belum dapat dikatakan sebagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata memiliki banyak jenis dan sistem klasifikasi
daya tarik yang digunakan juga terbagi dalam berbagai macam. Klasifikasi daya tarik wisata secara garis besar terbagi menjadi tiga yaitu: 1 Daya tarik alam, 2
Daya tarik budaya, dan 3 Daya tarik buatan manusia Marpaung, H. 2002. Jenis objek dan daya tarik tersebut kemudian dibagi kedalam dua kategori saja, yaitu: 1.
Objek dan daya tarik wisata alam; 2. Objek dan daya tarik wisata sosial budaya Marpaung, H. 2002. Objek dan daya tarik wisata alam yang juga disebut sebagai
ekowisata, merupakan kegiatan wisata yang memperhatikan sumber daya pariwisata, yang kemudian dapat dilihat dari tiga perspektif, yaitu: pertama,
ekowisata sebagai produk; kedua, ekowisata sebagai pasar; dan ketiga, ekowisata sebagai pendekatan pengembangan Damanik dan Weber, 2006.
Dilihat dari potensi terbesar yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Desa Simonis khususnya, sumber daya alam merupakan sumber daya
yang potensial untuk dikembangkan. Upaya masyarakat selama ini untuk mengembangkan objek daya tarik wisata yang terdapat di Desa Simonis yang
salah satunya adalah pengelolaan sungai sebagai objek daya tarik yang dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi wisata tersebut, dapat dikategorikan
sebagai bentuk objek wisata alam, yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
desa setempat. Pemanfaatan sumber daya potensial yang terdapat di Desa, dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pengelola yang memiliki dan
memperoleh hasilnya, merupakan upaya positif agar masyarakat juga turut peduli dengan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam yang ada. Selain itu, sumber
daya yang dikelola dengan tepat akan menjadi daya tarik orang-orang untuk datang. Sehingga adanya suatu objek daya tarik pada suatu tempat, merupakan
modal yang paling penting terhadap pengembangan kawasan tersebut.
2.3 Rencana Pengembangan Wisata