desa setempat. Pemanfaatan sumber daya potensial yang terdapat di Desa, dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai pengelola yang memiliki dan
memperoleh hasilnya, merupakan upaya positif agar masyarakat juga turut peduli dengan lingkungan dan kelestarian sumber daya alam yang ada. Selain itu, sumber
daya yang dikelola dengan tepat akan menjadi daya tarik orang-orang untuk datang. Sehingga adanya suatu objek daya tarik pada suatu tempat, merupakan
modal yang paling penting terhadap pengembangan kawasan tersebut.
2.3 Rencana Pengembangan Wisata
Adanya kegiatan masyarakat Desa Simonis dalam mengelola dan mengembangkan objek daya tarik wisata yang terdapat di daerah mereka dengan
memanfaatkan potensi sungai sebagai objek wisata, merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk dapat mengembangkan wisata di desa. Hal tersebut
memiliki potensi yang cukup baik sebagai langkah untuk dapat melaksanakan rencana pengembangan pariwisata, dengan strategi dan perencanaan yang lebih
terencana dan terarah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Dalam mengembangkan suatu perancangan, masyarakat akan turut berpartisipasi jika
mereka diikutsertakan
dalam proses
perancangan. Partisipasi
harus memberdayakan masyarakat sebagai penentu dalam tahapan-tahapan proyek,
sekaligus membelajarkan masyarakat untuk memiliki tanggungjawab, komitmen dan hasil maupun resiko yang mungkin dicapai melalui proyek Damanik dan
Weber, 2006. Jika masyarakat desa setempat dilibatkan dalam suatu perencanaan pengembangan, hal tersebut tentu akan memperoleh respon yang positif dari
masyarakat, bila program yang direncanakan dalam pengembangan desa memiliki
Universitas Sumatera Utara
keuntungan yang dapat dirasakan secara nyata dan langsung oleh masyarakat desa setempat.
Menurut Devarani Basau 2009, terdapat dua penentu kebijakan yang akan mempengaruhi perkembangan suatu daerah, yaitu penentu kebijakan primer,
merupakan masayarakat yang memiliki pengaruh besar dan berhubungan langsung dengan program yang dikembangkan, serta penentu kebijakan sekunder,
merupakan pemerintah dan organisasi terkait. Antara penentu kebijakan primer dan penentu kebijakan sekunder, memiliki perbedaan persepsi dan peranan dalam
mengelola pengembangan suatu kawasan. Perencanaan pengembangan desa simonis menjadi tujuan wisata, yang mengarah pada pengembangan ekowisata,
dengan cara konservasi dan budidaya yang bertujuan untuk pelestarian lingkungan, masyarakat desa tentu lebih memahami terkait kondisi lingkungan
tempat mereka tinggal, sehingga keterlibatan masyarakat sangat penting. Perencanaan, pengembangan, serta pemasaran suatu destinasi atau kawasan yang
menjadi daerah tujuan wisata, yang mana kawasan tersebut dapat merupakan suatu provinsi, kabupaten, kecamatan bahkan suatu desa, memerlukan kerjasama
yang erat dari pihak pemerintah, perencana fisik, arsitek, analisis finansial, dan investor, juga dapat membutuhkan pakar ekonomi, sosiologi, purbakala, dan
banyak professional
lainnya Hadinoto,
1996. Dalam
perencanaan, pengembangan, serta pemasaran suatu destinasi wisata sangat mebutuhkan
kerjasama maupun dukungan yang baik dengan berbagai pihak. Jika masyarakat secara bersama-sama mulai menimbulkan kesadaran diri untuk ikut berpartisipasi
Universitas Sumatera Utara
dalam pengembangan desa, hal tersebut tentu akan memudahkan dalam pengelolaan dan pengembangan potensi desa.
Menurut Hadinoto 1996, ada lima komponen dalam sistem pariwisata, yaitu: Atraksi Wisata; Promosi dan Pemasaran; Pasar Wisata masyarakat
pengirim wisata; Transportasi; dan Masyarakat Penerima Wisatawan yang menyediakan keperluan serta pelayanan jasa yang dapat mendukung wisata.
Berikut adalah diagram alur sistem perencanaan pariwisata menurut Hadinoto 1996,
Gambar 2.1 Diagram Sistem Perencanaan Wisata
Sumber: Hadinoto, 1996
Ketersediaan fasilitas dan aksesbilitas yang memadai juga menjadi bagian dari aspek pembentuk pariwisata. Menurut Pendit 1999, segala sesuatu sarana
dan prasarana yang disediakan oleh tempat wisata merupakan bentuk fasilitas, sedangkan aksesbilitas mencakup bagaimana fasilitas transportasi yang tersedia
3. Masyarakat pasar - perhatian terhadap perjalanan wisata
- kemampuan untuk melakukan perjalanan wisata
2. Informasi Promosi 2. Transportasi
Volume dan kualitas semua media 1.
Atraksi Pengembangan sumber daya wisata untuk
kepuasan pengunjung berkualitas
5. Pelayanan Variasi dan Kualitas Makanan,
Akomodasi, Dan Produksi
Universitas Sumatera Utara
untuk membawa wisatawan pada daerah wisata yang akan dikunjungi, serta kemudahan wisatawan untuk menuju tempat wisata.
Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat erat kaitannya terhadap prinsip konservasi, yang dalam pengembangannya juga menggunakan
strategi konservasi, sehingga ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan kelestarian ekosistem pada areal yang masih alami Fandeli
Mukhlison, 2000. Sedangkan Yoeti 1996 berpendapat bahwa ekowisata merupakan kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan. Penerapan
ekowisata sebagai konsep pengembangan pariwisata pada suatu daerah merupakan bentuk kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, sehingga dengan
pengembangan yang dilakukan tidak akan merusak kelestarian ekosistem pada lokasi yang dikembangkan.
Hal yang penting untuk diperhatikan bahwa pada pengembangan suatu daya tarik wisata yang potensial, terlebih dahulu harus melakukan penelitian,
inventarisasi, serta evaluasi sebelum dikembangkan suatu area tertentu sebagai fasilitas wisata. Pentingnya hal tersebut dilakukan agar perkembangan daya tarik
wisata yang ada dapat disesuaikan, serta menentukan pengembangan yang tepat juga sesuai dengan keinginan pasar potensial Marpaung, 2002. Dengan
demikian perkembangan pariwisata pada suatu daerah akan berjalan berkelanjutan jika pengunjung yang datang merasa puas dengan wisata yang disuguhkan serta
fasilitas yang disediakan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pemanfaatan Desa Sebagai Tujuan Wisata