7
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara hukum. Hal ini tertuang dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu dalam pasal
1 ayat 3 , “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
1
Sebagai negara hukum, maka semua warga negara Indonesia wajib mematuhi hukum yang berlaku di
Indonesia yang dituangkan dalam berbagai peraturan-peraturan. Atas kewajibannya untuk mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di
Indonesia, seluruh warga negara Indonesia memiliki hak-hak tertentu sesuai kodratnya sebagai manusia. Hal tersebut juga tercantum dalam konstitusi negara
Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara Indonesia didirikan dengan tujuan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai negara hukum yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum, setiap kegiatan
disamping harus diorientasikan pada tujuan yang hendak dicapai juga harus didasarkan pada hukum yang berlaku sebagai aturan kegiatan kenegaraan,
pemerintahan, dan kemasyarakatan. Dalam tujuan negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tersebut
diatas terkandung makna bahwa negara berkewajiban memberikan pelayanan- pelayanan kepada setiap warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhannya
sebagai manusia. Untuk melindungi hak-hak setiap warga negaranya, pemerintah
1
Pasal 1 ayat 3 diatas merupakan hasil amandemen ketiga Undang-undang Dasar 1945 yang diamandemen pada tahun 2001.
Universitas Sumatera Utara
8
harus memberikan pelayanan-pelayanan atas hak-hak warga negaranya dengan baik agar terwujud cita-cita bangsa dan terbentuk negara yang sejahtera. Adanya
hak dan kewajiban yang disandang oleh warga negara berkaitan dengan kodrat manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Pertumbuhan penduduk dalam suatu negara akan menuntut pemerintahnya untuk mampu menyedikan berbagai sarana dan pemenuhan hajat hidup bagi
rakyatnya. Memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan kewajiban yang paling fundamental bagi pemerintah di suatu negara. Kewajiban negara melalui
pemerintahnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakatnya, terutama pada negara yang menganut paham “welfare state” seperti halnya Indonesia.
Sebagai konsekuensi dari konsep tersebut, negara dituntut untuk berperan lebih jauh dan melakukan campur tangan terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan. Dalam proses pemberian pelayanan, pemerintah berperan sebagai katalisator
yang dapat mempercepat suatu proses agar sesuai dengan apa yang seharusnya. Namun demikian, bukan berarti rakyat sebagai warga negara lantas meninggalkan
partisipasinya dalam urusan ini. Dalam hal ini pemerintah merupakan pemegang otoritas kebijakan publik yang harus memainkan peranan penting untuk
memotivasi kegaiatan dan partisipasi masyarakat melalui penyediaan berbagai fasilitas, bagi perkembanagan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dalam upaya melaksanakan kegiatan pembangunan baik ditingkat nasional maupun daerah.
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi yang diberikan pada daerah tingkat
Universitas Sumatera Utara
9
provinsi dan tingkat kabupatenkota. Sebagai daerah otonom, pemerintah daerah yang terdiri dari tingkat provinsi dan tingkat kabupatenkota mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakat
berdasarkan prinsip
keterbukaan, menggerakkan
partisipasi masyarakat, dan pertanggung jawaban kepada masyarakat.
Bagi pemerintah daerah Pemda yang memiliki tugas dalam pengelolaan pemerintahan daerah, maka substansi otonomi daerah sangat penting karena
reformasi dalam sistem pemerintahan di daerah tentang pembangunan ekonomi dapat dilihat dalam aspek sistem pengaturan kebijakan, politik, dan keuangan
yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota dan kabupaten. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerah masing-masing. Otonomi daerah yang diberikan kepada daerah-daerah otonom dapat
memaksimalkan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakatnya. Pemberian pelayanan publik yang dilakukan pemerintah
khususnya pemerintah daerah adalah dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
2
Undang-Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 1 angka 6.
Universitas Sumatera Utara
10
masyarakat serta dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan publik memiliki kebutuhan dan harapan yag besar pada kinerja penyelenggara pelayanan publik.
Semua pemerintah daerah dituntut untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin demi terciptanya kesejahteraan masyarakat. Manajemen pelayanan
publik di era otonomi daerah ini akan semakin mempermudah pemerintah daerah untuk
melakukan upaya
perbaikan layanan.
Melalui instansi-instansi
pemerintahan dan perusahaan-perusahaan daerah yang ada di suatu daerah dapat membantu mewujudkan hal tersebut dengan lebih efisien. Misalnya saja pada
pemerintah Kota Binjai. Pemerintah Kota Binjai terdiri dari beragam instansikantor yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakatnya, misalnya Kantor Pelayanan Terpadu Kota Binjai, Kantor Pertanahan Kota Binjai, Perusahaan Daerah Air
Minum PDAM Tirta Sari Kota Binjai, Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai PD. Angkutan Kota Binjai, dan lain sebagainya.
Perusahaan daerah menjadi salah satu prajurit yang bertugas memberikan pelayanan semaksimal mungkin, tak terkecuali di Kota Binjai. Di Kota Binjai
sendiri terdapat 2 Perusahaan Daerah PD yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah BUMD Kota Binjai yang berperan secara aktif dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat Kota Binjai. Kedua perusahaan daerah tersebut adalah Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Sari Kota Binjai dan
Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai PD. Angkutan Kota Binjai. Sesuai dengan nama perusahaannya, Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirta Sari
Universitas Sumatera Utara
11
Kota Binjai adalah perusahaan milik daerah Kota Binjai yang bergerak dalam distribusi air bersih untuk masyarakat Kota Binjai. Sementara perusahaan daerah
Kota Binjai lainnya adalah Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai PD. Angkutan Kota Binjai adalah perushaan daerah yang bergerak dalam bidang
transportasi daerah untuk masyarakat Kota Binjai. Keunikan dari Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai ini adalah mengenai fungsinya sebagai
penyelenggara transportasi umum di Kota Binjai. Tidak seperti Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang sudah ada disetiap daerah-daerah di Indonesia,
keberadaan Perusahaan Daerah Angkutan tidak dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia, hanya sedikit saja daerah yang memiliki BUMD yang bergerak di
bidang transportasi umum, dan Kota Binjai merupakan kota yang memiliki BUMD dibidang transportasi tersebut dengan nama Perusahaan Daerah Angkutan
Kota Binjai. Keunikan-keunikan yang telah disebutkan diatas akhirnya membuat penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimana pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah daerah Kota Binjai, khusunya pada Perusahaan Daerah Angkutan
Kota Binjai PD. Angkutan Kota Binjai yang merupakan salah satu perusahaan daerah yang ada di Kota Binjai, dan merupakan perusahaan daerah yang bergerak
dibidang transportasi di Indonesia, sehingga penulis ingin melakukan sebuah penelitian pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai terkhusus dalam bidang
pelayanan publik, dan dengan hal tersebut penulis memilih judul dan mengkhususkan penelitian tentang
“Prosedur Pelayanan Publik Pada Perusahaan Daerah Angkutan Kota Binjai PD. Angkutan Kota Binjai
Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara”.
Universitas Sumatera Utara
12
B. Perumusan Masalah