73 maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi bond rating berdasarkan masukan variabel independennya.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Model
regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Uji Durbin-Watson DW test yang ditunjukkan
pada Tabel 4.3 berikut:
Eabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .588
a
.345 .315
1.27419 1.838
a. Predictors: Constant, Firm Size, Leverage , Profitability b. Dependent Variable: Bond Rating
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Hasil uji Autokorelasi pada Tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Durbin-
Watson sebesar 1,838, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel 68 n dan jumlah variabel
independen 3 k, maka di tabel Durbin-Watson didapat nilai dl Durbin-Watson lowerbatas bawah = 1,516, nilai du Durbin-Watson upperbatas atas = 1,700
dan 4-du = 2,300. Pengambilan keputusannya adalah du 1,700 d 1,838 4- du 2,300, artinya tidak ada autokorelasi positif atau negatif. Dengan demikian,
tidak terdapat adanya autokorelasi pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
74
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut
Situmorang dan Lutfi 2015:154, salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolinearitas adalah dengan melihat
toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut:
a. Bila VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas b. Bila VIF 5 tidak terdapat multikolinearitas
c. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Eabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
12.828 2.056
6.240 .000 Profitability
6.187 3.533
.204 1.751 .085
.757 1.321
Leverage -.516
.137 -.435
-3.766 .000 .767
1.304 Firm Size
.081 .069
.120 1.177 .243
.981 1.020
a. Dependent Variable: Bond Rating
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa keseluruhan variabel independen mempunyai nilai VIF 5, sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Tolerance
Universitas Sumatera Utara
75 mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dapat
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance dan keseluruhan
variabel independen mempunyai nilai Tolerance 0,1. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel
independen dalam penelitian.
4.2.3 Analisis Regresi Gerganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel profitability dengan proksi return on asset, leverage dengan proksi
debt to equity ratio, dan firm size terhadap bond rating pada perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI. Pengujian regresi linier berganda dilakukan
untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh profitability X
1
, leverage X
2
, dan firm size X
3
terhadap bond rating Y. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Eabel 4.5 Pengujian Regresi Linear Gerganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
12.828 2.056
6.240 .000
Profitability 6.187
3.533 .204
1.751 .085
Leverage -.516
.137 -.435
-3.766 .000
Firm Size .081
.069 .120
1.177 .243
a. Dependent Variable: Bond Rating
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Universitas Sumatera Utara
76 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh model persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut: Y = a + b
1
X
+ b
2
X
+ b
3
X
+ e Y = 12,828 + 6,187X - 0,516X + 0,081X + e
Dimana: Y
= Bond Rating a
= Konstanta b
1,2,3
= Koefisien Regresi X
1
= Profitability X
2
= Leverage X
3
= Firm Size e
= Standard Error Penjelasan dari model persamaan regresi diatas adalah:
1. Nilai konstanta a sebesar 12,828 menyatakan bahwa jika variabel independen profitability, leverage, dan firm size dianggap konstan atau nol, maka bond
rating akan mengalami peningkatan sebesar 12,828. 2. Nilai koefisien regresi profitability sebesar 6,187. Hal ini berarti apabila
profitability mengalami kenaikan sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap, maka akan diikuti dengan meningkatnya bond rating
sebesar 6,187. 3. Nilai koefisien regresi leverage sebesar –0,516. Hal ini berarti apabila
leverage mengalami kenaikan sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap, maka akan diikuti dengan menurunnya bond rating sebesar
0,516.
Universitas Sumatera Utara
77 4. Nilai koefisien regresi firm size sebesar 0,081. Hal ini berarti apabila firm size
mengalami kenaikan sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain dianggap tetap, maka akan diikuti dengan meningkatnya bond rating sebesar
0,081. 4.2.4 Uji Hipotesis
1. Uji Simultan Uji F
Kemudian untuk menguji profitability, leverage dan firm size secara serempak simultan terhadap bond rating digunakan uji statistik F.
Langkah-langkah melakukan uji F adalah sebagai berikut: a. Merumuskan Formulasi Hipotesis
H : b = b = b = 0 Artinya profitability, leverage dan firm size secara simultan berpengaruh tidak
signifikan terhadap bond rating. H : b = b = b 0
Artinya profitability, leverage dan firm size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap bond rating.
b. Merumuskan Kriteria Pengujian c. Jika F
hitung
F
tabel
dan Sig 0,05, maka H diterima dan H
1
ditolak
d. Jika F
hitung
F
tabel
dan Sig 0,05, maka H
1
diterima dan H ditolak
c. Analisis Data Hasil uji statistik F dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Universitas Sumatera Utara
78
Eabel 4.6 Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 54.842
3 18.281
11.260 .000
b
Residual 103.908
64 1.624
Total 158.750
67 a. Dependent Variable: Bond Rating
b. Predictors: Constant, Firm Size, Leverage , Profitability
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 11,260, dimana bernilai jauh lebih besar dari F
tabel
sebesar 2,75 dengan tingkat signifikansi 0,000, dimana bernilai jauh lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, maka model regresi
bisa dipakai untuk memprediksi bond rating. Dengan kata lain, variabel profitability, leverage dan firm size secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap bond rating.
2. Uji Parsial Uji t