13
GAG II EINJAUAN PUSEAKA
2.1 Landasan Eeori
2.1.1 Pasar Modal Perkembangan perekonomian saat ini menjadikan kebutuhan akan dana
untuk modal dalam setiap dunia usaha terus mengalami peningkatan. Kebutuhan akan dana ini terlihat seiring dengan peningkatan jumlah pasar dan tuntutan
terhadap produk-produk yang berkualitas serta dalam rangka meningkatkan aktivitas produksi. Demi memenuhi kebutuhan dana dari setiap dunia usaha
pemerintah melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga ekonomi membentuk pasar modal sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan dana tambahan
dalam meningkatkan produksi.
Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasar modal capital market merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan
demikian, pasar modal merupakan suatu wadah yang memberikan fasilitas berbagai sarana dan prasarana dalam rangka melakukan kegiatan jual beli efek,
serta kegiatan lainnya yang terkait. Jogiyanto 2003:11 menyatakan bahwa pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka
panjang dengan menjual saham stock maupun menerbitkan obligasi bond. Ada berbagai instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal bersifat jangka panjang
Universitas Sumatera Utara
14 lebih dari satu tahun seperti saham stock, obligasi bond, waran warrant,
right, reksa dana mutual fund, dan berbagai instrumen derivatif seperti opsi option, kontrak berjangka futures, dan lain sebagainya Darmadji dan Hendy,
2006:2. Pasar modal merupakan perantara atau tempat bertemunya para pembeli dan penjual yang ingin ikut serta dalam kegiatan jual beli instrumen keuangan di
pasar modal, sehingga instrumen keuangan yang ditawarkan di pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Pasar modal dapat dikatakan likuid jika para penjual
dan pembeli dapat dengan mudah dan cepat dalam memenuhi kebutuhan mereka seperti penjual yang ingin menjual produknya dan pembeli yang ingin membeli
suatu produk sesuai kebutuhan. Pasar modal dapat dikatakan efisien apabila harga dari setiap surat berharga yang diperdagangkan menggambarkan nilai dari suatu
perusahaan secara akurat Jogiyanto, 2003:12. Adanya pasar modal membawa berbagai manfaat yang dapat dirasakan
oleh masyarakat, emiten, lembaga penunjang dan pemerintah. Darmadji dan Hendy 2006:3 mengatakan, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan dari
adanya pasar modal dalam suatu negara, yaitu: 1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan jangka panjang bagi
dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi. 3. Menyediakan indikator utama leading indicator bagi tren ekonomi negara.
4. Memungkinkan penyebaran kepemillikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.
Universitas Sumatera Utara
15 5. Menciptakan lapangan kerjaprofesi yang menarik.
6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik.
7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi
investasi. 8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol
sosial. 9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan
manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
2.1.2 Obligasi 2.1.2.1 Pengertian Obligasi
Salah satu produk yang dikeluarkan oleh pasar modal adalah obligasi. Obligasi dapat dijadikan sebagai solusi untuk perusahaan yang membutuhkan
dana dalam meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. Menurut Bursa Efek Indonesia, obligasi bond merupakan surat utang jangka menengah panjang yang
dapat dipindahtangankan yang berisi dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan yang berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak yang membeli obligasi. Beberapa pengertian obligasi menurut beberapa ahli, antara lain sebagai
berikut. Pendapat yang dikemukakan oleh Rivai et al. 2013:135, obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan
investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan dalam mendapatkan dana untuk
Universitas Sumatera Utara
16 pengembangan perusahaan. Rivai et al. juga mengatakan obligasi merupakan
surat berharga atau sertifikat yang berisikan kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman dimana surat obligasi merupakan selembar kertas
yang menyatakan bahwa pemilik kertas memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi.
Menurut Harmono 2014:63 obligasi merupakan surat tanda utang kepada kreditor berupa perorangan atau lembaga seperti yang tertera pada surat obligasi
yang didalamnya tercantum bunga yang harus dibayarkan termasuk ketentuan pengembalian pokok dan angsuran pinjaman pada saat jatuh tempo. Sementara itu
Jogiyanto 2003:11 menyampaikan bahwa obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman
ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati. Menurut Keown et al. 2011:232 obligasi merupakan suatu jenis utang
atau surat kesanggapun pembayaran dalam jangka panjang yang dikeluarkan oleh peminjam dan berjanji untuk membayar kepada pemegangnya dengan jumlah
bunga yang tetap setiap tahunnya. Pendapatan tetap fixed income dalam obligasi berarti pendapatan yang diperoleh pemilik obligasi, baik dalam bentuk kupon
maupun pokok, telah ditentukan waktu dan nilainya, serta tidak terpengaruh oleh perubahan harga dari surat utang lainnya Darmidji dan Hendy, 2006:16.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa surat utang obligasi merupakan suatu instrumen keuangan
dimana terdapat kontrak perjanjian didalamnya antara investor dengan perusahaan yang menerbitkan obligasi dimana perusahaan penerbit bond issuer berjanji
Universitas Sumatera Utara
17 untuk membayar bunga dari dana yang telah dipinjamkan dengan jumlah yang
tetap dan melunasi kewajiban pokoknya pada jangka waktu yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa keuntungan dari perusahaan yang menerbitkan obligasi,
yaitu tidak adanya campur tangan pemilik dana terhadap perusahaan, dan tidak adanya controlling interest oleh pemilik obligasi terhadap perusahaan seperti
halnya perusahaan yang menerbitkan saham Suta, 2003:274.
Pihak yang membeli obligasi bond holder akan mendapatkan keuntungan melalui pembayaran kupon yang umumnya lebih besar dari tingkat suku bunga
bank. Selain itu bond holder dapat pula memperoleh keuntungan lain apabila obligasi tersebut dijual dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga belinya,
maka investor memperoleh capital gain. Kemudian, jika emiten bond issuer mengalami kebangkrutan, maka pemegang obligasi memiliki hak yang lebih
tinggi atas kekayaan perusahaan dibanding dengan pemegang saham Darmidji dan Hendy, 2006:16.
2.1.2.2 Karakteristik Obligasi
Dunia investasi portofolio saat ini tidak akan asing lagi dengan investasi berupa obligasi. Obligasi memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh saham,
yaitu obligasi memberikan bunga secara rutin sampai tanggal jatuh tempo serta nilai pokok investasi yang bersifat tetap sampai tanggal jatuh tempo. Namun
menurut Keown et al. 2011:236, terdapat beberapa karakteristik pada investasi obligasi yaitu:
Universitas Sumatera Utara
18 1. Klaim terhadap Aset-aset dan Penghasilan Perusahaan
Ketika suatu perusahaan dalam keadaan tidak mampu lagi untuk melanjutkan kegiatan operasional perusahaan bangkrut, semua bentuk utang perusahaan
secara umum termasuk obligasi, harus lebih diutamakan untuk dibayarkan sebelum saham preferen dan saham biasa. Jika obligasi tidak dibayar, badan
pengawas obligasi dapat menggolongkan perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang tidak mampu membayar utang.
2. Nilai Nominal Nilai Nominal merupakan nilai pokok dari suatu obligasi yang telah
ditetapkan sejak awal obligasi tersebut diterbitkan yang akan diterima oleh pemegang obligasi saat obligasi jatuh tempo.
3. Suku Bunga Kupon the Interest Rate Suku bunga kupon pada obligasi menunjukkan besarnya persentasi bunga
terhadap nilai nominal obligasi yang akan dibayar pada waktu-waktu yang telah ditentukan, misalnya setiap tiga bulan atau setiap enam bulan sekali
ataupun setiap tahunnya. 4. Jatuh Tempo Maturity
Jatuh tempo merupakan tanggal dimana pemegang obligasi mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimiliki yang
sekaligus mengakhiri masa berlaku suatu obligasi tersebut. 5. Indenture Surat Perjanjian Penerbit dan Perwalian Obligasi
Indenture merupakan kesepakatan hukum antara perusahaan penerbit obligasi dengan perwalian obligasi yang mewakili pemegang obligasi. Didalamnya
Universitas Sumatera Utara
19 terdapat persetujuan pinjaman yang mencakup uraian dari obligasi, hak
pemegang obligasi, hak perusahaan penerbit obligasi dan tanggung jawab perwalian. Secara umum indenture berisikan tentang melarang penjualan
tentang piutang perusahaan, membatasi deviden saham biasa, pembatasan penjualan atau pembelian aktiva tetap, dan pembatasan penawaran pinjaman.
Sedangkan secara khususnya ketentutan bersifat membatasi yang termasuk surat perjanjian berusaha melindungi posisi keuangan pemegang obligasi
dibanding surat-surat berharga lainnya. 6. Dapat Diperjualbelikan
Obligasi dapat diperjualbelikan seperti halnya saham. Jika suatu nilai obligasi meningkat, maka pemegang obligasi dapat menjual obligasi tersebut melalui
dealer ataupun pialang obligasi. Pialang obligasi akan menerima fee atas transaksi obligasi tersebut Darmadji dan Hendy, 2006:19.
7. Tingkat Penghasilan Sekarang Tingkat penghasilan lancar mengacu pada perbandingan pembayaran bunga
tahunan pada harga obligasi sekarang di pasaran. 8. Peringkat Obligasi Bond Rating
Peringkat obligasi mencakup suatu penilaian potensi resiko masa depan dari obligasi. Peringkat obligasi dipengaruhi oleh proporsi modal terhadap utang
perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan, besar kecilnya perusahaan, dan sedikit penggunaan
utang subordinat.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.2.3 Jenis-jenis Obligasi
Terdapat beberapa jenis obligasi yang tersedia di pasar. Menurut Bursa Efek Indonesia jenis-jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar dibagi menjadi
beberapa kategori antara lain: 1. Berdasarkan Penerbitnya, obligasi terbagi menjadi:
a. Corporate Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara BUMN ataupun badan usaha
swasta. b. Government Bonds yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat
suatu negara. Di Indonesia dikenal dengan Surat Utang Negara SUN, dan lainnya.
c. Municipal Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang yang berkaitan dengan kepentingan
publik public utility. 2. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga, obligasi terbagi menjadi:
a. Zero Coupon Bonds yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara berkala namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada
saat jatuh tempo. b. Coupon Bonds yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
berkala sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c. Fixed Coupun Bonds yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara berkala.
Universitas Sumatera Utara
21 d. Floating Coupon Bonds yaitu obligasi dengan tingkat bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut berdasarkan suatu acuan tertentu seperti average time deposit rata-rata tertimbang yaitu tingkat
suku bunga deposito dari bank pemerintah atau swasta. e. Combination Rate Bond yaitu obligasi yang besarnya kupon merupakan
kombinasi antara bunga tetap dan bunga mengambang. 3. Berdasarkan Hak Penukaran atau Opsi, obligasi terbagi menjadi:
a. Convertible Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi ke dalam bentuk saham
perusahaan penerbitnya. b. Exchangeable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan kedalam jumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten bond issuer untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sebelum masa
umur obligasi tersebut berakhir. d. Putable Bonds yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu strike price sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Berdasarkan Jaminan atau Kolateralnya, obligasi terbagi menjadi: a. Secured Bonds merupakan obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu
dari penerbitnya atau jaminan dalam bentuk lainnya dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini termasuk didalamnya:
Universitas Sumatera Utara
22 1 Guaranteed Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya
dijaminn dengan penanggungan dari pihak ketiga. 2 Mortgage Bonds yaitu obligasi yang pelunasan bungan dan pokoknya
dijamin dengan agunan hipotik atau aset tetap fixed asset. 3 Colleteral Trust Bonds yaitu obligasi yang dijamin dengan efek yang
dimiliki penerbit dalam portofolionya. b. Unsecured Bonds merupakan obligasi yang tidak dijaminkan dengan
kekayaan tertentu tetapi dijaminkan dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Berdasarkan Nominalnya, obligasi terbagi menjadi: a. Conventional Bonds yaitu obligasi yang lazim diperjuangkan dalam satu
nominal, contohnya Rp 1 milyar per lot. b. Retail Bonds yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai
nominal yang lebih kecil. 6. Berdasarkan Perhitungan Imbal Hasil, obligasi terbagi kedalam dua kategori:
a. Conventional Bonds yaitu obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b. Syariah Bonds yaitu obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini terdapat dua macam obligasi
syariah, yaitu: 1 Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sehingga pendapatan yang diterima oleh
Universitas Sumatera Utara
23 investor atas obligasi tersebut diperoleh dengan cara mengetahui
pendapatan emiten. 2 Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad sewa sehingga kupon bersifat tetap dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
2.1.2.4 Peringkat Obligasi Bond Rating
Dalam rangka melakukan investasi obligasi, ada acuan yang akan membantu para investor dalam menganalisa keputusan untuk berinvestasi
terhadap perusahaan yang menerbitkan obligasi. Acuan ini digambarkan dalam bentuk peringkat obligasi atau bisa disebut dengan penilaian terhadap obligasi
suatu perusahaan. Darmadji dan Hendy 2006:18 mengatakan bahwa, agar investor memiliki gambaran tingkat risiko ketidakmampuan perusahaan dalam
membayar kupon maupun mengembalikan pokok obligasi, dikenal suatu tingkat yang menggambarkan kemampuan bayar perusahaan penerbit obligasi, tingkat
kemampuan dalam membayar kewajiban tersebut dikenal dengan istilah peringkat obligasi bond rating. Maka dari itu, jika seorang investor memiliki keinginan
melakukan investasi kedalam bentuk obligasi, maka investor tersebut harus memperhatikan peringkat obligasi sebagai salah satu bentuk informasi sebelum
memutuskan berinvestasi dalam bentuk obligasi. Peringkat obligasi bond rating merupakan skala resiko dari semua
obligasi yang diperdagangkan sehingga menunjukkan tingkat aman suatu investasi obligasi bagi investor. Tingkat aman dalam berinvestasi dapat ditunjukkan dari
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pelunasan pokok pinjaman.
Universitas Sumatera Utara
24 Untuk itu, dalam menentukan skala peringkat tersebut, diperlukan variabel-
variabel yang mempengaruhi obligasi, kemudian dihitung. Dari perhitungan tersebut ditemukan standar untuk mendapatkan peringkat tertentu Lubis,
2008:201. Saat suatu perusahaan emiten akan menerbitkan obligasi ataupun surat
utang lainnya, sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pasar modal bahwasanya obligasi yang akan diterbitkan harus terlebih dahulu diperingkat oleh
suatu lembaga independen yang bergerak sebagai pemeringkat efek. Lembaga pemeringkat efek dapat membantu perkembangan pasar modal dengan
menerbitkan data statistik yang independen serta akurat mengenai efek yang tercatat di bursa efek dalam bentuk data elektronis yang sesuai dengan kebutuhan
para pelaku serta analis pasar modal. Lembaga pemeringkat efek juga dapat berperan penting dalam rangka memajukan pasar sekuritas yang memberikan
penghasilan tetap fixed-income securuities Suta, 2003:201. Menurut Brigham dan Houston 2010:300 terdapat faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi peringkat obligasi bond rating, yaitu: 1. Rasio keuangan suatu perusahaan yang baik. Jika semakin baik rasio
keuangan suatu perusahaan maka akan semakin tinggi peringkat obligasinya. 2. Ketentuan hipotek. Jika obligasi dijamin dengan hipotek maka obligasi
tersebut memiliki nilai yang relatif tinggi terhadap jumlah utang yang diobligasikan, dan peringkatnya pun akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
25 3. Ketentuan subornasi. Apabila obligasi di subornasikan ke hutang lain maka
obligasi tersebut akan diberi peringkat yang seharusnya diberikan jika tidak disubornasikan.
4. Ketentuan jaminan. Jika utang suatu perusahaan lemah dijamin oleh perusahaan yang kuat biasanya kondisi lemah ini terjadi pada induk
perusahaan, maka obligasinya akan diberikan peringkat yang sama dengan perusahaan yang kuat.
5. Dana pelunasan. Apabila obligasi memiliki dana pelunasan maka hal ini akan menjadi nilai tambah di mata lembaga pemeringkat.
6. Jatuh tempo. Obligasi dengan waktu jatuh tempo yang lebih singkat dinilai kurang berisiko dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang lebih
panjang, dan hal ini akan mempengaruhi peringkatnya. 7. Stabilitas laba dan penjualan emiten.
8. Regulasi atau peraturan yang berkaitan dengan industri emiten. 9. Antitrust yang berkaitan dengan gugatan yang ditujukan pada perusahaan.
10. Operasi di luar negeri. 11. Faktor lingkungan hidup dan tanggung jawab produk.
12. Kewajiban atas produk. 13. Kewajiban pensiun.
14. Masalah ketenagakerjaan yang berpotensi muncul di masa mendatang yang dapat memperlemah posisi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
26 15. Kebijakan akuntansi. Jika kebijakan akuntansi suatu perusahaan dan laba
yang dilaporkannya menjadi dipertanyakan, maka hal ini akan memberikan dampak negatif pada peringkat obligasinya.
Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas memberikan peringkat atas semua obligasi yang diterbitkan perusahaan. Hal ini
bertujuan agar investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan diterima dengan membeli obligasi Darmadji dan Hendy, 2006:18.
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1331DPNP Tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank
Indonesia, terdapat tiga lembaga pemeringkat di Indonesia, yaitu PT Fitch Ratings Indonesia, PT ICRA Indonesia, dan PT Pemeringkat Efek Indonesia PEFINDO.
Penelitian ini mengacu pada lembaga pemeringkat PT PEFINDO dikarenakan PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat tertua di Indonesia yang telah berdiri
sejak tahun 1993 serta telah melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari 500 perusahaan dan pemerintah daerah. PEFINDO merupakan lembaga pemeringkat
pertama di Indonesia yang didirikan atas inisiatif BAPEPAM dan Bank Indonesia serta merupakan suatu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Sejak Tahun
1996, PEFINDO telah melakukan kerja sama dengan salah satu perusahaan pemeringkat global yaitu Standard Poor’s SP. PEFINDO juga merupakan
lembaga pemeringkat satu-satunya di Indonesia yang memiliki default data dan default study yang dapat digunakan oleh perusahaan termasuk Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
27
Eabel 2.1 Definisi Peringkat Obligasi Bond Rating PE PEFINDO
Peringkat Arti
IdAAA Sekuritas utang dengan peringkat
id
AAA merupakan peringkat tertinggi
yang diberikan oleh PEFINDO. Kapasitas obligor adalah superior relatif dibanding obligor Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban
keuangan jangka panjangnya yang sesuai dengan perjanjian.
IdAA Sekuritas utang dengan peringkat
id
AA hanya memiliki perbedaan yang tipis dengan kualitas kreditnya yang sedikit berada dibawah peringkat
tertinggi karena memiliki kapasitas obligor yang relatif sangat kuat dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya yang sesuai
dengan perjanjian, relatif dibanding dengan obligor Indonesia lainnya.
IdA Sekuritas utang dengan peringkat
id
A menunjukkan kapasitas obligor yang
kuat dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya yang sesuai dengan perjanjian dibanding obligor Indonesia lainnya. Namun,
sekuritas utang lebih rentan terhadap perubahan situasi dan kondisi ekonomi yang merugikan.
IdBBB Sekuritas utang dengan peringkat
id
BBB menunjukkan kapasitas obligor
yang memadai dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya yang sesuai dengan perjanjian dibanding dengan obligor Indonesia
lainnya. Namun, perubahan kondisi ekonomi dapat memperlemah kapasitas obligor tersebut dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
IdBB Sekuritas utang dengan peringkat
id
BB menunjukkan kapasitas obligor
yang agak lemah dibanding dengan obligor Indonesia lainnya dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya yang sesuai dengan
perjanjian. Obligor dihadapkan pada situasi dan kondisi keuangan, perekonomian serta bisnis yang tidak menentu yang dapat mempengaruhi
kapasitas obligor dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
IdB Sekuritas utang dengan peringkat
id
B menunjukkan kapasitas obligor yang
lemah dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya dibanding dengan obligor Indonesia lainnya yang sesuai dengan
perjanjian. Namun, adanya perubahan kondisi keuangan, kondisi perekonomian, ataupun kemungkinan kerugian dalam bisnis akan
memperburuk kapasitas obligor tersebut dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
IdCCC Sekuritas utang dengan peringkat
id
CCC menunjukkan keadaan obligor
yang rentan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka panjangnya dan hanya dapat bergantung pada keadaan bisnis dan kondisi keuangan
yang membaik dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya tersebut.
IdD Sekuritas utang dengan peringkat
id
D menunjukkan keadaan bahwa
sekuritas utang tersebut telah gagal bayar ataupun perusahaan penerbit yang sudah berhenti berusaha.
Hasil peringkat dari
id
AA sampai
id
B dapat ditambahkan tanda plus+ ataupun minus- yang dapat menunjukan relatif kekuatan obligor dalam
suatu kategori peringkat.
Sumber : www.pefindo.com
Universitas Sumatera Utara
28 Zubir 2014:11 mengungkapkan bahwa obligasi perusahaan dengan
peringkat AAA, AA, A, BBB dinyatakan sebagai investment grade bonds sedangkan peringkat BB dan B diklasifikasikan sebagai speculative bond, dan
peringkat CCC dan D dinyatakan sebagai non-investment grade atau bisa disebut juga dengan high-yield bonds karena obligasi tersebut memberikan imbal hasil
yield yang tinggi tetapi juga memiliki potensi default risk yang besar. Perubahan kemampuan perusahaan penerbit bond issuer dalam melunasi
kewajibannya dapat disebabkan oleh bencana alam atau kecelakaan industri industrial accident ataupun adanya perubahan peraturan serta pengambil-alihan
takeover atau restrukturisasi perusahaan. Risiko ini disebut dengan risiko peristiwa event risk dan dapat menyebabkan menurunnya peringkat obligasi
perusahaan penerbit Fabozzi, 2000:518.
2.1.2.5 Risiko Obligasi
Sebagai salah satu produk pasar modal yang dijadikan sarana investasi, obligasi memiliki resiko yang patut untuk diperhatikan oleh para investor. Apabila
terjadi kenaikan pada suku bunga, maka harga obligasi akan turun sehingga dapat menyebabkan pembeli obligasi akan mengalami kerugian, tetapi sebaliknya jika
terjadi penurunan suku bunga, maka harga obligasi akan naik sehingga dapat menyebabkan penjual akan merugi. Menurut Gumanti 2011:37 terdapat
beberapa jenis resiko yang ada pada obligasi, yaitu: 1. Risiko Gagal Bayar
Resiko gagal bayar default risk adalah ketidakmampuan perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut issuer membayar kembali utang pokok
Universitas Sumatera Utara
29 principal dan bunganya sebagaimana yang dijanjikan Zubir, 2013:68.
Biasanya obligasi pemerintah merupakan obligasi tanpa risiko gagal bayar karena pembayarannya dijamin oleh pemerintahnegara. Sedangkan pada
obligasi perusahaan risiko gagal bayar bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan yang tercermin pada laporan keuangannya, baik pada neraca
maupun laporan laba ruginya. 2. Risiko Tingkat Bunga
Risiko tingkat bunga interest rate risk merupakan resiko yang disebabkan oleh adanya perubahan tingkat bunga interest rate. Bila tingkat bunga pasar
naik, maka harga obligasi akan turun. Bila obligasi tersebut dijual dalam kondisi tingkat bunga tinggi, maka investor akan merugi.
3. Risiko Inflasi Risiko inflasi inflation rate risk merupakan risiko yang ditimbulkan karena
adanya perubahan tingkat bunga interest rate. Faktor ini biasanya sulit untuk diprediksi. Inflasi memiliki hubungan langsung dengan harga obligasi,
karena apabila inflasi di suatu negara tinggi, maka suku bunga akan naik yang menyebabkan harga obligasi jatuh, begitupun sebaliknya.
4. Risk of Call Risk of Call atau sering juga disebut sebagai risiko ditarik kembali merupakan
risiko yang melekat pada pemegang obligasi bond holder, yaitu risiko yang terjadi akibat ketidakpastian antara arus kas dengan reinvestment risk yang
menyebabkan ditariknya obligasi sebelum tanggal jatuh temponya Fabozzi, 1999:137. Risiko ini juga dapat diartikan bahwa penerbit obligasi bond
Universitas Sumatera Utara
30 issuer memiliki kewenangan untuk membeli balik repurchase obligasinya
pada harga tertentu dan waktu tertentu sebelum masa jatuh tempo. 5. Risiko Likuidasi
Risiko likuidasi liquidity risk merupakan risiko yang mungkin dihadapi oleh pemegang saham dan obligasi dimana pemegang investor memiliki
kemungkinan untuk mengalami kesulitan dalam menjual sekuritas yang dimilikinya karena likuiditasnya yang rendah. Risiko ini timbul dari
kemungkinan tidak likuidnya sebuah obligasi atau tidak mudahnya menjual sebuah obligasi di pasar sekunder Frensidy, 2013:71.
6. Risiko Politik dan Peraturan Risiko politik dan peraturan political and regulatory risk merupakan risiko
investasi atau perubahan peraturan ataupun suasana politik pada suatu negara. Perubahan peraturan yang dimaksud dapat berupa berubahnya tingkat pajak
ataupun lingkungan hukum. 7. Risiko Usaha
Risiko usaha business risk merupakan risiko yang berkaitan dengan kinerja perusahaan, nilai atau harga pasarnya banyak ditentukan oleh kinerja
perusahaan secara keseluruhan, yang biasa disebut dengan faktor fundamental.
8. Risiko Maturitas Risiko maturitas ini adalah risiko yang berkaitan dengan masa jatuh tempo
obligasi Frensidy, 2013:72. Secara umum, semakin lama jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
31 sebuah obligasi, semakin besar pula tingkat ketidakpastian sehingga semakin
besar risiko maturitasnya. 9. Risiko Pasar
Risiko pasar market risk merupakan risiko yang ditimbulkan oleh kondisi pasar secara keseluruhan. Risiko pasar merupakan risiko agregat yang terjadi
di pasar dan akan membawa dampak langsung ataupun tidak langsung terhadap para investor yang ada di pasar.
10. Reinvestment Risk Reinvestment risk yaitu risiko dimana hasil yang diterima di masa depan
harus diinvestasikan kembali dalam suku bunga yang lebih rendah Fabozzi, 1999:136. Kupon yang diterima investor diinvestasikan kembali pada tingkat
bunga yang lebih rendah daripada coupon rate. Obligasi yang tidak memiliki reinvestment risk adalah zero coupun bond.
11. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Risiko nilai tukar mata uang exchange rate risk merupakan risiko yang
ditimbulkan oleh adanya perubahan nilai tukar mata uang suatu negara. Adanya potensi investasi antar negara memungkinkan munculnya risiko
akibat dari perubahan nilai tukar mata uang.
2.1.3 Profitability
Rasio profitability menunjukkan seberapa mampu perusahaan dalam menghasilkan laba, baik dari penjualan yang ada maupun dari total aset yang
dimiliki Gumanti, 2011:114. Rasio profitability dapat diukur dengan return on asset yang merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan
Universitas Sumatera Utara
32 menggunakan aset yang ada untuk dapat memperoleh laba ataupun keuntungan
yang diukur dari total aktiva nya. Apabila laba perusahaan tinggi maka akan memberikan peringkat obligasi yang tinggi pula.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi berarti juga memiliki laporan keuangan yang baik sehingga kecil kemungkinan terjadinya gagal bayar.
Menurut Brotman dalam Adams et al., 2000 semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin rendah resiko ketidakmampuan bayar suatu
perusahaan yang menjadikan semakin baiknya peringkat suatu perusahaan.
2.1.4 Leverage
Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh hutang-hutangnya atau dengan kata lain rasio ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas. Rasio leverage
dapat diukur dengan debt to equity ratio yang membandingkan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya Syahyunan, 2013:92. Jika rasio ini menunjukan angka yang tinggi maka menunjukkan juga
bahwa semakin tinggi risiko gagal bayar utang default risk yang akan dihadapi perusahaan. Jika nilai dari rasio ini tinggi artinya beban utang perusahaan juga
tinggi, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajibannya jika dikaitkan dengan aset atau modal perusahaan menjadi berat atau sulit.
Semakin tinggi rasio leverage, semakin tinggi risiko yang dihadapi perusahaan Gumanti, 2011:113.
Universitas Sumatera Utara
33 Rendahnya nilai rasio leverage dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil
aset perusahaan yang didanai dengan hutang dan semakin kecil pula default risk perusahaan. Menurut Adams et al., 2000 semakin tinggi rasio leverage yang
ditunjukkan oleh sebuah perusahaan, semakin besar pula risiko kebangkrutan dan risiko kegagalan dalam memenuhi kewajibannya dan hal tersebut dapat
mempengaruhi peringkat obligasi bond rating yang dimiliki perusahaan bahwa semakin tinggi nilai rasio leverage maka akan semakin rendah peringkat yang
diberikan terhadap perusahaan.
2.1.5 Firm Size
Ukuran perusahaan firm size dapat diukur menggunakan total aset, penjualan ataupun ekuitas. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total aset yang kecil. Bouzouita dan Young dalam Adams et al. 2000 menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki peringkat obligasi yang
lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kecil potensi risiko
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan semakin kecil pula ketidakpastian yang dimiliki oleh investor mengenai prospek
perusahaan ke depan, sehingga besarnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap semakin tingginya peringkat obligasi. Sebaliknya, semakin kecil ukuran
Universitas Sumatera Utara
34 suatu perusahaan maka akan berpengaruh terhadap semakin rendahnya peringkat
obligasi yang diperoleh karena semakin besarnya tingkat risiko yang dimiliki perusahaan.
2.2 Penelitian Eerdahulu