Universitas Sumatera Utara
status mereka, mereka akan kehilangan muka dan menjalani hidup mereka dengan wajah yang tercoreng. Mempertahankan, melindungi, dan menyelamatkan
chemyun berperan penting dalam pengembangan dan penerimaan status sosial
seseorang di masyarakat. Berdasarkan adegan di atas, maka nilai-nilai sosial yang ditemukan
adalah nilai vital, yaitu pendidikan dan nilai kebenaran, yaitu menjaga chemyun sebagai usaha untuk mempertahankan status sosial.
4.3 Pembahasan
Serial drama Misaeng merupakan salah satu produk media massa televisi Korea. Melalui media massa, negara Korea mengekspor nilai-nilai dalam produk
industri budayanya, salah satunya yaitu melalui serial drama. Nilai sosial yang ada pada drama tersebut menurut Profesor Notonegoro dalam Setiadi dan Kolip,
2011: 124-125 diklasifikasikan dibagai menjadi tiga bagian yaitu: 1
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia.
Nilai material yang terdapat pada drama Misaeng adalah: a
Makanan khas Korea b
Peralatan makan masyarakat Korea, yaitu sujeo c
Rumah tradisional Korea hanok d
Pakaian tradisional Korea hanbok 2
Nilai vital yaitu, meliputi berbagai konsepsi yang berkaitan dengan segala sesuatu yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
Nilai vital yang terdapat pada drama Misaeng adalah: a
Tulisan Korea hangul b
Telepon seluler c
Peralatan kantor, yaitu komputer, printer, mesin foto copy, mesin faksimili dan telepon
d Aktivitas minum teh hijau
e Pendidikan
3 Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan
kebutuhan rohani spiritual manusia yang bersifat universal, seperti:
Universitas Sumatera Utara
a Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber pada akal manusia logika, rasio, budi, cipta, misalnya sesuatu itu dianggap benar atau
salah karena akal manusia memiliki kemampuan untuk memberikan penilaian. Nilai kebenaran yang terdapat pada drama Misaeng adalah:
a. Menjaga chemyun sebagai usaha untuk mempertahankan status sosial.
b Nilai moralkebaikan, yaitu nilai sosial yang bersumber pada unsur kehendak, terutama pada tingkah laku manusia antara penilaian perbuatan yang
dianggap baik atau buruk, mulia atau hina menurut tatanan yang berlaku di dalam kelompok sosial tersebut.
Nilai moral yang terdapat pada drama Misaeng adalah: 1.
Etika dalam menyambut tamu, yang terdiri dari: a
Mengajak tamu yang diundang ke rumah untuk makan malam b
Mengantar tamu sampai ke depan rumah c
Melakukan chol sambil mengucapkan salam pada saat tamu akan meninggalkan rumah.
2. Etika dalam pertemuan bisnis yang terdiri dari:
a Saling berjabat tangan ketika memperkenalkan diri
b Saling bertukar kartu bisnis
c Menerima dan memberi kartu nama menggunakan tangan kanan dengan
tangan kiri menopang tangan kanan. 3.
Etika dalam budaya minum sul, yang terdiri dari: a
Menerima minuman dari orang yang posisinya lebih tinggi dengan dua tangan
b Memegang gelas dengan dua tangan atau tangan kanan memegang
gelas dan tangan kiri menopang tangan kanan c
Memiringkan badan ke arah samping ketika minum di hadapan orang yang posisi atau statusnya lebih tinggi.
4. Membungkuk dalam 90 derajat pada orang yang posisi atau statusnya
lebih tinggi. 5.
Penggunaan bahasa formal-honorifik pada orang yang posisinya lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
6. Etika dalam menyambut tamu di kantor, yaitu menyajikan teh kepada tamu
yang berkunjung. 7.
Menghormati kibun orang yang status atau posisinya lebih tinggi. Berdasarkan adegan-adegan yang telah peneliti analisis, nilai-nilai sosial
yang ada di masyarakat Korea masih banyak dipengaruhi oleh Konfusianisme. Menurut C.Alexander Simpkins dan Annelen Simpkins 2000: 65 ajaran pokok
Konfusian berkisar antara cara hidup dan cara menjalani hubungan. Kehidupan sehari-hari menjadi fokus utama ajarannya. Membuat kehidupan menjadi yang
terbaik adalah sasarannya. Walaupun saat itu konfusianisme tidak lagi mendominasi, namun pada beberapa aspek konfusianisme masih mempengaruhi
kehidupan masyarakat Korea terutama pada bidang sosial dan budaya. Konfusianisme juga berpengaruh pada hubungan sosial dan tata krama masyarakat
Korea. Etika dan moralitas masyarakat Korea masih diliputi oleh pandangan- pandangan konfusianisme. Pengaruh konfusianisme tergambar pada bentuk nilai
sosial masyarakat Korea, yaitu tulisan, aktivitas minum teh dan etika dalam hubungan sosial antara atasan dan bawahan dan kesantunan berbahasa.
Tradisi konfusianisme yang ketat memengaruhi hubungan sosial antar individu di Korea
.
Masyarakat Korea didasarkan pada sistem hirarki sosial Konfusianime, di mana orang Korea perlu mengetahui posisi atau status orang
lain untuk menentukan bagaimana berhubungan dengan dia, apakah dalam hal penghormatan yang diberikan atau bahasa untuk digunakan dalam berkomunikasi.
Sikap hormat berdasarkan usia dan senioritas masih menjadi bagian penting dari budaya Korea. Hal ini dipengaruhi oleh salah satu ajaran Konfusianisme yaitu
lima dasar hubungan antar manusia, yang salah satunya adalah hubungan antara penguasa dengan rakyat. Di dalam lima dasar hubungan sosial tersebut, kesopanan
dan kesetiaan adalah wujud kewajiban yang harus dipatuhi di dalam menjalani hubungan sosial.
Menurut J.K. Lee, usia adalah ukuran yang sangat penting untuk menentukan posisi administrasi atau sosial di masyarakat Korea. Di bidang
akademik, menurut sebuah sistem penggolongan usia berdasarkan tatanan atau prinsip Konfusianisme, anggota pengajar yang termuda biasanya menghormati
Universitas Sumatera Utara
anggota pengajar senior yang umumnya memegang posisi yang lebih tinggi. Selain itu, anggota pengajar yang lebih muda selalu menggunakan bentuk
honorifik ketika berbicara kepada anggota pengajar senior tanpa memandang status, karir, dan jenis kelamin Lee, 2001: 16. Hal ini mempengaruhi aturan
dalam hubungan antara atasan dan bawahan dalam hal berkomunikasi. Di dalam bahasa Korea, seorang penutur harus menentukan posisinya terlebih dahulu
terhadap posisi mitra tuturnya dan juga tidak boleh melanggar kesantunan berbahasa. Seorang bawahan harus menggunakan honorifik terhadap atasannya
sebagai bentuk kehormatan dan kesopanan. Budaya chol dianggap sebagai interpersonal manner, terutama ketika
berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau dengan orang yang posisinya lebih tinggi. Dalam kebiasaan membungkuk di Korea umumnya terbagi dalam 3 jenis,
yaitu informal, formal, dan sangat formal. Ketiganya dapat dibedakan dari sudut bungkuknya. Untuk informal seseorang akan membungkuk 15 derajat, formal
dengan membungkuk 30 derajat, dan sangat formal hingga 90 derajat atau lebih, hingga dahi menyentuh tanah. Semakin dalam seseorang membungkuk, semakin
menunjukkan rasa hormat, rasa bersalah, atau rasa terima kasih. Pada budaya minum sul memperlihatkan bentuk kesopanan dalam
menerima minuman dari atasan dengan dua tangan dan menghindarkan wajah agar tidak persis minum dihadapan wajah orang yang lebih tua dengan cara
menggeser tubuh mereka sedikit kesamping. Budaya minum teh hijau pada masyarakat Korea dimulai sejak zaman
Dinasti Joseon 1392-1910. Keluarga istana dan kaum bangsawan meminum teh
hijau dalam tata cara sederhana, yakni tata cara minum teh harian yang dinikmati pada hari-hari biasa, sementara tata cara teh khusus dijalankan untuk peristiwa-
peristiwa tertentu, seperti pengumuman ratu atau putra mahkota atau bahkan memperingati ulang tahun pangeran.
Sarjana Konfusius menggunakan teh hijau sebagai cara untuk mengembangkan disiplin mental dan disiplin diri. Bahkan pada
zaman dahulu, dikatakan bahwa secangkir teh adalah awal dari Zen. Zen adalah sumber utama keluhuran, yaitu kebijksanaan, cinta kasih, belas kasih dan
kesetaraan. Zen adalah sumber keluhuran yang terwujud sebagai yi atau kebaikan.
Universitas Sumatera Utara
Moralitas berawal dari cinta kasih. Sarjana Konfusius menggunakan teh hijau sebagai cara untuk mengembangkan disiplin mental dan disiplin diri. Bahkan pada
zaman dahulu, dikatakan bahwa secangkir teh adalah awal dari Zen. Seorang biksu mengatakan minum teh sebelum Anda pergi itu berarti minum teh dan
capailah pencerahan pada dirimu sendiri, karena upacara minum teh dianggap oleh para biksu sebagai ukuran pendisiplinan untuk menenangkan dan
memurnikan pikiran. Konsep kibun adalah konsep yang meresapi setiap aspek dari kehidupan
orang Korea. Konsep kibun bertujuan untuk menjaga keharmonisan sosial, dimana seseorang harus menghormati orang lain dan menghindari segala tindakan yang
bisa menyebabkan seseorang kehilangan muka. Karena penekanan Konfusius pada harmoni dan hirarki dalam hubungan, seorang individu harus selalu
mengungkapkan rasa hormat dan perhatian pada kibun orang lain, kelompok maupun situasi tertentu. Dalam tradisi rakyat Korea Selatan, keharmonisan dalam
hubungan personal menjadi kekuatan yang dominan dalam kehidupan mereka.
85
Universitas Sumatera Utara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari keseluruhan bab yang telah dijabarkan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Serial drama Misaeng adalah salah satu produk media massa televisi Korea.
Melalui media massa, negara Korea mengekspor nilai-nilai dalam produk industri budayanya melalui tayangan drama yang bisa dinikmati oleh setiap
orang di seluruh penjuru dunia. Serial drama Misaeng memperlihatkan fusi
antara nilai-nilai Konfusianisme dan modernitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea.
2 Pada serial drama Misaeng, terdapat tiga jenis nilai sosial yang ditemukan,
yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian yang pada umumnya banyak dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme. Nilai material, yaitu makanan
khas Korea, peralatan makan masyarakat Korea, yaitu sujeo, rumah tradisional Korea hanok dan pakaian tradisional Korea hanbok. Nilai vital
yaitu, tulisan Korea hangul, telepon seluler, peralatan kantor komputer, printer, mesin foto copy, mesin faksimili dan telepon dan aktivitas minum teh
hijau dan pendidikan. Nilai kerohanian, yaitu menjaga chemyun sebagai usaha untuk mempertahankan status sosial, etika dalam menyambut tamu, etika
dalam pertemuan bisnis , etika dalam budaya minum sul, membungkuk dalam 90 derajat pada orang yang posisi atau statusnya lebih tinggi, penggunaan
bahasa formal-honorifik pada orang yang posisinya lebih tinggi, etika dalam menyambut tamu di kantor, yaitu menyajikan the hijau kepada tamu yang
berkunjung dan menghormati kibun orang yang status atau posisinya lebih tinggi.
3 Serial drama Korea sebagai salah satu produk media massa merupakan salah
satu media untuk memberikan informasi dan mentransmisikan nilai-nilai positif kepada khalayak. Pesan inilah yang ingin disampaikan peneliti kepada
para khalayak bagaimana nilai-nilai sosial bangsa Korea dan kehidupan