Universitas Sumatera Utara
3. Analisis Sarana
Tanda Sign-Vehicle
Analysis ,
yakni prosedur
mengklasifikasikan isi melalui sifat psikofisik dari tanda misalnya menghitung frekuensi berapa kali kata cantik muncul, atau kata negara
Indonesia muncul dalam sambutan Obama ketika berkunjung ke Indonesia.
2.2.3.3 Penggunaan Analisis Isi
Penggunaan Analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya. Hanya saja, karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda
baik kuantitatif maupun kualitatif, maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan ini.
Ada banyak manfaat dalam penggunaan metode analisis isi. Para peneliti telah menggunakan metode ini bukan hanya untuk mempelajari karakteristik isi
komunikasi, tetapi juga untuk menarik kesimpulan mengenai sifat komunikator. Keadaan khalayak, maupun efek komunikasi. Penelitian analisis isi pernah
digunakan untuk menganalisis gaya dan teknik propaganda, membandingkan kecenderungan politik media satu dengan yang lain dan sebagainya. Menurut
Wimmer dan Dominick setidaknya ada lima kegunaan yang dapat dilakukan dalam penelitian analisis isi Bungin, 2008: 188-191:
1 Menggambarkan Isi Komunikasi Describing Communication Content
Analisis isi berfungsi untuk mengungkap kecenderungan yang ada pada isi komunikasi, baik melalui media cetak maupun eletronik. Misalnya, penelitian
yang ingin mengetahui apakah pernyataan elite tertentu di media massa menggunakan gaya komunikasi politik yang agresif, menyerang pihak lain,
atau submisif, yang cenderung diam atau mengalah. 1.
Menguji Hipotesis tentang Karakteristik Pesan Testing Hypothesis of Messages Characteristic
Sejumlah peneliti analisis isi berusaha menghubungkan karakteristik tertentu dari komunikator sumber dengan karakteristik pesan yang dihasilkan.
Sebagai contoh, Lembaga Konsumen Media tahun 1999 meneliti akurasi berita politik yang ada pada headlines sembilan surat kabar besar di
Indonesia, menemukan bahwa Harian Kompas merupakan media yang paling
Universitas Sumatera Utara
akurat, memisahkan fakta dan opini, dan dilengkapi dengan data, dibanding media yang lain.
2 Membandingkan Isi Media dengan Dunia Nyata Comparing Media Content
to the “Real World” Banyak analisis isi digunakan untuk menguji apa yang ada di media dengan
situasi aktual yang ada di kehidupan nyata. Misalnya, membandingkan kekerasan yang ada di dunia televisi dengan kekerasan di kehidupan nyata.
3 Memperkirakan Gambaran Kelompok Tertentu di Masyarakat Assessing the
Image of Particular Groups in Society Sejumlah penelitian analisis isi telah memfokuskan dan mengungkap
gambaran media mengenai kelompok minoritas tertentu. Di sini analisis isi digunakan untuk meneliti masalah sosial tentang diskriminasi dan prasangka
terhadap kelompok minoritas, agama tertentu, etnik, dan lain-lain. Misalnya, meneliti bagaimana orang kulit hitam ditampilkan dalam film-film Amerika.
Apakah lebih sering sebagai lakon yang baik hati, atau pelaku kejahatan? Segar dan Wheelar 1971 dalam penelitiannya mendapati bahwa 75 peran
utama dilakukan oleh orang Amerika kulit putih, 6 kulit hitam, dan sisanya kelompok-kelompok minoritas lainnya.
4 Mendukung Studi Efek Media Massa
Penggunaan analisis isi acapkali juga digunakan sebagai sarana untuk memulai penelitian efek media massa. Seperti dalam penelitian cultivation
analysis , di mana pesan yang dominan dan tema-tema isi media yang
terdokumentasi melalui prosedur yang sistematik dikorelasikan dengan studi lain tentang khalayak, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pesan-
pesan di media massa tersebut menumbuhkan sikap-sikap yang serupa di antara para pengguna media yang berat heavy users. Gerbner, Gross,
Signorielli, Morgan, dan Jacson Beeck 1979 menemukan bahwa penonton berat TV heavy viewers cenderung lebih takut pada lingkungan sekitarnya.
Penelitian Agenda Setting juga merupakan penelitian efek media yang diawali dengan analisis isi terhadap isi media. Di antara content analysis digunakan
untuk mengetahui Agenda Media, kemudian dikorelasikan dengan Agenda
Universitas Sumatera Utara
Publik, yaitu apa yang dianggap penting oleh publik, yang datanya diperoleh melalui survei.
Berelson dalam Krippendorf, 1993: 36-37 menyebut 17 kegunaan analisis isi, yaitu:
1. Mendeskripsikan kecenderungan-kecenderungan dalam isi komunikasi.
2. Melacak perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Menyingkap perbedaan-perbedaan internasional dalam isi komunikasi.
4. Membandingkan media atau “level” komunikasi.
5. Memperhitungkan isi komunikasi dalam hubungannya dengan sasaran-
sasarannya. 6.
Mengkonstruksikan dan menerapkan standar-standar komunikasi. 7.
Membantu pelaksanaan teknis penelitian mengkode pertanyaan terbuka dalam wawancara survei.
8. Menyingkapkan teknik-teknik propaganda.
9. Mengukur “kehandalan” bahan-bahan komunikasi.
10. Menemukan gambaran-gambaran stylistik.
11. Mengidentifikasi niat-niat intentions dan karakteristik lain komunikator.
12. Menggambarkan keadaan psikologis seseorang atau kelompok.
13. Mendeteksi eksistensi propaganda terutama untuk tujuan yang legal.
14. Melindungi intelijensi politik dan militer.
15. Merefleksikan berbagai sikap, kepentingan dan nilai pola-pola kultural
berbagai kelompok masyarakat. 16.
Mengungkapkan fokus perhatian. 17.
Mendeskripsikan respons yang berbentuk sikap dan perilaku terhadap komunikasi.
2.2.3.4 Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Isi