10
dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan
perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula. Sartono, 2001
secara sederhana menyatakan bahwa price to book value PBV merupakan rasio pasar market ratio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya. PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut : a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat
diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price bookvalue sebagai
perbandingan. b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua
perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
c. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio PER dapat dievaluasi
menggunakan PBV.
2.1.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan dalam suatu periode tertentu Joni, 2010. Ukuran perusahaan dapat dilihat antara lain
melalui aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Nilai aktiva menunjukkan seberapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam rangka melakukan
kegiatan operasionalnya. Nilai penjualan menunjukkan perputaran uang yang
Universitas Sumatera Utara
11
dihasilkan oleh perusahaan. Nilai kapitalisasi pasar menunjukkan seberapa besar perusahaan dikenal oleh masyarakat. Mengetahui ukuran berarti dapat terlihat
seberapa besar atau kecil usaha yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan skala besar dengan pertumbuhan yang positif memberikan suatu tanda bahwa
kemungkinan untuk menjadi bangkrut kecil dan dianggap mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. Penelitian mengenai hubungan antara
ukuran perusahaan dengan nilai perusahaan sudah dilakukan oleh Desemliyanti 2003 dan Vebrianawati 2002. Ia meneliti tiga variabel yang dianggap
mempengaruhi nilai perusahaan, yakni ukuran perusahaan total aset, hutang dan bunga. Penelitian ini memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan memiliki
hubungan yang negatif dengan nilai perusahaan, dan bunga memberikan hubungan yang positif dengan nilai perusahaan. Investor dalam penyertakan
modalnya juga perlu untuk melihat ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan.
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Suatu
perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami
banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk
memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil Analisa, 2011.
Menurut undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
12
bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan sebanyak Rp 1.000.000.000.000,- satu milyar rupiah digolongkan ke dalam kelompok usaha
kecil. Dengan adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil penjualan tahunan diatas Rp 1.000.000.000.000,- satu milyar
rupiah dapat dikelompokkan kedalam industri menengah dan besar. Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang dimiliki oleh
perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM No.11PM1997, yang menyatakan bahwa : “Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang
memiliki jumlah kekayaan total assets tidak lebih dari 100 milyar rupiah”. Pada umumnya, perusahaan yang besar mengungkapkan lebih banyak informasi
dibanding perusahaan kecil. Pada penelitian ini total asset digunakan sebagai acuan untuk ukuran perusahaan.
2.1.3 Leverage