Gambaran Pasien Yang Datang Berobat dan Rawat Inap Hasil Analisis Bivariat

VISI ” Menjadi Rumah Sakit PusatRujukan dan Unggulan di Sumatera Utara Bagian Utara Tahun 2015” MISI : a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. b. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain. c. Mengembangkan manajemen Rumah Sakit yang profesional.

4.2. Gambaran Pasien Yang Datang Berobat dan Rawat Inap

Pasien yang datang berobat jalan setiap harinya ada sekitar 26 orang. Jadwal berobat j alan hari senin sd jum’at dimulai pukul 08.00-14.00 WIB dan hari sabtu dimulai pukul 08.00-11.00 WIB. Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan Pap Smear setiap hari sekitar 3 orang, namun yang terdeteksi kanker serviks tidak setiap hari ada. Kadang pasien yang terdeteksi kanker serviks sehari hanya ada 1 orang. Jika pasien yang terdeteksi kanker serviks sudah stadium IIa maka pasien dianjurkan untuk rawat inap. Tetapi jika keadaan pasien semakin memburuk maka pasien dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk ditangan lebih lanjut.

4.3. Gambaran Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 yang terdiri dari kelompok kasus 30 dan kontrol 30. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Umur Responden Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSUD Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2014 Umur Kasus Kontrol f f ≤ 20 1 3,3 20 – 29 8 26,7 3 10,0 30 – 39 5 16,7 9 30,0 40 – 49 8 26,7 14 46,7 50 – 59 5 16,7 1 3,3 60 – 69 3 10,0 2 6,7 ≥ 70 1 3,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut umur lebih banyak pada umur antara 40-49 tahun, kasus sebanyak 8 responden 26,7 dan kontrol sebanyak 14 responden 46,7. Sedangkan umur paling sedikit yaitu pada kontrol umur ≤ 20 tahun sebanyak 1 responden 3,3 dan kasus umur ≥ 70 tahun sebanyak 3,3.

4.3.2. Pendidikan Responden Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Pendidikan Kasus Kontrol f f SD SMP 4 13,3 7 23,3 SMA 19 63,3 14 46,7 D3 4 13,3 5 16,7 S1 3 10,0 4 13,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut pendidikan lebih banyak berpendidikan SMA yaitu kasus sebanyak 19 responden 63,3 dan kontrol sebanyak 14 responden 46,7. Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Pekerjaan Responden Tabel 4.3

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Pekerjaan Ibu Kasus Kontrol f f IRT 22 73,3 20 66,7 Buruh 1 3,3 2 6,7 Karyawan 3 10,0 5 16,7 Wiraswasta 1 3,3 PNS 3 10,0 3 10,0 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut pekerjaan ibu lebih banyak bekerja sebagai IRT yaitu kasus sebanyak 22 responden 73,3 dan kontrol sebanyak 20 responden 66,7.

4.3.4. Pekerjaan Suami Responden Tabel 4.4

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Pekerjaan Suami Kasus Kontrol f f Supir 4 13,3 2 6,7 Buruh 1 3,3 Karyawan 4 13,3 8 26,7 Wiraswasta 17 56,7 16 53,3 PNS 4 13,3 4 13,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut pekerjaan suami lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta, kasus sebanyak 17 responden 56,7 dan kontrol sebanyak 16 responden 53,3. Universitas Sumatera Utara

4.3.5. Penghasilan Responden Tabel 4.5

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Pekerjaan Suami Kasus Kontrol f f ≤1.851.500 14 46,7 2 6,7 1.851.500 16 53,3 28 93,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut penghasilan rata-rata berpenghasilan 1.851.500, kasus sebanyak 16 responden 53,3 dan kontrol sebanyak 28 responden 93,3.

4.3.6. Perkawinan Responden Tabel 4.6

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Perkawinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Perkawinan Kasus Kontrol f f Pertama 27 90,0 26 86,7 Kedua 3 10,0 4 13,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat distribusi frekuensi responden kasus dan kontrol menurut perkawinan rata- rata perkawinan pertama, kasus sebanyak 27 responden 90,0 dan kontrol sebanyak 26 responden 86,7.

4.4. Hasil Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi hubungan perilaku seksual wanita usia subur dengan faktor resiko terjadinya kanker serviks yang datang berobat dan dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Medan sesuai dengan tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis secara univariat adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

4.4.1. Aktivitas Seksual Dini Tabel 4.7

Umur Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual Responden Umur Pertama Kali Kasus Kontrol f f 12 – 15 1 3,3 16 – 19 10 33,3 13 43,3 20 – 23 18 60,0 14 46,7 24 – 27 2 6,7 2 6,7 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa umur pertama kali melakukan hubungan seksual pada kasus yaitu 16-19 tahun sebanyak 10 responden 33,3 dan pada umur 12-15 tahun sebanyak 1 responden dan umur 16-19 tahun sebanyak 13 responden 43,3 . Tabel 4.8 Pasangan Responden Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual Pasangan Pertama Kali Kasus Kontrol f f Pacar 10 33,3 3 10,0 Suami 20 66,7 27 90,0 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pasangan responden pertama kali melakukan hubungan seksual pada kasus dan kontrol sama yaitu terhadap suami, kasus sebanyak 20 responden 66,7 dan kontrol sebanyak 27 responden 90,0. Tabel 4.9 Alasan Responden Melakukan Hubungan Seks Dini Alasan Kasus Kontrol f f untuk mempertahankan hubungan 3 30,0 5 35,7 karena saling cinta 4 40,0 7 50,0 karena ada rasa nafsu 3 30,0 2 14,3 Jumlah 10 100,0 14 100,0 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa alasan responden melakukan hubungan seksual lebih banyak beralasan karena saling cinta yaitu pada kasus sebanyak 4 responden 40,0 dan kontrol sebanyak 7 responden 50,0. Sedangkan paling sedikit beralasan karena ada rasa nafsu yaitu pada kasus sebanyak 3 responden 30,0 dan kontrol sebanyak 2 responden 14,3. Tabel 4.10 Frekuensi Responden Melakukan Hubungan Seksual Frekuensi Kasus Kontrol f f 1 x seminggu 1 3,3 2 x seminggu 6 20,0 9 30,0 3 x seminggu 15 50,0 11 36,7 4 x seminggu 7 23,3 8 26,7 5 x seminggu 1 3,3 2 6,7 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa frekuensi responden melakukan hubungan seksual pada kasus dan kontrol yang terbanyak adalah 3 x seminggu, kasus sebanyak 15 responden 50,0 dan kontrol sebanyak 11 responden 36,7.

4.4.2. Mitra Seksual Tabel 4.11

Mitra Seksual Sebelum Menikah Responden Melakukan Hubungan Seksual Sebelum Menikah Kasus Kontrol f f Pernah 10 33,3 3 10,0 Tidak pernah 20 66,7 27 90,0 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebelum menikah responden melakukan hubungan seksual pada kasus dan kontrol yang terbanyak adalah tidak pernah Universitas Sumatera Utara melakukan hubungan seksual, kasus sebanyak 20 responden 66,7 dan kontrol sebanyak 27 responden 90,0. Tabel 4.12 Mitra Seksual Sesudah Menikah Responden Melakukan Hubungan Seksual Selain Suami Sesudah Menikah Kasus Kontrol f f Pernah 3 10,0 tidak pernah 27 90,0 30 100,0 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa sesudah menikah responden melakukan hubungan seksual pada kasus dan kontrol yang terbanyak adalah tidak pernah melakukan hubungan seksual, kasus sebanyak 27 responden 90,0 dan kontrol sebanyak 30 responden 100,0. Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12, jumlah mitra seksual pada kasus dan kontrol Tabel 4.13 Jumlah Mitra Seksual Mitra Seksual Kasus Kontrol 1 13 3 1 17 27 4.4.3. Penyakit Kutil Kelamin Tabel 4.14 Riwayat Penyakit Kutil Kelamin Penderita Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f Ya 12 40,0 20 66,7 Tidak 18 60,0 10 33,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa lebih banyak yang menderita penyakit kutil kelamin pada kelompok kontrol dibandingkan pada kelompok kasus yaitu kasus sebanyak 12 responden 40,0 dan kontrol sebanyak 20 responden 66,7. Pada Universitas Sumatera Utara kelompok kasus, suami yang menderita kutil kelamin ada 7 responden dan 5 responden yang tidak menderita. Semua gejala kutil kelamin pada kelompok kasus dan kontrol yaitu timbul benjolan kecil berwarna abu-abu disekitar kelamin. Tabel 4.15 Lama Responden Menderita Penyakit Kutil Kelamin Lama Menderita Kasus Kontrol f f 1 bulan 1 5,0 5 bulan 3 15,0 1 tahun 9 75,0 13 65,0 2 tahun 1 8,3 3 15,0 3 tahun 2 16,7 Jumlah 12 100,0 20 100,0 Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa lama menderita penyakit kutil kelamin pada kasus dan kontrol yang terbanyak adalah menderita selama 1 tahun, kasus sebanyak 9 responden 75,0 dan kontrol sebanyak 13 responden 65,0. Tabel 4.16 Tempat Responden Melakukan Pemeriksaan Penyakit Kutil Kelamin Pemeriksaan Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f RS 12 100,0 16 80,0 Praktek Dokter 4 20,0 Jumlah 12 100,0 20 100,0 Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa penderita penyakit kutil kelamin pada kasus maupun kontrol lebih banyak melakukan pemeriksaan ke RS, kasus sebanyak 12 responden 100,0 dan kontrol sebanyak 16 responden 80,0. Tabel 4.17 Riwayat Penyakit Kutil Kelamin Suami Penderita Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f Ya 7 23,3 13 43,3 Tidak 23 76,7, 17 56,7 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa lebih banyak suami tidak menderita penyakit kutil kelamin dibandingkan dengan menderita penyakit kutil kelamin yaitu kasus 23 responden 76,7 dan kontrol 17 responden 56,7.

4.4.4. Penyakit Herpes Kelamin Tabel 4.18

Riwayat Penyakit Herpes Kelamin Penderita Herpes Kelamin Kasus Kontrol f f Ya 26 86,7 29 96,7 Tidak 4 13,3 1 3,3 Jumlah 30 100,0 20 100,0 Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa penderita penyakit herpes lebih banyak pada kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu kasus sebanyak 26 responden 86,7 dan kontrol sebanyak 29 responden 96,7.

4.4.14. Lama Menderita Penyakit Herpes Kelamin Tabel 4.19

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Menderita Penyakit Herpes Kelamin di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014 Lama Menderita Kasus Kontrol f f 1 bulan 4 13,8 5 bulan 1 tahun 22 84,6 12 41,4 2 tahun 3 11,5 8 27,6 3 tahun 1 3,8 4 13,8 5 tahun 1 3,4 Jumlah 26 100,0 20 100,0 Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa lama menderita penyakit kutil kelamin pada kasus dan kontrol yang terbanyak adalah 1 tahun yaitu kasus sebanyak 22 responden 84,6 dan kontrol sebanyak 12 responden 41,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 Gejala Penyakit Herpes Kelamin Gejala Herpes Kelamin Kasus Kontrol f f Timbul kemerah-merahan pada daerah kelamin 16 61,5 13 44,8 Timbul lepuhan kecil atau gelombang kecil berisi cairan pada daerah kelamin 10 38,5 16 55,2 Jumlah 26 100,0 29 100,0 Pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa gejala penyakit herpes kelamin pada kasus yang terbanyak adalah timbul kemerah-merahan pada daerah kelamin yaitu 16 responden 61,5 sedangkan kontrol gejala penyakit herpes kelamin adalah timbul lepuhan kecil atau gelombang kecil berisi cairan pada daerah kelamin yaitu 16 responden 52,2. Tabel 4.21 Periksa Penyakit Herpes Kelamin Periksa Penyakit Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f Pernah 26 100,0 25 86,2 Tidak pernah 4 13,8 Jumlah 26 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden periksa penyakit herpes lebih banyak pada kasus dibandingkan dengan kontrol sedangkan pada kontrol ada yang tidak pernah melakukan periksa sebanyak 4 responden 13,8. Tabel 4.22 Tempat Responden Melakukan Pemeriksaan Penyakit Herpes Kelamin Pemeriksaan Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f RS 26 100,0 25 86,2 Praktek Dokter 4 13,8 Jumlah 26 100,0 25 100,0 Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.22 dapat dilihat bahwa penderita penyakit kutil kelamin melakukan pemeriksaan pada kasus dan kontrol adalah lebih banyak melakukan pemeriksaan di RS dibandingkan di Praktek Dokter yaitu kasus sebanyak 26 responden 100,0 dan kontrol sebanyak 25 responden86,2. Tabel 4.23 Riwayat Penyakitpes Kelamin Suami Penderita Herpes Kelamin Kasus Kontrol f f Ya 14 46,7 14 46,7 Tidak 16 53,3 16 53,3 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Pada tabel 4.23 dapat dilihat bahwa suami menderita penyakit herpes kelamin pada kasus dan kontrol sama yaitu 14 responden 46,7 .

4.5. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang mempunyai hasil analisis p0,05. 4.5.1. Hubungan Aktivitas Seksual Dini Dengan Terjadinya Kanker Serviks Tabel 4.24. Hubungan Aktivitas Seksual Dini Dengan Terjadinya Kanker Serviks Umur Pertama Kali Kasus Kontrol f f OR CI p P 20 10 33,3 14 46,7 20 20 66,7 17 53,3 0,571 0,201-1,624 0,292 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Dari Tabel 4.24 diketahui proporsi kasus kanker serviks terbesar terjadi pada kelompok kasus dan kontrol yang melakukan hubungan seks pertama kali pada usia 20 tahun yaitu kasus 33,3 dan kontrol 46,7. Dari hasil uji statistik Universitas Sumatera Utara memperlihatkan nilai p0,05 p=0,292 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas seksual dini dengan terjadinya kanker serviks. 4.5.2. Hubungan Mitra Seksual Dengan Terjadinya Kanker Serviks Tabel 4.25. Hubungan Mitra Seksual Dengan Terjadinya Kanker Serviks Mitra Seksual Kasus Kontrol f f OR CI p P 1 13 43,3 3 10,0 1 17 56,7 27 90,0 6,882 1,707-27,752 0,004 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Dari Tabel 4.25 Hasil uji statistic memperlihatkan nilai p0,05 p=0,004 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara mitra seksual dengan faktor resiko terjadinya kanker serviks. Nilai Odds Ratio sebesar 6,882 CI: 95: 1,707-27,752 , berarti bahwa berganti pasangan kemungkinan merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker serviks. 4.5.3. Hubungan Penyakit Kutil Kelamin Dengan Terjadinya Kanker Serviks Tabel 4.26. Hubungan Penyakit Kutil Kelamin Dengan Terjadinya Kanker Serviks Penyakit Kutil Kelamin Kasus Kontrol f f OR CI p P Ya 12 40,0 20 66,7 Tidak 18 60,0 10 33,3 0,333 0,116-0,956 0,038 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Dari Tabel 4.25. Hasil uji statistic memperlihatkan nilai p0,05 p=0,038 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara penyakit kutil kelamin dengan terjadinya kanker serviks. Nilai Odds Ratio 0,333 CI: 95: 0,116-0,956 , berarti penyakit kutil kelamin bukan merupakan faktor resiko terjadinya kanker serviks. Universitas Sumatera Utara 4.5.4. Hubungan Penyakit Herpes Kelamin Dengan Terjadinya Kanker Serviks Tabel 4.27. Hubungan Penyakit Herpes Kelamin Dengan Terjadinya Kanker Serviks Penyakit Herpes Kelamin Kasus Kontrol f f OR CI p P Ya 26 86,7 29 91,7 Tidak 4 13,3 1 8,3 0,224 0,024-2,136 0,161 Jumlah 30 100,0 30 100,0 Dari Tabel 4.26. Hasil uji statistic memperlihatkan nilai p0,05 p=0,161 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penyakit herpes kelamin dengan faktor resiko terjadinya kanker serviks. Nilai Odds Ratio 0,224 CI: 95: 0,024-2,136 , berarti bahwa penyakit kutil kemungkinan bukan merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker serviks. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Aktivitas Seksual Dini dengan Faktor Resiko Terjadinya Kanker Serviks

Proporsi kasus terbesar pada kelompok kasus yaitu responden yang mela kukan hubungan seks pertama kali pada usia ≤ 20 tahun sebesar 56,7 sedangkan pada kontrol 63,3. Hasil uji statistik didapat nilai p0,005 p=0,598 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas seksual dini dengan terjadinya kanker serviks. Hal tersebut dapat dikarenakan kanker leher rahim dapat dicegah melalui deteksi dini dengan pemeriksaan Pap Smear atau IVA Test, maka dari itu penting bagi wanita yang telah aktif secara seksual untuk melakukan tes tersebut. Pemeriksaan panggul setiap tahun termasuk Pap Smear harus dimulai ketika seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual atau pada usia 20 tahun. Setiap hasil yang abnormal harus diikuti dengan pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa vitamin A berperan dalam menghentikan atau mencegah perubahan keganasan pada sel-sel, seperti yang terjadi pada permukaan serviks. Nilai Odds Ratio didapatkan 0,757 CI : 95: 0,269-2,133 . Hubungan seksual idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah menstruasi atau belum. Kematangan juga bergantung pada sel-sel mukosa yang terdapat diselaput kulit bagian dalam vagina. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Asma Bronkial Rawat Inap di RSUD Langsa Tahun 2009-2012

3 45 97

Gambaran Karakteristik Infeksi Menular Seksual (IMS) Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Pada Tahun 2012

4 62 85

Hubungan Perilaku Seksual Wanita Dengan Risiko Terjadinya Kanker Serviks Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2012

1 66 64

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

2 74 92

Profil Penderita Kanker Serviks Di Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan

0 38 63

EVALUASI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Evaluasi Penggunaan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr.Moewardi Tahun 2010.

0 1 13

EVALUASI PENGGUNAAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD ”X” Evaluasi Penggunaan Kemoterapi Pada Pasien Kanker Serviks Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr.Moewardi Tahun 2010.

0 3 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Serviks - Hubungan Perilaku Seksual Dan Riwayat IMS Pada Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks, Pada Pasien Yang Datang Berobat Dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Perilaku Seksual Dan Riwayat IMS Pada Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks, Pada Pasien Yang Datang Berobat Dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 7

Hubungan Perilaku Seksual Dan Riwayat IMS Pada Wanita Dengan Terjadinya Kanker Serviks, Pada Pasien Yang Datang Berobat Dan Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 12