BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yaitu metode studi analitik dengan menggunakan desain case control, merupakan penelitian epidemiologis
analitik observasional yang menelaah hubungan antara perilaku seksual dan riwayat IMS dengan resiko terjadinya kanker serviks. Dimana peneliti membandingkan
perilaku seksual antara yang menderita kanker serviks kasus dengan tidak menderita kanker serviks kontrol.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari
– Juni 2014. 3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
1. Populasi Kasus Semua wanita yang datang berobat datang berobat dengan melakukan
pemeriksaan Pap Smear dan Test IVA dinyatakan positif menderita kanker serviks dan rawat inap dengan pasien yang menderita kanker serviks di bagian ginekologi
bulan Mei-Juni di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
2. Populasi Kontrol Semua wanita yang datang berobat datang berobat dengan melakukan
pemeriksaan Pap Smear dinyatakan negatif menderita kanker serviks dan rawat inap dengan pasien yang tidak menderita kanker serviks di bagian ginekologi bulan Mei-
Juni RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2014.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Nilai OR penelitian sebelumnya untuk perhitungan besar sampel. Nilai OR diambil dari
penelitian Lusiana 2013 variabel berganti-ganti pasangan dengan nilai OR= 3,36. Untuk menentukan jumlah sampel minimal maka, dengan menggunakan OR
terkecil dari penelitian tersebut yaitu berganti-ganti pasangan 3,36 dilakukan perhitungan besar sampel dengan rumus sebagai berikut Sastroasmoro, 2002:
n =
P1 =
P1 =
=
n
n
n
=
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : OR
= Odds Ratio = 3,36 P2
= Perkiraan proporsi faktor resiko pada kontrol 0,351 Z 1-
α2 = 1,96 unt
uk α = 0,05 Z 1-
β = 1,282 untuk β = 90
Setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh jumlah sampel kasus besar sebesar 30 orang dan sampel kontrol sebesar 30 orang. Jadi, total keseluruhan sampel
adalah 60 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah Consecutive
Sampling, adalah pengambilan sampel dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel
terpenuhi. Dengan criteria sampel yaitu bersedia menjadi responden pada saat penelitian.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data yang diambil dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
3.4.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari catatan rekam medik pada bagian ginekologi RSU
Dr. Pirngadi Medan Tahun
Universitas Sumatera Utara
3.5 Defenisi Operasional
Variabel Independent
1. Multipartner seksual adalah aktivitas seksual penderita kanker serviks dan tidak penderita kanker serviks dengan pasangan seksual yang berganti
– ganti. 2. Aktivitas seksual dini adalah usia penderita kanker serviks dan tidak penderita
kanker serviks ketika melakukan hubungan seksual pertama kali. 3. Penyakit Herpes Kelamin adalah riwayat penyakit herpes kelamin yang
pernah diderita oleh penderita kanker serviks dan tidak penderita kanker serviks.
4. Penyakit Kutil Kelamin adalah riwayat penyakit kutil kelamin yang pernah diderita oleh penderita kanker serviks dan tidak penderita kanker serviks.
Variabel Dependen
Kanker serviks adalah seseorang yang menderita dan tidak menderita tumor ganas yang terjadi pada leher rahim yang disebabkan oleh virus HPV yang
dapat menyebabkan kematian.
3.6 Aspek Pengukuran 3.6.1 Multipartner seksual
Pengukuran tentang multipartner seksual berupa pertanyaan terbuka dengan
dua pilihan jawaban yaitu : a. 1, jika responden pernah melakukan hubungan seksual dengan berganti- ganti
pasangan
Universitas Sumatera Utara
b. 1, jika responden tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan berganti –
ganti pasangan
3.6.2. Aktivitas seksual dini
Pengukuran tentang usia pertama sekali melakukan aktivitas seksual dengan dua pilihan jawaban yaitu :
a. Dini, jika responden melakukan aktivitas seksual pada umur kurang dari 20 tahun b. Tidak dini, jika responden melakukan aktivitas seksual pada umur lebih dari 20
tahun
3.6.3. Penyakit Kutil Kelamin
Pengukuran tentang penyakit kutil kelamin berupa pertanyaan terbuka dengan dua pilihan jawaban yaitu :
a. Ya, jika responden pernah menderita penyakit kutil kelamin kelamin b. Tidak, jika responden tidak pernah menderita penyakit kutil kelamin
3.6.4. Penyakit Kelamin Herpes
Pengukuran tentang penyakit kelamin herpes berupa pertanyaan terbuka dengan dua pilihan jawaban yaitu :
c. Ya, jika responden pernah menderita penyakit kelamin herpes d. Tidak, jika responden tidak pernah menderita penyakit kelamin herpes
3.6.5. Kanker serviks
Pengukuran tentang kanker serviks dengan dua pilihan jawaban : a. Kasus, jika responden melakukan pemeriksaan kanker serviks dan hasilnya
dinyatakan positif menderita kanker serviks.
Universitas Sumatera Utara
b. Kontrol, jika responden melakukan pemeriksaan kanker serviks dan hasilnya dinyatakan negatif tidak menderita kanker serviks
3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
3.7.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi unttuk mengubah data menjadi informasi. Adapun langkah
– langkah dalam pengolahan data dimulai dari editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan. Coding, yaitu
memeriksa kode numerik atau angka kepada masing – masing kategori. Data entry
yaitu memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base komputerisasi.
3.7.2 Analisa Data
1. Univariat Dilakukan secara deskriptif pada masing
– masing variabel dengan analisis distribusi frekuensi. Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran
karakteristik masing – masing variabel independen dan dependen
2. Analisis Bivariat Dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen dan dependen
dengan menggunakan uji Chi square dengan tabel kontigensi 2 x 2, pada tingkat kepercayaan95 α = 0,05
Dasar pengambilan keputusan penelitian hipotesis : a.
p value α = 0,05 tidak ada hubungan antara variabel independen dengan dependen
Universitas Sumatera Utara
b. p value α = 0,05 ada hubungan antara variabel independen dengan dependen
Selain itu digunakan juga perhitungan odds ratio OR yang digunakan untuk mengestimasi tingkat risiko antara variabel independen dengan dependen.
Bila OR= 1, artinya variabel independen bukan faktor resiko Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor resiko
Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor protektif Sastroasmoro, 2002
Besar populasi kasus dalam populasi total akan dicegah bila faktor risiko dihilangkan inilah disebut population attributable risk PAR , dengan syarat t 1
pada odds ratio.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Deskripsi Lokasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Penelitian ini dilakukan dibagian ginekology dan ruang rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang merupakan suatu unit pelayanan kesehatan milik
Pemerintah Kota Medan yang berada di Jalan Prof. H.M. Yamin SH No. 47, Kelurahan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur, Sumatera Utara.
Mempunyai luas tanah 76.306 m² dan luas bangunan 34.562 m². RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit kelas B Pendidikan sesuai akreditasi Dep. Kes.
RI No: HK.00.06.3.5.738 tanggal 9 Februari 2007
4.1.2. Sejarah Singkat RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
RSUD Dr. Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama ” GEEMENTE ZIEKEN HUIS ” yang peletakan batu
pertamanya dilakukan oleh seorang bocah 10 tahun bernama Maria Costantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai pemimpin pertama dijabat
oleh dokter berkebangsaan Belanda bernama Dr. W. Bays. Selanjutnya dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah
sakit ini diambil dan berganti nama dengan ” SYURITSU BYUSONO INCE ” dan sebagai direktur dipercayakan kepada putra Indonesia Dr. Raden Pirngadi Gonggo
Putro dengan motto RSUD Pirngadi, yakni tingkatkan profesionalisme dan kompetensi.
Universitas Sumatera Utara
Waktu terus berjalan, Rumah Sakit ini memiliki perjalanan sejarah yang begitu panjang dan menghasilkan banyak dokter serta tenaga kesehatan lainnya.
Sehinnga dikukuhkan menjadi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, yang bukan saja sebagai simbol pelayanan kesehatan masyarakat Kota Medan, tapi juga Provinsi
Sumatera Utara. Tepat tanggal 8 April 2009, pimpinan Badan Pelayanan Kesehatan RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan secara resmi dipindah tangankan kepada Dr. dr. Umar Zein, DTMH, SpPD-KPTI Mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan lalu
selanjutnya digantikan tanggal 4 Desember 2009 oleh dr. Dewi Fauziah Syahnan, Sp THT. Dan pada tahun 2012 berdasarkan keputusan Walikota Medan, Direktur Utama
RSUD. Dr. Pirngadi Medan dipercayakan kepada Dr. H. Amran Lubis, Sp.JP, K, FIHA yang sebelumnya menduduki posisi Wakli Direktur Bidang Pelayanan Media
dan Keperawatan Rumah Sakit dan menjabat sampai sekarang. Kepegawaian RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga
non nedis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga umum, dan tenaga kesehatan lainnya.
Adapun yang menjadi Motto, Visi, dan Misi dari RSUD. Dr. Pirngadi Kota Medan yaitu :
MOTTO
” AEGROTI SALUS LEX SUPREMA” Kepentingan Penderita Adalah Yang Utama .
Universitas Sumatera Utara
VISI
” Menjadi Rumah Sakit PusatRujukan dan Unggulan di Sumatera Utara Bagian Utara Tahun 2015”
MISI :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran serta tenaga kesehatan lain.
c. Mengembangkan manajemen Rumah Sakit yang profesional.
4.2. Gambaran Pasien Yang Datang Berobat dan Rawat Inap
Pasien yang datang berobat jalan setiap harinya ada sekitar 26 orang. Jadwal berobat j
alan hari senin sd jum’at dimulai pukul 08.00-14.00 WIB dan hari sabtu dimulai pukul 08.00-11.00 WIB. Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan Pap
Smear setiap hari sekitar 3 orang, namun yang terdeteksi kanker serviks tidak setiap hari ada. Kadang pasien yang terdeteksi kanker serviks sehari hanya ada 1 orang.
Jika pasien yang terdeteksi kanker serviks sudah stadium IIa maka pasien dianjurkan untuk rawat inap. Tetapi jika keadaan pasien semakin memburuk maka
pasien dirujuk ke RSUP H. Adam Malik Medan untuk ditangan lebih lanjut.
4.3. Gambaran Karakteristik Responden