Struktur Organisasi PT Terbuka

pasar modal. Beberapa pasal dalam UUPM yang mengatur tentang perseroan publik adalah: 35 1. Pasal 70 UUPM yang mengaskan bahwa yang dapat melakukan penawaran umum adalah Emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pedaftaran tersebut telah efektif; 2. Pasal 73 UUPM, yang mengatakan setiap perusahaan publik wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam; 3. Pasal 1 angka 19 UUPM, menjelaskan bahwa pernyataan pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Pernawaran Umum atau perusahaan publik. Dasar Hukum pembentukkan PT Terbuka, masing-masing sebagai berikut: a. PT Tertutup PT Biasa: berdasarkan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. PT Terbuka PT go-public berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 dan UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; c. PT PMDN: berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang penanaman modal; d. PT PMA: berdasarkan UU No. 25 Tahun 2007 tenntang Penanaman Modal; e. PT Persero berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007.

B. Struktur Organisasi PT Terbuka

35 UU PM. Organ Perseroan Terbatas, menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas, terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris. Ketiga organ tersebut melakukan metabolisme tubuh di dalam badan hukum PT, menjalankan roda kegiatan PT kearah visi-misinya.Kegiatan organ-organ itu meliputi fungsi pembuatan kebijakan, pelaksanaan dan pengawasan. 36 Berikut organ-organ yang terdapat pada PT 37

1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS

: RUPS merupakan organ perseroan yang memiliki kewenangan eksklusif. Kewenangan ini, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 4 UUPT 2007, tidak akan pernah diberikan atau dialihkan kepada komisaris ataupun direksi.RUPS dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. RUPS Tahunan RUPS Tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhr.Pada RUPS Tahunan, harus diajukan semua dokumen dari laporan tahunan perseroan. b. RUPS Lainnya RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan perseroan. Ini antar lain jika perseroan mengalami krisi atau keadaan amat mendesak sehingga memerlukan penyelenggaraan RUPS untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kewenangan RUPS dalan UUPT 2007, antara lain yaitu: 36 http:www.legalakses.comorgan-perseroan-terbatas, diakses pada tanggal 9 Desember 2015, pukul 16.09 WIB. 37 Orinton Purba, Petunjuk Praktis bagi RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan Terbatas agar terhindar dari jerat hukum, Jakarta: Raih Asa Sukses, 2011, hlm 27. 1. Mengubah anggaran dasar Perseroan; 38 2. Menyetujui bentuk setoran pemegang saham dalam bentuk lain, selain uang; 39 3. Membeli kembali saham yang dikeluarkan; 40 4. Menambah modal perseroan; 41 5. Mengurangi modal perseroan; 42 6. Menyetujui rencana kerja tahunan perseroan; 43 7. Menyetujui laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris; 44 8. Menggunakan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan. 45 9. Mengangkat direksi; 46 10. Menetapkan peraturan tengtang pembagian tugas dan wewenang pengurusan diantara anggota direksi; 47 11. Mengangkat pihak lain dalam hal seluruh anggota direksi dan dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; 48 12. Menyetujui pengalihan atau dujadikannya kekayaan perseroan sebagai jaminan utang; 49 13. Menyetujui Direksi untuk mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri ke Pengadilan Negeri; 50 38 Ibid, Pasal 19. 39 Ibid, Pasal 34. 40 Ibid, Pasal 38. 41 Ibid, Pasal 41. 42 Ibid, Pasal 44. 43 Ibid, Pasal 64 ayat 2. 44 Ibid, Pasal 69. 45 Ibid, Pasal 1 ayat 1. 46 Ibid, Pasal 94. 47 Ibid, Pasal 92 ayat 5. 48 Ibid, Pasal 99 ayat 2. 49 Ibid, Pasal 102 ayat 1. 14. Memberhentikan anggota Direksi; 51 15. Mencabut atua menguatkan keputusan pemberhentian sementara anggota Direksi oleh Dewan Dewan Komisaris; 52 16. Mengangkat dewan pengawas syariah; 53 17. Mengangkat Dewan Komisaris; 54 18. Mengangkat komisaris Independen; 55 19. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menjalankan tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu; 56 20. Memberhentikan anggota Dewan Komisaris secara tetap atau sementara; 57 21. Menyetujui rancangan penggabungan perseroan; 58 22. Menyetujui pengambilalihan perseoan; 59 23. Membubarkan perseroan; 60 24. Memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atas likuidasi perseroan yang dilakukannya. 61

2. Komisaris

50 Ibid, Pasal 104 ayat 1. 51 Ibid, Pasal 4 ayat 5 jo Pasal 105. 52 Ibid, Pasal 106 ayat 1 dan 6. 53 Ibid, Pasal 109 ayat 2. 54 Ibid, Pasal 111. 55 Ibid, Pasal 120 ayat 2. 56 Ibid, Pasal 118 ayat 1. 57 Ibid, Pasal 111 jo 119. 58 Ibid, Pasal 123. 59 Ibid, Pasal 125 ayat 4. 60 Ibid, Pasal 142 ayat 1 butir a jo 144. 61 Ibid, Pasal 152. Komisaris atau biasa disebut Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi berdasarkan anggaran dasar perseroan.Pengawasan oleh Dewan Komisaris meliputi pengawasan atas kebijakan Direksi dalam melakukan dan menjalankan pengurusan perseroan, baik mengenai perseroan maupun kegiatan usaha perseroan.Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris haruslah bertujuan untuk kepentingan perseroan serta sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.Namun dalam keadaan darurat Dewan Komisaris dapat bertindak mengurus perseroan bersama-sama dengan Direksi, dengan syarat sesuai anggaran dasar atau keputusan RUPS. 62 Anggota Dewan Komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih.Jika terdiri atas beberapa orang, anggota bersifat “majelis”.Anggaran Dasar juga dapat menentukan adanya 1 Dewan Komisaris independen dan 1 Dewan Komisaris utusan. Jika Dewan Komisaris melakukan tugas untuk mengurus perseroan maka Dewan Komisaris tersebut mempunyai konsekuensi sebagaimana melekat pada Direksi.Selain itu, Dewan Komisaris juga harus bertanggung jawab kepada pihak ketiga dalam kapasitasnya sebagai pengurus.Dewan Komisaris sebagai Direksi, mewakili kepentingan perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan. 63 63 Pasal 120 Adapun persyaratan menjadi anggota Dewan Komisaris berdasarkan UUPT 2007 yaitu cakap melakukan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris, serta bukan orang yang pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan. Perusahaan Terbuka sekurang-kurangnya memiliki 30 tiga puluh persen dari jajaran anggota Dewan Komisaris yang dapat dipilih terlebih dahulu melalui RUPS sebelum Pencatatan dan mulai efektif bertindak sebagai Komisaris Independen setelah saham perusahaan tersebut tercatat. 64 Peraturan OJK No. 33POJK.042014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik mengatur lebih khusus lagi mengenai persyaratan pengangkatan Komisaris Independen yang haruslah bukan karyawan atau memiliki hubungan ketenagakerjaan dengan emiten dalam jangka waktu minimal 6 bulan, tidak memiliki saham di emiten baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Emiten, Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham utama Emiten serta tidak melakukan hubungan bisnis dengan emiten baik secara langsung maupung tidak langsung. Selain itu, terkait Komisaris Independen ini juga, Peraturan Bapepam No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit mengatur bahwa Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan public, tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan publik, tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan publik, Komisaris, Direksi, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik dan tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik. 64 Peraturan Bursa Efek Indonesia No.I.A tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat Ekuitas, poin III.1.4. Tugas dan tanggung jawabDewan Komisaris, antara lain 65 a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan oleh Dewan Komisaris dilakukan untuk kepentingan sesuai dengan maksud dan tujuan serta anggaran dasar. : b. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha. c. Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis perusahaan. d. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari hasil pengawasan pihak otoritas termasuk namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa Keuangan. e. Memastikan bahwa Komite-Komite yang telah dibentuk Dewan Komisaris telah menjalankan tugasnya secara efektif. f. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. g. Menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris secara berkala, paling kurang 4 empat kali dalam setahun. Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 dua kali dalam setahun. h. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris, dan ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat Dewan Komisaris. 65 http:www.bca.co.idincludedownloadindeks_idTugasTanggungJawabDekomDirA_138- 140.07 Januari 2016, pukul 23.29 WIB. i. Mendistribusikan salinan risalah rapat Dewan Komisaris kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait. j. Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahunbukusebelumnyakepadaRUPS Tahunan. Wewenang Dewan Dewan Komisaris, antara lain 66 1. Mengadakan dengar pendapat dengan akuntan yang memeriksa pembukuan perseroan : 2. Ikut serta menandatangani laporan tahunan dan neraca perhitungan laba rugi; 3. Memanggil RUPS; 4. Memberikan nasihat dalam RUPS ; 5. Mewakili perseroan baik di luar maupun di dalam pengadilan bila antara Direksi dengan perseroan terdapat kepentingan yang berbeda; 6. Membebaskan sementara setiap anggota Direksi dari tugasnya apabila kedapatan bertindak merugikan perseroan ; 7. Mengangkat seorang ahli pembukuan untuk membantu mengawasi pembukuan perseroan dalam waktu-waktu tertentu secara insidentil kecuali sebelumnya telah diangkat seorang ahli pembukuan oleh RUPS. 3. Direksi 66 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta:Ghalia Indonesia, 2002, hlm 72. Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 67 Artinya, mesti memiliki kewenangan penuh dalam hal kepengurusan perseroan, langkah-langkah Direksi harus tetap dalam batas-batas yang ditentukan undang-undang serta anggaran dasar perseroan.Sebagai pengurus, Direksi secara otomatis mewakili perseroan baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. 68 Selain berwenang untuk pengurusan sehari-hari Perseroan, Direksi juga berwenang mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. 69 Dan dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 satu orang, yang berwenang mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. 70 67 Pasal 5 UUPT. 68 Op.Cit., hlm 31. 69 Pasal 98 ayat 1 UUPT. 70 Pasal 98 ayat 2 UUPT. Direksi dalam perseroan minimal terdiri atas 1 orang, namun tidak menutup kemungkinan lebih dari 1 orang, tergantung kebutuhan operasional perseroan. Namun, terdapat pengecualian bagi perseroan yang usahanya menghimpun dan mengelola dana masyarakat, menerbitkan surat pengakuan utang dan perseroan terbuka tbk, ketiganya wajib memiliki minimal 2 anggota Direksi. Jika anggota Direksi lebih dari 1 orang, setiap orang memiliki wewenang yang samadalam mewakili perseroan, kecuali dalam anggaran dasar menentukan bahwa hanya direktur utama yang berwenang mewakili perseroan. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, sesuai dengan ketentuan Pasal 93 UUPT, anggota Direksi adalah orang perorangan yang cakap melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakn pailit dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatannya, atau dihukum karena melakukantindak pidanayang merugikan keuangan Negara atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. 71

C. Pengelolaan PT Terbuka