Nilai suatu opsi saham bagi karyawan sifatnya terkait pada kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Perusahaan dapat mengaitkan pemberian
opsi kepada kinerja kelompok atau individual dalam berbagai cara. Sebagaimana dengan bonus kas, perusahaan bebas untuk memutuskan kepada siapa mereka
akan memberikan opsi dan berapa banyaknya opsi yang akan mereka berikan kepada masing-masing individu. Pada masa lalu, perusahaan biasanya membatasi
pemberian opsi saham hanya kepada manajemen, dan pada beberapa perusahaan, program opsi saham masih menggunakan cara tersebut. Namun demikian, kini
terdapat kecenderungan peningkatan bahwa perusahaan-perusahaan memberikan opsi saham lebih jauh ke dalam organisasinya, seringkali melibatkan seluruh
karyawan. Opsi dapat menjadi suatu motivator yang lebih efektif dibandingkan suatu bonus kas, karena tidak seperti kas, opsi terus menerus berlaku sebagai
suatu insentif yang baik bagi karyawan setelah mereka diberikan opsi, karena nilai sebenarnya akan ditentukan dengan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
113
C. Kepemilikan Saham pada PT Terbuka
Di Indonesia, sebagaimana dijelaskan sebelumnya pada Sejarah Kepemilikan Saham oleh Karyawan, sesungguhnya belum ada pengaturan khusus
yang mengatur tentang kepemilikan saham oleh karyawan selain bentuk penjatahan pasti saat penawaran umum perdana. Karena sifat kepemilikan saham
ini adalah mengikuti penawaran umum perdana, maka pelaksanaannya juga mengikuti ketentuan penawaran saham perdana pada umumnya.Selain itu,
tidaklah terdapat ketentuan mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan dengan penjatahan yang pasti.
113
Ibid.
Adapun, untuk Perusahaan Terbuka dan Perusahaan Publik, Pengaturan Peraturan Bapepam IX.D.IV dan IX.A.7 dalam melaksanakan kepemilikan saham
oleh karyawan dapat dilakukan dengan melalui opsi saham, mengingat adanya tambahan modal yang disetorkan oleh karyawan saat mereka melaksanakan
haknya. Selain hal tersebut, kepemilikan saham oleh karyawan ini juga dapat berupa waran yang diberikan kepada karyawan baik sebelum atau pada saat
perusahaan melakukan penawaran umum perdana IPO sehingga informasi tentang Program Kepemilikan Saham oleh Karyawan masih terbatas pada saat apa
yang dicantumkan dalam prospectus dan hasil RUPS Perseroan tanpa lebih lanjut melakukan pengungkapan atas perkembangan pelaksanaan program dalam
laporan berkala atau sarana lainnya. Oleh karena itu, apabila meninjau pengaturan yang berlaku saat ini, kepemilikan saham oleh karyawan dapat dilakukan dengan
3 cara yaitu Pembelian saham perusahaan oleh Karyawan secara langsung, pemberian opsi atas saham perusahaan kepada karyawan untuk membeli sejumlah
saham stock options plans dan program pengelolaan dana trust dirancang untuk investasi terutama dalam saham perusahaan ESOPs.
114
Pada dasarnya, apabila meninjau praktek yang sering berlangsung, maka Perusahaan Publik sering melaksanakan cara yang kedua yaitu opsi saham atau
waran. Adapun hal tersebut untuk melakukan pengikatan kepada karyawan tersebut.
115
114
Ahmad Ashary, “Analisa Latar Belakang dan Pengaruh ESOP” Tesis Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, hal. 68
115
Ibid, hal. 70
Pada dasarnya, kepemilikan saham ini haruslah dihubungkan dengan tujuan dari program kepemilikan tersenbut, apakah untuk kompensasi atauuntuk
peningkatan dana modal. Apabila dilihat dalam praktek di Indonesia, maka perusahaan sering melakukan penerbitan saham untuk Karyawan adalah saham
dalam bentuk portepel, treasury stock atau saham pendiri.Namun demikian, sebagian besar saham tersebut pasti berasal dari saham portepel di perusahaan
sehingga Indonesia sangat terkait dengn tujuan penikatan dalam bentuk dana, bukan untuk kompensasi.
Pada praktiknya, dapat diketahui bahwa setiap perusahaan pasti memiliki sekelompok karyawan yang memang berhak atas kepemilikan saham dalam
perusahaannya. Terkait hal tersebut, sangatlah berhubungan dengan proses pemberian saham tersebut kepada Karyawan. Perusahaan di Indonesia, apabila
ditinjau dari praktik yang sudah berlangsung, maka pemberian akan diberikan langsung kepada individu-individu dari masing-masing karyawan dan bukan
kepada sekumpulan karyawan dan atau badan yang dibentuk oleh sekumpulan karyawan untuk hal tersebut.
116
Terhadap penjelasan diatas, dapat diketahui sebenarnya kepemilikan saham oleh karyawan di Indonesia yang terbanyak dilakukan dengan pemberian
opsi saham atau waran yang pada umumnya akan diambil dari saham portepel perusahaan.
Apabila dilihat dari motifasi pemeberian saham itu sendiri juga, hal itu sesuai dengan untuk melakukan penahanan atas karyawan
tersebut selama memang karyawan yang dianggap kontribusinya dianggap sangat penting untuk memajukan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan, maka
tidaklah memungkinkan dengan membagi atau memberikan secara sekelompok bukan individu tidak terlihat tingkat pembedaan penghargaan pada karyawan
tersebut.
116
Hal ini sudah dapat dibuktikan dengan melihat proses kepemilikan saham oleh karyawan PT ASTRA International, yang saat itu untuk menerapkan EMSOP ini, PT ASTRA
International menunjuk jasa konsultan Watson Wyatt dari Hongkong untuk dapat menerapkan EMSOP yang berlaku di luar negeri di PT ASTRA International.
D. Tujuan Kepemilikan Saham bagi Karyawan