Dalam menangulangi setiap permasalahan, timbul kendala-kendala yang akan dihadapi dalam proses penanggulangan masalah tersebut. Dalam hal ini
penulis akan memaparkan beberapa kendala-kendala yang dihadapi dalam menanggulangi tindak pidana kesusilaan dalam eksploitasi anak dan pada anak
jalanan, dimana secara garis besar ada dua hambatan yang dihadapi yaitu :
1. Hambatan Internal
Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari pribadi dari anak itu sendiri maupun dari keluarga anak itu sendiri. Adapun lingkungan tersebut
adalah:
a. Dari dalam diri pribadi anak
Setiap anak mempunyai kepribadian yang khusus. Keadaan khusus pada anak, bisa menjadi sumber munculnya berbagi perilaku menyimpang. Keadaan
khusus itu adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat atau sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses pengembangan, kematangan atau perangsangan
dari lingkungan menjadi actual, muncul atau berfungsi. Adapun kendala-kendala yang tepat dalam diri anak yang menimbulkan
kesulitan dalam menanggulangi perilaku tindak pidana kesusilaan dan eksploitasi anak dan pada anak jalanan adalah :
62
a. Adanya tekanan dari keluarga anak tersebut. Tekanan tersebut dapat berupa tuntutan terhadap anak agar memiliki prestasi gemilang dalam mata pelajaran
tertentu, sedangkan anak tersebut memiliki bakat dalam dunia musik, adanya
62
The United Nations Guidelines for the Prevention of Juvenile Delinquency – the
Riyadh Guidelines Panduan PBB untuk Pencegahan Kenakalan Anak – Panduan Riyadh,
disahkan dan dinyatakan dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. 45112 tanggal 14 Desember 1990. Butir 10.
Universitas Sumatera Utara
eksplresi kekecewaan berlebihan yang ditunjukan orangtua kepada anak karena anak tidak berhasil meraih prestasi dibidang yang dikehendaki oleh orangtua,
sehingga hal-hal tersebut membuat anak tertekan dan selalu dalam keadaan yang tidak bahagia.
b. Tidak adanya perhatian, dorongan, ataupun tuntunan untuk berbuat baik. Hal ini menimbulkan pemikiran pada anak benak bahwa semua hal yang
dilakukannya adalah sia-sia. Karena apapun yang dilakukan oleh anak tidak mendapat perhatian yang khusus dari siapa pun,sehingga anak tidak memiliki
keharusan untuk beebuat baik kepada siapapun pada diri sendiri. c. Tidakada yang cukup tentang hal yang buruk dan hal yang baik serta hal yang
merugikan maupun hal yang menguntungkan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
b. Lingkungan Keluarga ayah, ibu dan saudara
Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil yang perannya sangatlah begitu besar sekali terhadap perkembangan anak. Jadi anak tergantung
sepenuhnya kepada keluarga. Keluarga sangat berperan besar pada kehidupan anak, karena keluargalah yang langsung dan tidak langsung berhubungan terus
menerus dengan anak, memberikan perangsang melalui berbagai corak komunikasi antara orangtua dan anak.
Lingkungan keluarga sering kali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal yang mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Ada kalanya
orangtua bertindak atau bersikap sebagai patokan untuk ditiru oleh anak meresap dalam diri anak tersebut dan menjadi bagian dari kebiasaan bersikap, bertingkah
Universitas Sumatera Utara
laku dan bagian dari keperibadiannya. Keluarga masa kini sudah banyak kehilangan fungsi dan arti sebagai keluarga. Seperti fungsi pendidikan yang sudah
diserahkan kepada lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, membuat orangtua tidak berperan lagi dalam perkembangan intelektual anak. Fungsi
rekreasi juga sudah menjadi berpindah dari pusat dalam keluarga ke tempat hiburan-hiburan diluar rumah, baik bagi anak maupun bagi orangtuanya. Dengan
demikian fungsi keluarga menjadi sangat berkurang dan arti keluarga dan ikatannya seolah-olah mengalami guncangan. Agar terjaminnya hubungan yang
baik dalam keluarga, dibutuhkan peran aktif orangtua untuk membina hubungan- hubungan yang serasi dan harmonis antara semua pihak dan keluarga. Berbagai
macam masalah umum tidak akan menjadi masalah dan tidak akan menyebabkan penderitaan bilamana ditangani seawal mungkin, yakni penanganan masalah
dalam keluarga.
2. Hambatan eksternal