2. Diancam dengan pidana yang sama: 1.
Pejabat yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang karena jabatan adalah bawahannya, atau dengan orang yang penjagaannya
dipercayakan atau diserahkan kepadanya, 2.
Pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas atas, pesuruh dalam penjara, tempat pekerjaan negara, tempat pendidikan, rumah piatu, rumah sakit,
rumah sakit jiwa atau lembaga sosial, yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang dimasukkan ke dalamnya.
Pada peraturan perundangan di Indonesia, tidak ada pengaturan khusus mengenai Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA. Namun kita bisa
mencermati pengaturan-pengaturan yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA,
seperti dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP dan Undang-undang Perlindungan Anak. Komisi nasional Hak Asasi yang selanjutnya disebut komnas
HAM adalah lembaga mandiri yang berkedudukan setingkat dalam Negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyaluran,
pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia bagi anak yang masih dibawah umur merupakan hak-hak yang melekat pada manusia yang mencerminkan martabatnya.
28
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
28
Maidin Gultom, Op Cit, Hal 8
Universitas Sumatera Utara
hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan konvensi perserikatan bangsa-bangsa tentang hak-hak anak. Hakikatnya, HAM tersebut adalah merupakan hak dasar yang dimiliki
oleh setiap manusia semenjak dia lahir dan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, hak asasi manusia bukanlah merupakn hak yang
bersumber dari negara dan hukum. Oleh karena itu, diperlukan suatu Negara dan hukum hanyalah pengakuan dan jaminan perlindungan terhadap hak asasi
manusia tersebut. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, menjelaskan tentang pengertian dari perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dapat kita jabarkan lebih jauh yaitu dengan melihat asas perlindungan anak yang sesuai dengan prinsip-prinsip pokok yang
terkandung dalam Konvensi Hak-Hak Anak.
29
Konvensi hak anak KHA, mendefinisikan anak secara umum sebagai yang umumnya bila mencapai 18 tahun, namun diberikan juga pengakuan
terhadap batasan umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalam Perundangan Nasional. Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
29
Undang-undang No 23 Tahun 2003, Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1angka 2
Universitas Sumatera Utara
Anak UUPA menyebutkan, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak juga yang masih dalam kandungan.
Departemen Sosial Pendidikan Indonesia 1995 mendefinisikan anak sebagai anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan
kegiatan hidup sehari-hari dijalanan, baiuk untuk mencari nafkah atau berkeliaran dijalanan dan tempat-tempat umum lainnya. Berdasarkan pada penjelasan
terdahulu tentang anak jalanan, dapat disimpulkan bahwa eksploitasi anak adalah, pemanfaatan untuk keuntungan sendiri melalui anak dibawah umur, dengan kata
lain anak digunakan sebagai media untuk mencari uang atau memperkerjakan seorang anak dengan tujuan ingin meraih keuntungan. Berdasarkan definisi
oprasional dan karakteristik jenis Penyandang, Masalah, Kesejahteraan Sosial PMKS, dimana anak yang terlalu sering berada dijalanan termasuk ke dalam
jenis penyandang masalah kesejahteraan sosial, anak jalanan adalah, anak yang berusia 5 18 tahun dan sebagian waktunya berada dijalanan sebagai pedagang
asongan, pengemis, pengamen, jualan koran, jasa semir sepatu, dan mengelap mobil.
30
Sisi kehidupan berbangsa dan bernegara. Anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan
kebebasan. Kondisi ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak hanya
30
Adriatna Yuli, 2001, Upaya Penanganan dan Perlindungan Pekerja Anak, Yogyakarta, Hal :8
Universitas Sumatera Utara
mengalami masalah krisis ekonomi saja, akan tetapi lebih buruk lagi mengalami masalah krisis moral.
Salah satu praktek seks yang dinilai menyimpang adalah bentuk kekerasan seksual. Artinya praktek hubungan seksual yang dilakukan dengan cara-cara
kekerasan, bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai agama serta melanggar hukum yang berlaku. Kekerasan ditunjukkan untuk membuktikan bahwa
pelakunya memiliki kekuatan, baik fisik maupun non fisik.
3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak