Judul : Pertanggung jawaban pidana terhadap pelaku tindak pidana
perdagangan anak untuk tujuan prostitusi studi Putusan No.1262Pid B2008PN.Medan
6. Nama : Sepriarto Simanjuntak
Judul : Tinjauan Psikologi Kriminal terhadap tindak pidana perdagangan
anak CHILD
Traffiking studi
putusan PN
No.147PID.B2008PN.BKS 7. Nama
: Intan Bulandari Nst Judul
: Tinjauan Kriminologi terhadap tindak pidana perdagangan anak terkait Undang-Undang No 23 Tahun 2002 studi Putusan PN
Medan Nomor : 2743Pid.B2006PN.Mdn
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Anak
Peraturan Perundang-Undangan Indonesia tidak terdapat pengaturan yang tegas tentang kriteria anak lain pula halnya Kepustakaan Ilmu Pengetahuan
Hukum, anak diartikan sebagai orang yang belum dewasa minderjarig tetapi sistem hukum di Indonesia membuat kriteria umur anak. Terjadinya hal ini
sebagai akibat berbedanya sudut pandang suatu peraturan perundang-undangan dengan sudut pandang peraturan perundang-undangan yang lain dengan
mempergunakan alasan-alasan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kriteria umur seseorang yang dapat dikelompokkan kedalam orang yang masih
anak.
Universitas Sumatera Utara
Jika hak anak telah dirampas kadang orang tua pun tak menyadari bahwa anak yang telah dipercayakan kepada majikannya tidak mengetahui jenis
pekerjaannya sehingga anak tersebut merasa terempas haknya. Anak gadis dibawah umur kadang telah diperdagangkan menjadi seorang PSK yang lebih
menyakitkan orang tuanya tidak mengetahui bahwa anaknya dipekerjakan sebagai PSK, sedangkan orang tua dengan majikan anaknya telah melakukan suatu
kontrak kerja, sehingga anak tersebut terikat dalam suatu pekerjaannya inilah sebagian gambaran kecil dari eksploitasi anak dibawah umur.
Memahami hak anak, hendaknya dipahami dahulu Hak Asasi Manusia, karena anak merupakan bagian Integral dari manusia. Dalam Pasal 1 ke 1
Undang- Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia bahwa “ Hak
Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
Anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
10
Hak Asasi Manusia yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi karena lahir dari suatu pertimbangan sebagaimana termuat di dalam Undang-
Undang Nomor 39 tahun 1999 tersebut huruf a dan b yang menyatakan sebagai berikut :
a. Bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang bertugas mengemban tugas mengelolah dan memelihara alam semesta dengan penuh
10
. Undang-Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Universitas Sumatera Utara
ketaqwaan dan bertanggung jawab untuk kesejahteraan umat manusia, oleh penciptanya dianugrahi Hak Asasi Manusia untuk menjamin keberadaan harkat
dan martabat kemuliaan dirinya serta kehormatan lingkungannya. b. Bahwa hak asasi manusia dasar yang seacara kodrati melekat pada diri
manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh diabaikan, dikurangi dan dirampas
oleh siapapun. Hak Asasi Manusia dalam arti luas termasuk didalamnya segala sesuatu yang
menjadi hak anak, karena sebagaimana penulis katakan diatas, bahwa anak merupakan bagian integral dari manusia. Namun demikian anak mempunyai hak
khusus yang berbeda dengan Hak Asasi Manusia dalam arti luas dengan kata lain bahwa anak mempunyai hak yang lebih dari hak yang dewasa, perbedaan ini
timbul karena anak merupakan kelompok manusia tertentu yang secara khusus mempunyai kondisi yang lemah, baik fisi, mental maupun sosial berdasarkan
kedudukannya yang masih minderjarig. Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi hak anak yang meliputi :
1. Non diskriminasi 2. Kepentingan yang terbaik bagi anak
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan 4. Penghargaan terdapat pendapat anak Pasal 2 Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak anak agar hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secra optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang bekualitas, berakhlak mulia
dan sejahtera Pasal 3 Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 . Budaya hukum legal culture merupakan sikap manusia terhadap hukum
dan sistem hukum. Sikap masyarakat ini meliputi kepercayaan, nilai-nilai, ide-ide serta harapan masyarakat terhadap hukum dan sistem hukum. Budaya hukum juga
merupakan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum dilaksanakan, dihindari, atau bahkan bagaimana hukum disalahgunakan.
Menurut G. Pieter Hoefnagels, keterlibatan masyarakat dalam kebijakan penanggulangan kejahatan criminal policy sangat penting, karena kebijakan
penanggulangan kejahatan criminal policy merupakan usaha yang rasional dari masyarakat sebagai reaksi terhadap kejahatan. Selanjutnya dikatakan bahwa
kebijakan penanggulangan kejahatan merupakan ilmu untuk menanggulangi kejahatan.
11
Menurut G. Pieter Hoefnagels upaya penanggulangan kejahatan dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu :
12
1. Penerapan hukum pidana criminal law application. 2. Pencegahan tanpa pidana prevention without punishment.
3. Mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa Influencing views of society on crime and punishment.
11
G. Pieter Hoefnagels, The Other Side of Criminology, an Inversion of the Concept of Crime, Holland, 1972, Hlm 57
12
Ibid, Hlm 56
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar upaya penanggulangan kejahatan dibagi dua, yaitu jalur penal hukum pidana dan jalur nonpenal bukan diluar hukum pidana. Menurut
G. Pieter Hoefnagels, upaya pencegahan tanpa pidana dan mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat media massa.
2. Pengertian Perlindungan Anak.