Hasil Percobaan Perhitungan a. Pengenceran Pembahasan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Hasil percobaan pemanfaatan asap cair sebagai bahan koagulasi pada lateks dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Data hasil pengamatan No Sampel Lateks Volume Asap Cair pH Awal pH Akhir DRC Awal DRC Akhir Asap Cair 1 Data 1 5 ml 6,9 6,0 14,85 13,35 5 2 Data 2 10 ml 8,5 6,5 12,45 11,20 10 3 Data 3 15 ml 7,0 5,5 13,45 12,05 15 4 Data 4 20 ml 6,8 5,5 14,86 13,1 20 5 Data 5 25 ml 7,5 5,8 13,25 12,8 25

4.2 Perhitungan a. Pengenceran

V 1 . N 1 = V 2 . N 2 Dimana : V 1 = Volume asap cair N 1 = Normalitas awal Asap Cair V 2 = Volume air N 2 = Normalitas akhir asap cair - Pengenceran asap cair 10 V 1 . N 1 = V 2 . N 2 x ml . 100 = 100ml . 5 100 x = 500 x = 5 ml V 1 = 5 ml Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembahasan

Asap cair tempurung kelapa yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari industri rumah tangga pembuatan arang yang juga merupakan industri produksi arang dan asap cair. Asap cair diperoleh dari asap hasil pirolisis bahan baku tempurung kelapa. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah mengkaji penggunaan asap cair tempurung kelapa sebagai bahan koagulan lateks dalam pengolahan karet sit atau RSS. Pada umumnya perkebunan besar pengolahan karet alam menggunakan asam format asam semut sebagai bahan koagulan lateks. Asam format HCOOH dengan nama sistematis asam metanoat adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Asam format memiliki sifat-sifat yang relatif berbahaya seperti mudah terbakar, tidak berbau dan berwarna serta mudah terjadinya iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan. Pengkajian penggunaan asap cair diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang tidak diinginkan. Hasil yang dihasilkan ternyata penggunaan asap cair sebagai bahan koagulan pada lateks ternyata dapat mengefisiensikan waktu pengasapan dan dapat menghemat bahan bakar pengasapan. Asap cair sebagai bahan koagulan pada lateks dapat memasakkan lembaran karet selama 3 hari dibandingkan dengan penggunaan asam format yang membutuhkan waktu lebih lama yaitu selama 5 hari pengasapan. Penggunaan asap cair setelah dilakukannya proses sortasi ternyata dapat menghasilkan lembaran karet dengan mutu RSS 1 dan menghasilkan lembaran yang bersih tanpa kotoran dan gelembung-gelembung. Universitas Sumatera Utara Sisa lateks yang rusak setelah penambahan asap cair ternyata mampu dioleh kembali untuk dijadikan crumb rubber. Selain lebih murah, asap cair juga ternyata lebih aman digunakan dibanding dengan penggunaan asam format dan asap cair juga bisa menjadi pengghilang bau pada bahan karet BOKAR yang sering diolah oleh masyarakat awam. Adapun kriteria pembagian mutu karet adalah sebagai berikut : RSS 1 : - lembar yang dihasilkan harus benar-benar kering, bersih, kuat, tidak ada cacat, tidak berkarat, tidak melepuh serta tidak ada benda-benda pengotor. - tidak boleh ada garis-garis pengaruh dari oksidasi, lembaran lembek, suhu pengering terlalu tinggi, warna terlalu tua dan tidak boleh terdapat jamur RSS 2 : - tidak boleh ada garis-garis pengaruh dari oksidasi, lembaran lembek, suhu pengering terlalu tinggi, warna terlalu tua. - Masih menerima gelembung udara serta noda kulit pohon yang ukurannya agak besar 2 kali ukuran jarum pentul - Jamur dan zat-zat damar pada pembungkus, kulit luar pada bandela atau pada lembar didalamnya masih dapat ditolerir RSS 3 : - lembar yang dihasilkan harus benar-benar kering, bersih, kuat, tidak ada cacat, tidak berkarat, tidak melepuh serta tidak ada kotoran. - Bila terdapat cacat warna, gelembung udara besar 3 kali ukuran jarum pentul atau noda-noda dari kulit tanaman masih bisa ditolerir. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN