kambium serta kayu. Pembuluh lateks terletak diantara lapisan kulit lunak dan kambium, berbentuk tabung dengan dinding kenyal.
Sejak berabad-abad yang lalu, karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional oleh penduduk asli di daerah asalnya, yakni Brasil-Amerika Selatan.
Karet tumbuh secara liar di lembah-lembah sungai Amazone dan secara tradisional diambil getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam
berbagai keperluan, antara lain sebagai bahan untuk menyalakan api dan bola untuk permaianan. Setelah de la condamine mengirim bahan elastis yang aneh
atau “caoutchuc” dari Peru ke Prancis pada tahun 1736, maka saat itu orang Eropa mulai menaruh perhatian terhadap karet perhatian terhadap karet meningkat
setelah Priestly, seorang ahli fisikakimia pada tahun 1770 menemukan bahwa karet dapat digunakan untuk menghapus tulisan dari grafit, sehingga orang inggris
menjuluki karet sebagai rubber. Percobaan penggunaan karet dikembangkan terus menerus. Penemuan yang sangat menentukan tumbuhan karet adalah
ditemukannya cara vulkanisasi vulcanization process oleh seorang ahli kimia Amerika, Charles Goodyear pada tahun 1839. Pada proses vulkanisasi ini karet
dicampur dengan belerang pada derajat suhu tertentu, sehingga menghasilkan sejenis produk yang lebih unggul dalam penggunaan bahan karet murni.
Setyamidjaja.1993
2.2 Komposisi Karet
Karet alam mengandung 100 cis-1,4-poliisoprena, yang terdiri dari rantai polimer lurus dan panjang dengan gugus isoprenik yang berulang. Berikut ini
akan disajikan komposisi lateks pada tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Komposisi lateks segar dari kebun dan karet kering
Komponen Komponen dalam
lateks segar Komponen dalam lateks
kering
Karet hidrokarbon 36
92-94 Protein
1,4 2,5-3,5
Karbohidrat 1,6
Lipida 1,6
2,5-3,2 Persenyawaan Organik
Lain 0,4
Persenyawaan anorganik 0,5
0,1-0,5 Air
58,5 0,3-1,0
Sumber : Morton, M.Rubber technologi. New York : Van Norstrand Reinhold,1987
Lateks yang diperoleh dari penyadapan bagian antara kambium dan kulit pohon Hevea brasiliensis adalah suatu cairan yang berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan. Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet nonrubber yang terdispersi di dalam air. Menurut Nobel 1963 lateks
merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat.
Dalam penelitiannya, Triwijoso 1995 menyebutkan bahwa di dalam lateks mengandung 25-40 bahan karet mentah crude rubber dan 60-75
serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Susunan bahan lateks dapat dibagi menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah bagian yang
Universitas Sumatera Utara
mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata yang disebut serum. Bahan-bahan bukan karet yang terlarut dalam air, seperti
protein, garam-garam mineral, enzim dan lainnya termasuk ke dalam serum. Komponen kedua adalah bagian yang didispersikan, terdiri dari butir-butir karet
yang dikelilingi lapisan tipis protein. Bahan bukan karet yang jumlahnya relatif kecil ternyata mempunyai peran penting dalam mengendalikan kestabilan sifat
lateks dan karetnya. Fraksi pada lateks dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2. Fraksi Pada Lateks
Fraksi Karet 36
Fraksi Freywyssling
1 Serum
Fraksi Dasar 10
- Karet
- Protein
- Lipid
- Ion logam
- Karotenoid
- Lipid
- Air
- Karbohidrat
dan inositol -
Protein dan turunannya
- Senyawa
nitrogen -
Asam nukleat dan
nukleotida -
Ion anorganik -
Ion logam -
Protein dan senyawa nitrogen
- Karet dan
karotenoid -
Lipid dan ion logam
Universitas Sumatera Utara
Lateks merupakan suspensi koloidal dari air dan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut
sempurna, melainkan terpencar secara homogen atau merata di dalam air . Partikel karet di dalam lateks terletak tidak saling berdekatan, melainkan saling menjauh
karena masing-masing partikel memiliki muatan listrik. Gaya tolak menolak muatan listrik ini menimbulkan gerak brown. Di dalam lateks, isoprene diselimuti
oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik Zuhra, 2006.
2.3 Pengenalan Klon Karet