Proses pirolisis TINJAUAN PUSTAKA

2. Industri perkebunan Asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks dengan sifat fungsional aspa cair seperti antijamur, antibakteri dan antioksidan tersebut dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan. 3. Industri kayu Kayu yang diolesi dengahn asap cair mempunyai ketahanan terhadap serangan rayap dari pada kayu yang tanpa diolesi asap cair Darmadji,1999.

2.6 Proses pirolisis

Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro yang berarti panas dan lysis berarti penguraian atau gedradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa karena panas pada suhu lebih dari 105 o C. dalam pirolisis terdapat dua tingkatan proses, yaitu proses primer dan proses sekunder. Pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku dan berlangsung pada suhu kurang dari 600 o C, hasil penguraian yang utama adalah karbon arang. Pirolisis primer dibedakan atas pirolisis primer lambat dan cepat. Pirolisis primer lambat terjadi pada proses pembuatan arang. Pada laju pemanasan lambat suhu 150-300 o C reaksi utama yang terjadi adalah dehidrasi kehilangan kandungan air, dan hasil reaksi keseluruhan karbon padatan C= arang , aor H 2 O, Karbon monoksida CO dan karbondioksida CO 2 . Pirolisis primer cepat terjadi pada suhu lebih dari 300 o C dan menghasilkan gas, karbon padatan arang dan uap. Secara umum reaksi tersebut sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Biomassa = Uap + Gas + Arang + Air 100 g 50-70 4-10 g 10-20 g 13-25 g Pirolisis sekunder yaitu pirolisis yang terjadi atas partikel gasuap hasil pirolisis primer dan berlangsung diatas suhu 600 o C. hasil pirolisis pada suhu ini adalah karbon monoksida CO , hidrogen H 2 dan hidrokarbon, sedangkan tar secondary pyrolysis tar = SPT sekitar 1-6 kamaruddin et al,1999. Menurut Widjaya dalam Pranata 2008, pirolisis adalah proses pemanasan suhu zat tanpa adanya oksigen sehingga terjado penguraian komponen-komponen penyusun kayu keras. Istilah lain Dari pirolisis adalah penguraian yang tidak teratur dari bahan-bahan organik yang disebabkan oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan dengan udara luar. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa apabila tempurung dipanaskan tanpa berhubungan dengan udara dan diberi suhu yang cukup tinggi, maka akan terjadi penguraian Dari senyawa-senyawa kompleks yang menyusun kayu keras dan menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padatan, cairan dan gas. Proses pengarangan pirolisa adalah suatui proses dekomposisi tempurung kelapa dengan panas pada ruangan tertutup kiln. Pada proses pirolisa, kandungan oksigen dan hidrogen akan berkurang sehingga diperoleh kandungan karbon fixed carbon yang relatif lebih tinggi. Proses pengaranagan biasanya menggunakan temperatur diatas 450 o C. Asap yang terbentuk selama proses ini umumnya berwarna putih dan cukup pekat dan terjadi pelepasan zat-zat organik hasil hidrolisa dalam bentuk senyawa methanol, asam asetat, tar asap yang terbentuk dari proses hidrolisa dengan suhu tinggi kemudian diproses dalam suatu wadah destilator untuk proses destilasi Sukandarrumidi,2006 Universitas Sumatera Utara Pirolisis asap cair diproduksi dengan cara pembakaran tidak sempurna yang melibatkan reaksi dekomposisi konstituen polimer menjadi senyawa organic dengan berat molekul rendah karena pengaruh panas yang meliputi reaksi oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi. Media pendingin yang digunakan pada kondensor adalah air yang dialirkan meliputi pipa inlet yang keluar dari hasil pembakaran tidak sempurna kemudian dialirkan melewati kondensor dan dikondensasikan menjadi destilat asap Hanendoyo,2005 Pada proses pirolisis dihasilkan tiga macam penggolongan produk yaitu : 1. Gas-gas yang dikeluarkan pada proses karbonisasi ini sebagian besar berupa gas CO 2 dan sebagian lagi berupa gas-gas yang mudaj tebakar seberti CO, CH 4 dan H 2 dan hidrokabron tingkat rendah lain. Komposisi rata-rata dari total gas yang dihasilkan pada proses karbonisasi kayu disajikan pada tabel 2.4 Tabel 2.4. Komposisi rata-rata dari total gas yang dihasilkan pada proses karbonisasi kayu Komponen gas Persentase Karbondioksia 50,77 Karbonmonoksida 27,88 Metana 11,36 Hidrogen 4,21 Etana 3,09 Hidrokarbon tak jenuh 2,72 Universitas Sumatera Utara 2. Destilat berupa asap cair dan tar Komposisi utama dari produk yang tertampung adalah ,methanol dan asam asetat. Bagian lainnya merupakan komponen minor yaitu fenol, metil asetat, asam format, asam butirat, dan lain-lain. 3. Residu karbon Komposisi tempurung kelapa dan kayu mempunyai komponen-komponen yang hampir sama. Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin dalam kayu berbeda-beda tergantung dari jenis kayu. Pada umumnya kayu mengandung dua bagian selulosa dan satu bagian hemiselulosa, serta satu bagian lignin. Asap cair dikarakterisasi menurut metode standar LTP 1974 yang meliputi penetapan rendemen, pH, dan total fenol. Rendemen merupakan salah satu parameter yang penting untuk mengetahui hasil dari suatu proses. Jumlah rendemen asap cair yang dihasilkan pada proses pirolisis sangat bergantung pada jenis bahan baku yang digunakan. Persentase rendemen yang diperoleh juga sangat bergantung pada sistem kondensasi yang dipakai Bernasconi,dkk, 1995. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet merupakan komoditi perkebunan sumber devisa terbesar 4-7 dari seluruh penerimaan devisa yang pernah mencapai lebih dari satu milyar dolar US pada tahun 1980 laporan mingguan B.I maret 1984 dan masih mempunyai peluang untuk dikembangkan karena permintaan dunia diperkirakan rata-rata naik 3 pertahun Anonim.1986. Ribbed Smoked Sheet RSS adalah salah satu jenis produk olahan yang berasal dari lateksgetah tanaman karet Hevea brasiliensis yang diolah secara teknik mekanis dan kimiawi dengan pengeringan menggunakan rumah asap serta mutunya memenuhi standard The Green Book dan konsisten Tim Standardisasi Pengolahan Karet, 1997. Prinsip pengolahan jenis karet ini adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran sit melalui proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi mutu akhir pada pengolahan RSS diantaranya adalah pembekuan atau koagulasi lateks, pengasapan dan pengeringan. Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya Hamm, 1977. Menurut Damramdji 1995, asap terbentuk karena pembakaran yang tidak sempurna, yaitu pembakaran dengan jumlah oksigen terbatas yang melibatkan reaksi dekomposisi bahan polimer menjadi komponen organik dengan Universitas Sumatera Utara