32
3.7.5.2 Pengujian kekeruhan 3.7.5.2.1 Kalibrasi turbidimeter
Optimalkan turbidimeter untuk pengujian kekeruhan, sesuai petunjuk penggunaan alat, lalu biarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil.
3.7.5.2.2 Penetapan blanko
Dicuci tabung turbidimeter dengan akuades, lalu dimasukkan larutan infus NaCl 0,9 ke dalam tabung turbidimeter, dipasang tutupnya. Kemudian
dimasukkan tabung ke dalam alat turbidimeter, biarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil, dicatat nilai kekeruhan blanko yang teramati.
3.7.5.2.3 Penetapan sampel uji
Dicuci tabung turbidimeter dengan akuades, lalu diredispersi sampel dan dimasukkan sampel ke dalam tabung turbidimeter, dipasang tutupnya.
Kemudian dimasukkan tabung ke dalam alat turbidimeter, biarkan alat menunjukkan nilai pembacaan yang stabil, di catat nilai kekeruhan sampel yang
teramati BSN, 2005.
3.7.5.3 Pemeriksaan ukuran partikel larutan
Ukuran partikel larutan hasil pencampuran injeksi dexamethasone dengan variasi konsentrasi 0,008; 0,02 dan 0,07 dengan injeksi kalsium glukonat
dengan variasi konsentrasi 0,74; 1,67 dan 4,44 maupun larutan Ringer dengan variasi konsentrasi Ca
2+
1,125 mEq; 0,45 mEq dan 0,1125 mEq dalam satu wadah dan melalui three-way stopcock diperiksa dengan particle size
analyzer Vasco
γ
. Sebelum dilakukan pengujian, particle size analyzer harus dihidupkan selama beberapa waktu terlebih dahulu. Setelah itu, dimasukkan
sampel yang akan diuji ke dalam tempat sampel pada particle size analyzer. Selanjutnya ditentukan pelarut yang digunakan dalam hal ini air dan diatur suhu
Universitas Sumatera Utara
33 pengujian dalam hal ini digunakan suhu 24
o
C. Ukuran partikel larutan hasil akhir campuran kemudian dapat dibaca. Selain ukuran partikel larutan, dari data
dapat juga dibaca distribusi ukuran partikel larutan tersebut.
3.7.5.4 Penentuan pH larutan
Penentuan pH hasil pencampuran injeksi dexamethasone dengan variasi konsentrasi 0,008; 0,02 dan 0,07 dengan injeksi kalsium glukonat dengan
variasi konsentrasi 0,74; 1,67 dan 4,44 maupun larutan Ringer dengan variasi konsentrasi Ca
2+
1,125 mEq; 0,45 mEq dan 0,1125 mEq dalam satu wadah dan melalui three-way stopcock dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga
pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan kertas tisu. Setelah itu, elektroda dicelupkan dalam larutan yang akan
diuji. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH larutan. Uji pH dilakukan sebanyak tiga kali
untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
3.7.5.5 Pemeriksaan morfologi partikel
Pemeriksaan morfologi partikel hasil pencampuran injeksi dexamethasone dengan variasi konsentrasi 0,008; 0,02 dan 0,07 dengan injeksi kalsium
glukonat dengan variasi konsentrasi 0,74; 1,67 dan 4,44 maupun larutan Ringer dengan variasi konsentrasi Ca
2+
1,125 mEq; 0,45 mEq dan 0,1125 mEq dalam satu wadah dan melalui three-way stopcock, dilakukan dengan
menggunakan mikroskop digital. Sebelum mikroskop digital digunakan, lensa objektif dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu lensa. Proses selanjutnya adalah
menghubungkan mikroskop digital dan komputer pada sumber listrik. Salah satu
Universitas Sumatera Utara
34 lensa okuler mikroskop diganti dengan kamera digital untuk mikroskop. Untuk
mengamati morfologi partikel larutan, sampel yang terdapat pada botol diredispersi dan kemudian diambil satu tetes larutan untuk diletakkan pada gelas
objek dan kemudian ditutupi dengan deck glass. Setelah persiapan sampel, gelas objek diletakkan diatas meja preparat dan diamati morfologi partikel larutan
dengan perbesaran 10x10. Morfologi partikel larutan tersebut juga diproyeksikan ke layar komputer untuk didokumentasi, dapat dilakukan pemotetran dari
tampilan gambar yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Warna dan Kekeruhan Campuran
Injeksi Dexamethasone dengan Larutan Parenteral yang Mengandung
Kalsium Injeksi Kalsium Glukonat, Larutan Ringer dalam Satu Wadah dan melalui Three-way Stopcock
4.1.1 Pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran injeksi dexamethasone dan injeksi kalsium glukonat dalam satu wadah dan melalui three-way
stopcock
Hasil pengamatan penampilan fisik campuran injeksi dexamethasone dengan injeksi kalsium glukonat dalam satu wadah dan melalui three-way
stopcock dilakukan dengan melihat warna dan kekeruhan secara visual setelah pencampuran. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data pengamatan pemeriksaan warna dan kekeruhan campuran
injeksi dexamethasone dengan injeksi kalsium glukonat dalam satu wadah dan melaui three-way stopcock
Pengamatan Formula
F0 F1
F2 F3
F4 F5
F6 Warna
TW TW
TW TW
TW TW
TW
Kekeruhan
J J
J K
J J
K Keterangan:
F0 : NaCl 0,9
F1 : Campuran injeksi dexamethasone 0,008 dan injeksi kalsium glukonat
0,74 dalam 1 wadah F2
: Campuran injeksi dexamethasone 0,02 dan injeksi kalsium glukonat 1,67 dalam 1 wadah
F3 : Campuran injeksi dexamethasone 0,07 dan injeksi kalsium glukonat
4,44 dalam 1 wadah F4
: Campuran injeksi dexamethasone 0,008 dan injeksi kalsium glukonat 0,74 melalui three-way stopcock
F5 : Campuran injeksi dexamethasone 0,02 dan injeksi kalsium glukonat
1,67 melalui three-way stopcock F6
: Campuran injeksi dexamethasone 0,07 dan injeksi kalsium glukonat 4,44 melalui three-way stopcock
TW : tidak berwarna
J : jernih
K : keruh
Universitas Sumatera Utara