15 dalam plasma: 1 terionisasi 50 dari total kalsium; 2 terikat 50 dari total
kalsium; dan 3 kompleks presentase kecil yang berkombinasi dengan fosfat. Hanya kalsium yang terionisasi contoh, kalsium yang dipengaruhi oleh pH
plasma, fosfat dan kadar albumin yang merupakan fisiologik penting. Hubungan antara ionisasi kalsium dan pH plasma adalah timbal balik. Meningkatnya pH
dapat menurunkan persentase kalsium yang terionisasi Philips dan Gorski, 2014.
Inkompatibilitas secara fisika dapat diamati dengan mengetahui sifat kimia dari bahan yang dicampurkan. Contoh inkompatibilitas secara fisika adalah garam
natrium dari asam lemah, seperti fenitoin natrium atau fenobarbital natrium mengendap dalam bentuk asam bebas ketika diberikan bersamaan dengan cairan
yang bersifat asam, garam kalsium mengendap ketika ditambahkan medium basa dan obat yang membutuhkan pelarut khusus seperti diazepam mengendap apabila
dicampurkan dengan larutan berair karena diazepam kurang larut di dalam air. Kehadiran kalsium dalam obat atau larutan meningkatkan risiko pengendapan jika
dicampur dengan obat lain. Sediaan larutan ringer mengandung kalsium, oleh karena itu perlu hati-hati sebelum menambahkan obat untuk larutan ringer Philips
dan Gorski, 2014; Nagaraju, et al., 2015; Gikic, et al., 2000; Foinard, et al., 2013; Felton, 2013.
2.5.2 Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia menggambarkan degradasi kimia dari satu atau lebih obat yang dicampurkan, menyebabkan toksisitas atau inaktivitas secara
terapetik. Degradasi tidak selamanya bersifat dapat diamati tetapi reaksi obat dapat menghasilkan perubahan yang berkaitan dengan potensi obat.
Inkompatibilitas secara kimia terjadi akibat hidrolisis, oksidasi, reduksi atau
Universitas Sumatera Utara
16 pembentukan kompleks. Penyebab paling umum dari inkompatibilitas kimia
adalah reaksi antara obat asam dan basa atau larutan yang menghasilkan tingkat pH yang stabil untuk salah satu obat. Nilai pH yang spesifik atau kisaran nilai pH
yang sempit diperlukan untuk pemeliharaan stabilitas obat setelah telah dicampur. Inkompatibilitas kimia yang tidak dapat diamati dapat dideteksi dengan metode
analisis Felton, 2013; Nagaraju, et al., 2015; Foinard, et al., 2013; Philips dan Gorski, 2014.
2.5.3 Inkompatibilitas terapetik
Inkompatibilitas terapi adalah efek yang tidak diinginkan yang terjadi pada pasien hasil dari dua atau lebih obat yang diberikan bersamaan yang dapat
menyebabkan peningkatan terapi atau penurunan respon terapi. Inkompatibilitas terapetik adalah pencampuran yang sulit untuk diamati sebab menghasilkan
aktivitas terapetik yang antagonis atau sinergis. Inkompatibilitas ini sering terjadi pada terapi penggunaan dua antibiotik. Misalnya, dengan penggunaan
kloramfenikol dan penisilin, kloramfenikol telah dilaporkan antagonis terhadap aktivitas bakteri penisilin. Penisilin atau kortison juga mempunyai efek antagonis
terhadap heparin dan menyebabkan heparin tidak bekerja sebagai antikoagulan Gahart dan Nazareno, 2014; Felton, 2013.
2.6 Kalsium Fosfat