23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan metode survey cross sectional. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu.
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach Notoatmodjo, 2010.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2016 di Puskesmas Aek Habil dan Aek Parombunan kota Sibolga.
3.3 Populasi dan Sampel Data Penelitian
3.3.1 Populasi
Pemilihan Puskesmas sebagai tempat penelitian, yaitu secara purposive sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Notoatmodjo, 2012. Didapat tempat penelitian yaitu Puskesmas
Aek Habil Puskesmas rawat inap dan Puskesmas Aek Parombunan Puskesmas rawat jalan.Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang datang ke
Universitas Sumatera Utara
24
Puskesmas. Jumlah populasi Puskesmas Aek Habil dalam 1 satu bulan adalah 2460 dan Aek Parombunan sebesar 2100. Jumlah populasi dari kedua Puskesmas
tersebut adalah 4560 orang.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel dihitung menggunakan metode Raosoft Sample Test Calculator Raosoft, 2004 dengan margin kesalahan 5, tingkat kepercayaan
95 dan respon distribusi 50, maka didapat jumlah sampel sebesar 360 orang. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang harus diambil masing-masing Puskesmas sebanyak 180 orang. Sampel yang menjadi responden penelitian yaitu pasien yang mendapat pelayanan obat melalui
resep di Puskesmas dan pasien yang bersedia diwawancarai sukarela.
3.4 Cara Pengumpulan Data
3.4.1 Data Standar Pelayanan Kefarmasian
Pengambilan data untuk standar pelayanan kefarmasian dilakukan secara observasi dan wawancara kepada penanggung jawab Apotek dengan mengisi
daftar tilik pelayanan kefarmasian yang diisi oleh peneliti secara langsung di Puskesmas tersebut.
3.4.2 Data Tingkat Kepuasan Pasien
Pengambilan data untuk menilai tingkat kepuasan pasien menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kemudian kuesioner yang telah
diserahkan kepada pasien dikumpulkan kembali setelah kuesioner di isi oleh responden.
Universitas Sumatera Utara
25
3.5 Cara Pengukuran Variabel
3.5.1 Standar Pelayanan Kefarmasian
Standar pelayanan kefarmasian diukur dengan mengisi daftar tilik yang dibuat berdasarkan Permenkes nomor 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan
kefarmasian di Puskesmas, berisi 75 pertanyaan yang terdiri dari 4 butir data dasar Puskesmas, dan 71 butir pertanyaan termasuk didalamnya sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian. Daftar tilik lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai standar pelayanan kefarmasian diukur sesuai dengan Modul Training
of Trainer TOT pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Dimana untuk setiap pertanyaan pada masing-masing variabel diberi nilai sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia i. Jika terdapat apoteker diberi nilai 2
ii. Jika terdapat tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1
iii. Jika petugas pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 2
iv. Jika petugas tidak pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 0
b. Sarana dan prasarana i. Jika tersedia diberi nilai 2
ii. Jika tidak tersedia diberi nilai 0
c. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai i.
Jawaban iya diberi nilai 2 ii.
Jawaban tidak diberi nilai 0
Universitas Sumatera Utara
26
d. Pelayanan farmasi klinik i. Jika dilakukan oleh apoteker diberi nilai 2
ii. Jika dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1
iii. Jika tidak dilakukan diberi nilai 0
e. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian i. Jawaban iya diberi nilai 2
ii. Jawaban tidak diberi nilai 0 Depkes, RI., 2008.
Untuk mengkategorikan mutu pelayanan kefarmasian yang terdiri dari 71 pertanyaan digunakan rumus Sundjana 2002. Pada variabel mutu pelayanan
kefarmasian jumlah nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 143 dan nilai terendah adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Sundjana 2002 sebagai berikut:
P = Rentang kelas Banyak kelas Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 143 selisih nilai
tertinggi dan nilai terendah dan banyak kelas yaitu 3 kategori baik, sedang dan kurang, maka didapatkan panjang kelas sebesar 47,66 dibulatkan menjadi 47.
P =
143 −0
3
=
143 3
=
47,66 Dengan menggunakan P = 47 dan 0 sebagai batas interval pertama nilai
terendah, maka mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas dikategorikan atas interval sebagai berikut:
a. Kategori baik, dengan total nilai 96-143 b. Kategori sedang, dengan total nilai 48-95
c. Kategori kurang, dengan total nilai 0-47
Universitas Sumatera Utara
27
3.5.2 Tingkat Kepuasan Pasien
Penilaian tingkat kepuasan pasien dilakukan dengan mengisi kuesioner berisi 23 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan untuk karakteristik pasien, dan
18 pertanyaan mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4.
Penilaian tingkat kepuasan dilakukan terhadap variabel-variabel berikut: a. Kehandalan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan segera, tepat
akurat, dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara benar. b. Ketanggapan, yaitu keinginan para karyawanstaf membantu semua pelanggan
serta berkeinginan dan melaksanankan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dalam hal ini adalah sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian, cepat dan
tepat dalam menghadapi permintaan. c. Keyakinan, yaitu karyawanstaf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat
dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keragu-raguan. Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa.
d. Empati, yaitu karyawanstaf mampu menempatkan dirinya pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk
perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada
pelanggan. e. Fasilitas berwujud, dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk
alat yang siap pakai serta penampilan karyawanstaf yang menyenangkan Bustami, 2011.
Universitas Sumatera Utara
28
Cara penilaian untuk tiap pertanyaan dengan memberikan nilai pada masing-masing pilihan jawaban berdasarkan Permenkes No.30 tahun 2014.
Kategori Nilai
Sangat puas 3
Puas 2
Tidak puas 1
Penilaian total skor dari setiap pasien yaitu dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari variable-variabel pertanyaan.
Total skor kepuasan pasien Kategori
1 – 18 Tidak puas
19 – 36 Puas
37 – 54 Sangat puas
3.6 Uji Validitas
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner yaitu keharusan sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Uji validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis reliabilitas yang tercantum
pada nilai correlation corrected item Rinza, 2009. Menurut Singarimbun, 2008 uji validitas digunakan untuk mengetahui
apakah isi dari butir pertanyaan dalam suatu kuesioner sudah valid. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
Universitas Sumatera Utara
29
diukur. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung lebih besar dari angka kritis r hitung r table.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah dilakukan uji validitasnya oleh Fadli 2015. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
Kepuasan Pasien Variabel
Butir pertanyaan
r Hitung r Tabel
Status
Kehandalan A1
0,735
0,43 Valid
A2 0,913
A3 0,830
A4 0,781
Ketanggapan B 1
0,791 B2
0,886 B3
0,853 B4
0,754 Keyakinan
C1 0,890
C2 0,773
C3 0,920
Empati D1
0,879 D2
0,801 D3
0,868 Fasilitas
Berwujud E1
0,799 E2
0,896 E3
0,750 E4
0,930
3.7 Uji Reliabilitas