Pelayanan Farmasi Klinik Gambaran Umum Puskesmas KotaSibolga

14

2.3.4 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan farmasi klinik bertujuan untuk: a. Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. b. Memberikan Pelayanan Kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai. c. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang terkait dalam Pelayanan Kefarmasian. d. Melaksanakan kebijakan Obat di Puskesmas dalam rangka meningkatkan penggunaan Obat secara rasional Menkes, RI., 2014. Pelayanan farmasi klinik meliputi: a. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi: i. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien ii. Nama, dan paraf dokter iii. Tanggal resep iv. Ruanganunit asal resep Persyaratan farmasetik meliputi: i. Bentuk dan kekuatan sediaan ii. Dosis dan jumlah obat iii. Stabilitas dan ketersediaan Universitas Sumatera Utara 15 iv. Aturan dan cara penggunaan v. Inkompatibilitas ketidakcampuran obat Persyaratan klinis meliputi: i. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat ii. Duplikasi pengobatan iii. Alergi, interaksi dan efek samping obat iv. Kontra indikasi v. Efek adiktif. Kegiatan penyerahan Dispensing dan pemberian informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkanmeracik obat, memberikan labeletiket, menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian. Tujuan: i. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinispengobatan. ii. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pengobatan Menkes, RI., 2014. b. Pelayanan informasi obat PIO Pelayanan informasi obat didefinisikan sebagai kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, tenaga kesehatan, masyarakat maupun pihak yang memerlukan. Kegiatan pelayanan informasi obat meliputi : 1. Pelayanan Informasi Terutama untuk mendukung pelayanan kefarmasian, yang aktivitasnya meliputi: Universitas Sumatera Utara 16 - Menjawab pertanyaan - Mengkaji dan menyampaikan informasi bagi yang memerlukan - Menyiapkan materi dan membuat buletin, brosur, leaflet, dll Informasi obat yang lazim diperlukan pasien i. Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari,apakah di waktu pagi, siang, sore atau malam. Dalam hal ini termasuk apakahobat diminum sebelum atau sesudah makan. ii. Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harusdihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus dihabiskanuntuk mencegah timbulnya resistensi. iii. Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan pengobatan.Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan mengenai cara penggunaanobat yang benar terutama untuk sediaan farmasi tertentu seperti obat oral, obattetes mata, salep mata, obat tetes hidung, obat semprot hidung, tetes telinga,suppositoria dan krimsalep rektal dan tablet vagina. iv. Efek yang akan timbul dari penggunaan obat, misalnya berkeringat,mengantuk, kurang waspada, tinja berubah warna, air kencing berubah warna,dan sebagainya. v. Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya interaksi obat dengan obat lainatau makanan tertentu dan kontraindikasi obat tertentu dengan diet rendahkalori, kehamilan dan menyusui serta kemungkinan terjadinya efek obat yangtidak dikehendaki. Universitas Sumatera Utara 17 2. Pendidikan dan Pelatihan Beberapa kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dapat dilakukan antara lain: i. Menyajikan informasi mengenai obat dan atau penggunaan obat dalam bentukpenyuluhan. ii. Membimbing apoteker magangmahasiswa yang sedang praktik kerjalapangan mengenai keterampilan dalam pelayanan informasi obat Depkes, RI., 2008. c. Konseling Merupakan suatu proses yang sistematik untuk mengidentifikasi dan menyelesaikanmasalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan keputusan penggunaan obat. Tujuan : Memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien dan tenagakesehatan mengenai nama obat, khasiatindikasi, tujuan pengobatan, jadwalpengobatan, cara menggunakan obat, lama penggunaan obat, efek samping obat,tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain. Kegiatan : 1. Memulai komunikasi antara apoteker dengan pasien 2. Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan dokter kepada pasiendengan metode pertanyaan terbuka : i. Apa yang dikatakan dokter mengenai obat yang diberikan ii. Bagaimana cara pemakaian iii. Efek yang ditimbulkan dari penggunaan obat tersebut Universitas Sumatera Utara 18 3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan obat 4. Verifikasi akhir Mengecek pemahaman pasien, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara penggunaan obat, untuk mengoptimalkan tujuan terapi Depkes, RI., 2008. d. RondeVisite pasien Tujuan: i. Memeriksa obat pasien ii. Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilihan obat dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien iii. Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan penggunaan obat iv. Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi kesehatan dalam terapi pasien. Kegiatan visite mandiri: Untuk Pasien Baru 1 Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan. 2 Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat. 3 Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi dokter pada catatan pengobatan pasien. 4 Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang mungkin terjadi. Universitas Sumatera Utara 19 Untuk pasien lama dengan instruksi baru 1 Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru. 2 Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian Obat. Untuk semua pasien 1 Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien. 2 Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap kunjungan. Pasien rawat inap yang telah pulang ke rumah ada kemungkinan terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan Obat. Untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah Home Pharmacy Care agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian pasien dalam penggunaan Obat sehingga tercapai keberhasilan terapi Obat Menkes, RI., 2014. e. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat ESO Tujuan: i. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang. ii. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan. Kegiatan: i. Menganalisis laporan efek samping Obat. ii. Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping Obat. iii. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat MESO. Universitas Sumatera Utara 20 iv. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat NasionalMenkes, RI., 2014. f. Pemantauan terapi obat PTO Tujuan: i. Mendeteksi masalah yang terkait dengan Obat. ii. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait dengan Obat. Kriteria pasien: i. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui. ii. Menerima Obat lebih dari 5 lima jenis. iii. Adanya multidiagnosis. iv. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati. v. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit. vi. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan Menkes, RI., 2014. g. Evaluasi penggunaan obat Merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur, sistematis dan berkesinambungan untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan: i. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu. ii. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat tertentu. Depkes, RI., 2008. Universitas Sumatera Utara 21

2.3.5 Pengendalian Mutu Pelayanan Kefarmasian