103
d. Price Earning Ratio
PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2015. e.
Price to Book Value PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti sebaiknya melakukan penelitian tidak hanya terbatas pada
perusahaan sektor industri barang konsumsi tetapi juga perusahaan- perusahaan lainnya.
2. Perusahaan-perusahaan sektor industri barang konsumsi sebaiknya lebih
memperhatikan nilai ROA, DER, EPS, PER, dan PBV dalam memprediksi return
saham perusahaan yang bersangkutan. 3.
Peneliti sebaiknya menambahkan rasio keuangan yang akan diteliti serta menambahkan faktor-faktor diluar variabel seperti kondisi ekonomi, agar
hasil yang diperoleh lebih akurat.
Universitas Sumatera Utara
20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Signal Signaling Theory
Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promisi atau informasi lain
yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Pada waktu
informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis
informasi tersebut sebagai sinyal baik good news atau sinyal buruk bad news. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka
terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan ataupun
Universitas Sumatera Utara
21
sosial politik terhadap fluktuasi volume perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar.
Berikut pengertian mengenai teori sinyal menurut para ahli : 1.
Menurut Graham, Smart,dan Meggison 2010:493, menyatakan bahwa model sinyal dividen membahas ketidaksempurnaan pasar yang membuat kebijakan
pembayaran yang relevan : asymmetric information. Sinyal secara efektif memisahkan perusahaan yang kuat dengan perusahaan-perusahaan yang lemah
sehingga perusahaan yang kuat dapat memberikan sinyal jenisnya ke pasar, itu menjadi mahal untuk sebuah perusahaan yang lemah untuk meniru tindakan
perusahaan yang kuat. 2.
Brigham dan Houston 2009:444, menyatakan bahwa teori sinyal adalah teori yang mengatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai
sinyal dari perkiraan pendapatan manajemen.
2.1.2 Pasar Modal
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana untuk mempercepat akumulasi dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan
dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor yang produktif.
Universitas Sumatera Utara
22
Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, right issue dan
sejenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara perdagangan efek. Secara formal pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities , maupun swasta Husnan dan Pudjiastuti, 2002.
Definisi pasar modal menurut Tandelilin 2010:26 adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Tandelilin 2010:32 menyatakan Saham Biasa Common Stock menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Sedangkan menurut Fahmi dan Hadi 2011:7 saham adalah :
1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modaldana pada suatu perusahaan.
2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan
diikuti dengan hal dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
Universitas Sumatera Utara
23
3. Persediaan yang siap dijual
Menurut Darmadji dan Fakhrudin 2012:5 saham merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu perusahaan dan
perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut. Sedangkan menurut Sunariyah 2007:126 saham adalah surat berharga
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas PT atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut
adalah juga pemilik dari sebagian perusahaan tersebut.
2.1.3.2 Jenis-jenis Saham
Jenis-jenis saham yang diperdagangkan di Bursa Efek adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa Common Stock
Saham biasa merupakan bukti penyertaan kepemilikan kepada suatu perusahaan, apakah itu perseroan terbatas atau perusahaan publik
Gumanti,2011:31. Menurut Nor Hadi 2013: 68 saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap claim. Saham
biasa merupakan jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang
saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Biasanya, setiap lembar saham memberikan hak kepada pemegangnya untuk memilih dalam rapat
Universitas Sumatera Utara
24
umum pemegang saham Gumanti,2011:31. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa antara lain Jogiyanto, 2010:
a. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti pemegang saham biasa berhak untuk mengontrol siapa
yang akan memimpin perusahaan. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat
tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Laba dibagikan dalam bentuk
dividen. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen.
c. Hak Preemptif
Hak preemptif preemptive right merupakan hak untuk mendapatkan persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan
akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptif memberi prioritas kepada pemegang saham lama
untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase pemilikannya tidak berubah.
Universitas Sumatera Utara
25
2. Saham Preferen Preferred Stock
Saham preferen preferred stock adalah jenis saham yang memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang
tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan. Hak istimewa ini diberikan
kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan Samsul, 2006:45. Menurut
Jogiyanto 2010, karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: a.
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun- tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham
biasa menerima dividennya. c.
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibanding hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi.
2.1.3.3 Return Saham
Return merupakan hasil yang diharapkan dari investasi yaitu selisih
antara harga jual dengan harga beli ditambah kas lain misalnya dividen. Definisi ini menjelaskan bahwa return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya Fahmi, 2012.
Universitas Sumatera Utara
26
Return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain loss
. Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi, misalnya berupa dividen atau bunga. Jika melakukan
investasi pada sebuah obligasi, maka besarnya yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan, dan bila investasi pada saham maka yield ditunjukkan
oleh besarnya deviden yang diperoleh. Capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan keuntungan
kerugian bagi investor, atau perubahan harga sekuritas. Menurut Jogiyanto 2010 return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi. Return dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi realized return dan return yang diharapkan expected return akan diperoleh investor
dimasa mendatang. Return
realisasi realized return merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko dimasa datang.
Return ekspektasi expected return adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi yang sifatnya belum terjadi. Return ini
digunakan untuk pengambilan keputusan investasi.
Universitas Sumatera Utara
27
2.1.3.4 Pengukuran Saham
Dalam manajemen investasi, return suatu investasi diukur sebagai total keuntungan atau kerugian yang diterima investor selama periode waktu tertentu.
Return seringkali dinyatakan dalam perubahan dalam nilai asset capital gain atau
capital loss ditambah sejumlah penerimaan tunai cash distribution yang dapat
berupa dividen atau pembayaran bunga yang diekspresikan dalam suatu persentase atas nilai awal suatu periode investasi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung return saham menurut Jogiyanto 2010,416 :
�� = �
1, �
− �
�,�−1
�
�,�−1
Dimana : Rt = Return saham pada periode t
P
1,t
= Harga saham untuk waktu t P
i,t-1
= Harga untuk waktu sebelumnya
2.1.3.5 Analisis Saham
Untuk mendapat keuntungan normal atas saham yang diperjualbelikan, maka akan lebih tinggi pula resiko yang akan ditanggung. Oleh karena itu investor
harus dapat melakukan penilaian saham. Menurut Tandelilin 2010:301 menyatakan bahwa dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis, yaitu :
1. Nilai buku, yaitu nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahan
penerbit saham emiten.
Universitas Sumatera Utara
28
2. Nilai pasar, yaitu nilai saham di pasar yang dapat dinilai pada harga
saham di bursa efek.
3. Nilai intrinsik teoritis saham yaitu nilai saham yang sebenarnya atau
yang seharusnya terjadi. Meskipun semuanya dinyatakan dalam per lembar saham, namun ketiga jenis nilai tersebut ditambah nilai nominal
umumnya adalah tidak sama besarnya.
Dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya atas saham yang diperjualbelikan adalah analisis fundamental dan
analisis teknikal. Menurut Jogiyanto 2009:89 menerangkan bahwa analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan
menggunakan data keuangan perusahaan. Sedangkan analisis teknikal dijelaskan oleh Tandelilin 2010:392
adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan saham dan indikator pasar saham lainnya berdasarkan data pasar historis seperti informasi harga dan volume.
2.1.4 Laporan Keuangan
Menurut Brigham Houston 2010:84 laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi
penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut. Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau
enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Menurut Brigham Houston 2010:86 informasi yang terkandung dalam
laporan tahunan dapat digunakan untuk membantu meramalkan laba dan dividen
Universitas Sumatera Utara
29
di masa depan. Oleh karena itu, para investor biasanya sangat tertarik dengan laporan keuangan, karena dapat membantu memprediksikan return yang akan
diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang. Laporan keuangan tahunan menyajikan empat laporan keuangan dasar, yaitu : neraca, laporan laba
rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas Brigham Houston, 2010:86. Semua laporan ini memberikan gambaran operasional dan posisi keuangan
perusahaan. 1.
Neraca Neraca menggambarkan posisi suatu perusahaan pada suatu titik waktu
tertentu. Neraca di bagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kiri untuk menyajikan aset yang dimiliki perusahaan. Sisi sebelah kanan menyajikan
kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim terhadap aset. 2.
Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan
beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun. Penjualan bersih disajikan pada bagian atas laporan, sedangkan
laba bersih tersedia bagi pemegang saham biasa. Laba dan deviden per saham disajikan pada bagian bawah laporan. Laba per saham disebut “garis
bawah”, dan menunjukkan seluruh pos dalam laporan laba rugi, EPS biasanya merupakan pos terpenting bagi pemegang saham.
3. Laporan Laba Ditahan
Laporan laba ditahan adalah laporan yang menyajikan seberapa besar jumlah laba perusahaan yang ditahan di dalam usaha dan tidak dibayarkan
Universitas Sumatera Utara
30
sebagai deviden. Angka laba ditahan dalam neraca merupakan jumlah laba ditahan tahunan untuk setiap tahun sepanjang riwayat perusahaan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan pada arus kas sepanjang periode
akuntansi. Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan berbagai pihak, baik pihak intern maupun ekstern perusahaan. Berikut masing-masing pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :
1. Pemilik, untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, melihat
perkembangan, dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode, serta menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen, untuk menilai dan mengevaluasi kinerja manajemen dalam
suatu periode, melihat kemampuan dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini, serta dasar dalam hal pengambilan
keputusan. 3.
Kreditor, untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kredit.
4. Pemerintah, untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh
keuangan perusahaan yang sesungguhnya, dan untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan.
5. Investor, untuk melihat prospek suatu perusahaan dalam masa ini dan masa
yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
31
2.1.5 Kinerja Keuangan
2.1.5.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas
berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar Fahmi, 2012:2.
Menurut Mulyadi 2007:2 kinerja keuangan ialah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Dengan melakukan analisa terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan, maka dapat diketahui kekuatan
maupun kelemahan kinerja perusahaan.
2.1.5.2 Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio dalam analisis laporan keuangan
adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Rasio lebih tepat digunakan untuk awal analisis. Analisis rasio keuangan digunakan secara khusus
oleh perusahaan untuk mengambil keputusan dan para investor serta kreditor dalam keputusan investasi atau penyaluran dana. Menurut Brigham dan Houston
Universitas Sumatera Utara
32
2010:134 rasio keuangan dapat diklasifikasikan menjadi lima, yaitu rasio likuiditas, manajemen aset, manajemen utang, profitabilitas, dan nilai pasar.
2.1.6 Rasio Keuangan
2.1.6.1 Profitabilitas
Proftabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah
kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan Brigham dan Ehrhardt, 2011:98. Rasio profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari
penjualan atau dari pendapatan investasi Kasmir, 2014:114.
Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan ROA Return on Assets. ROA adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban
bunga dan pajak. Secara matematis, ROA dapat dirumuskan Brigham dan Houston, 2010:148 :
Return on Assets ROA =
������� ����� �������� ��� ��� ����� ������
Nilai ROA menunjukkan efektifitas perusahaan dalam memakai aset sesuai dengan kontrolnya untuk menciptakan pendapatan. Semakin besar nilai ROA,
semakin baik karena mengindikasikan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan atau memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dalam menghasilkan
laba.
Universitas Sumatera Utara
33
2.1.6.2 Solvabilitas
Rasio solvabilitas sering juga disebut sebagai rasio leverage atau rasio tingkat kecukupan utang. Pada prinsipnya rasio ini memberikan gambaran tentang
tingkat kecukupan utang perusahaan. Artinya, seberapa besar posi utang yang ada di perusahaan jika dibandingkan dengan modal atau aset yang ada
Gumanti,2011:113. Rasio utang DER adalah jenis rasio yang seringkali dijadikan dasar
dalam mengevaluasi risiko, sehingga dapat ditentukan seberapa beresiko suatu perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan membandingkan utang total dengan
aset total total debt to total assets atau utang total dengan modal total total debt to total equity Gumanti,2011:113. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi
resiko kebangkrutan perusahaan. Jika rasio ini tinggi beban utang perusahaan juga tinggi, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayar kembali kewajibannya
jika dikaitkan dengan harta atau aset atau modal perusahaan menjadi berat atau sulit.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Prihadi,2012:168: ��� =
����� ������ + ����� �������
2.1.6.3 Rasio Pasar
Rasio ini untuk mengetahui hubungan antara harga saham terhadap laba dan nilai buku saham Prihadi,2012:168. Rasio ini dapat diukur dengan Earning
Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV.
Universitas Sumatera Utara
34
1. Earning Per Share
EPS Menurut Tryfino 2009:11 Earning Per Share EPS adalah rasio yang
digunakan untuk menghitung laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Kegunaan dari metode ini adalah untuk mengukur
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan menghitung rasio EPS, investor dapat mengetahui keuntungan yang dihasilkan dari selembar
saham. Semakin besar EPS dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik.
Sedangkan Sihombing 2008:91 Earning Per Share EPS adalah laba bersih yang diterima oleh setiap lembar saham. Jika untuk modal usahanya
emiten hanya mengeluarkan saham biasa, EPS dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham perusahaan yang beredar.
Menurut Tandelilin 2010:365 Earning Per Share EPS adalah laba bersih yang siap dibagikan kepada pemegang saham dibagi dengan jumlah
lembar saham perusahaan. Rumus untuk menghitung EPS sebagai berikut Tandelilin, 2010:375:
������� ��� �ℎ��� EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak
Jumlah saham beredar
2. Price Earning Ratio
PER Tryfino 2009: 12 mendefinisikan price earning ratio adalah rasio yang
digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan. Tujuan dari metode ini adalah untuk memprediksi kapan
atau berapa kali laba yang dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
35
harga sahamnya pada waktu tertentu. Semakin rendah PER suatu saham akan lebih baik. tingkat pengembalian investasi di saham tersebut akan
semakin cepat karena earning per share yang dihasilkan semakin besar. Menurut Prihadi 2012:170 price earning ratio merupakan perbandingan
antara harga pasar saham pada saat tertentu dengan laba per lembar saham. Rasio ini ingin melihat kaitan antara kinerja internal perusahaan berupa
laba bersih dan bagaimana investor menilai saham perusahaan yang bersangkutan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:150 :
����� ������� ����� ��� = ����� ��� ��ℎ��
���� ��� ��ℎ��
3. Price To Book Value
PBV Menurut Anthanasius 2012 Price to book value adalah rasio yang
menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh penanam modal dibandingkan dengan nilai buku saham tersebut. Semakin kecil nilai price
to book value maka harga dari suatu saham dianggap semakin murah.
Price to boook value PBV merupakan nilai yang bisa digunakan
untukmembandingkan suatu saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan saham lainnya. Untuk membandingkannya, dua atau
lebihperusahaan harus dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat bisnis yang sama Sihombing, 2008: 95
Universitas Sumatera Utara
36
Price to book value PBV adalah perhitungan atau perbandingan antara
market value dengan book value suatu saham. Dengan rasio PBV ini,
investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Rasio PBV dapat memberikan
gambaran potensi pergerakan harga saham sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV juga memberikan pengaruh
terhadap harga saham. Market value harganilai pasar dibagi dengan book value
harganilai buku. Jika pada analisis book value investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, investor dapat
membandingkan langsung book value dengan market value. Dengan demikian investor akan mendapat gambaran mengenai harga saham,
apakah market value saham tersebut sudah relatif mahal atau masih murah Tryfino, 2009: 11.
Price to book value PBV dapat dihitung dengan rumus Brigham dan
Houston, 2010:152 : ����� to ���� ����� PBV =
Harga pasar per saham Nilai buku per saham
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai referensi pada penelitian ini antara lain:
1. Maryyam Anwar 2016
Penelitian yang dilakukan diberi judul “Impact of Firm Performance on Stock Returns Evidence from Listed Companies of FTSE-100 Index
Universitas Sumatera Utara
37
London, UK ” menggunakan regresi panel dengan common effect model
OLS sebagai metode analisis data. Penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di FTSE-100 Index London, UK selama
periode penelitian 2005-2014. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa return on assets
dan net profit margin berpengaruh secara positif signifikan terhadap return saham, sedangkan earning per share
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap return saham. kemudian quick ratio dan return on equity tidak berpengaruh
secarasignifikan terhadap return saham. 2.
Muhammad Saleh 2015 Penelitian yang dilakukan diberi judul “Relationship between Firm’s
Financial Performance and Stock Return, Evidence from Oil and Gas Sector Pakistan”
menggunakan unit root test dan OLS sebagai metode analisis data. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar pada
sektor minyak dan gas Pakistan selama periode 2010-2014. Hasil penelitian menunjukkan return on equity berpengaruh secara positif
signifikan terhadap return saham. Sedangkan return on assets dan net profit margin
berpengaruh secara negatif signifikan terhadap return saham.
3. Nadeem Iqbal, Sajid Rahman Khattak dan Muhammad Arif Khattak
2013 Peneliti memberikan judul “Does Fundamental Analysis Predict Stock
Returns?” Teknik analisis data yang digunakan adalah Ordinary Least
Universitas Sumatera Utara
38
Square OLS. Penelitian dilakuakan pada perusahaan non keuangan
selama periode 2000-2009. Variabel yang digunakan adalah FSCORE, leverage
, ROA, cash flow ratio, PBV, dan accrual ratio. Hasil penelitian menunjukkan analisis fundamental dan FSCORE tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan untuk memprediksi return saham.
4. Emamngholipour, Pouraghajan dkk 2013
Peneliti melakukan penelitian dengan judul “The effect of Performance Evaluation Market Ratios on Stock Return : Evidence the Tehran Stock
Exchange” menggunakan teknik analisis data OLS pada 80 perusahaan
yang terdaftar pada Tehran Stock Exchange selama periode 2006-2010. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu earning per share,
price earning ratio, dan price to book value. Hasil penelitian
menunjukkan earning per share berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan price earning ratio, dan price to
book value tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
5. Farkhan dan Ika 2013
Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Studi kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food And Beverage
.” Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan variabel current ratio, DER, ROA, total assets
turnover , dan PER. Hasil penelitian menunjukkan ROA dan PER
Universitas Sumatera Utara
39
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sedangkan DER, current assets dan total assets turnover tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return saham. 6.
Suriani Ginting dan Erward 2013 Peneliti memberikan judul penelitian “Analisis faktor-faktor yang
memengaruhi return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan teknik analisis data adalah analisis
regresi linear berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah Net Profit Margin NPM, Price Earning Ratio PER, dan Price
to Book Value PBV dengan sampel sebanyak 68 perusahaan. Hasil
penelitian menunjukkan Price to Book Value PBV berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008 – 2011. Sedangkan perubahan laba usaha, Net Profit Margin
NPM, dan Price Earning Ratio PER tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2011. 7.
Şebnem Er dan Bengü Vuran 2012 Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Factors Affecting Stock
Returns of Firms Quoted in ISE Market: A Dynamic Panel Data Approach”
dengan menggunakan Dynamic Panel Data Analysis Methods
sebagai teknik analisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu firms size, price to book value, dan earning per
share sebagai variabel mikro dan exchange rate euro, interest rate, oil
Universitas Sumatera Utara
40
price sebagai variabel makroekonomi dengan hasil penelitian yaitu
rasio pada mikroekonomi dan makroekonomi memengaruhi return saham secara signifikan.
8. Desi Arista 2012
Peneliti melakukan peneltian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang memengaruhi retun saham kasus pada perusahaan manufaktur yang go
public di BEI periode 2005-2009.” Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah return on assets ROA, debt to equity ratio DER, earnings per share EPS, and
price to book value PBV dengan menggunakan teknik analisis data yaitu regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan ROA dan EPS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan, sedangkan PBV
mempunyai pengaruh yang signifikan. DER memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap return saham perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
N o
Peneliti Tahun
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1
Maryyam Anwar
2016 “Impact of Firm
Performance on Stock Returns
Evidence from Listed Companies
of FTSE-100 Index
London, UK
” Dependen :
Return saham
Independen : return on
assets ,
net profit margin,
earning per share,
quick ratio dan
return on equity
common effect
model OLS
1. Return on assets
dan net profit margin
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap return saham
2. Earning per share
berpengaruh secara negatif signifikan
terhadap return saham. 3.
Quick ratio dan return on equity
tidak berpengaruh
secarasignifikan terhadap return saham.
2 Muhammad Saleh
2015
“Relationship between Firm’s
Financial Performance and
Stock Return, Evidence from Oil
and Gas Sector Pakistan”
Dependen : Return
saham Independen :
return on assets
, net
profit margin, dan return on
equity unit root
test dan
Ordinary Least
Square OLS
1. Return on equity
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap return saham. 2.
Return on assets dan
net profit margin berpengaruh secara
negatif signifikan terhadap return saham.
3 Iqbal,
Khattak, dan
Khattak 2013
Does Fundamental Analysis Predict
Stock Returns? Dependen:
Return saham
Independen: FSCORE,
Leverage,
ROA, cash flow ratio, market to
book value, dan
accrual ratio Ordinary
Least Square
OLS
Analisis fundamental dan FSCORE tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan untuk
memprediksi return saham.
Sumber: Berbagai Penelitian Terdahulu
Universitas Sumatera Utara
42
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian
4
Emamng holipour,
Pouragha jan dkk
2013 “The effect of
Performance Evaluation
Market Ratios on Stock Return :
Evidence the Tehran Stock
Exchange” Dependen:
Return saham
Independen: earning per
share, price earning ratio,
dan price to book value
Ordinary Least
Square OLS
1. Earning per share
berpengaruh secara signifikan terhadap
return saham,
2. Price earning ratio,
dan price to book value tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham.
5 Farkhan
dan Ika 2013
Pengaruh rasio keuangan terhadap
return saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek
Indonesia
Studi kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor
Food And Beverage
. Dependen:
Return saham
Independen: current ratio
, DER, ROA,
total assets turnover, dan
PER. Analisis
regresi linear
berganda 1.
ROA dan PER memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap return saham 2.
DER, current assets dan total assets turnover
tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham.
6 Suriani
Ginting dan
Erward 2013
Analisis faktor- faktor yang
memengaruhi return
saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Dependen:
Return saham
Independen: Net Profit
Margin NPM,
Price Earning Ratio
PER, dan Price to
Book Value PBV
Analsis Regresi
berganda 1.
Price to Book Value PBV berpengaruh
terhadap return saham 2.
Perubahan laba usaha, Net Profit Margin
NPM, dan Price Earning Ratio
PER tidak berpengaruh terhadap return saham
perusahaan
Sumber: Berbagai penelitian terdahulu
Universitas Sumatera Utara
43
Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian
7 Sebnem
dan Vuran
2012 Factors Affecting
Stock Returns of Firms Quoted in
ISE Market: A Dynamic Panel
Data Approach
Dependen: Return
saham Independen:
firms size, price to book
value,
dan earning per
share sebagai
variabel mikro dan exchange
rate euro, interest rate,
oil price
sebagai variabel
makroekonom i
Dynamic Panel Data
Analysis Methods
Mikroekonomi dan
makroekonomi memengaruhi return saham
secara signifikan
8 Arista
2012 Analisis faktor-
faktor yang memengaruhi retun
saham kasus pada perusahaan
manufaktur yang go public
di BEI periode 2005-2009.
Dependen: Return
saham Independen:
return on assets ROA, debt to
equity ratio DER,
earnings per share EPS,
and
price to book value
PBV Analisis
regresi linear
berganda 1.
ROA dan EPS tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham perusahaan
2. PBV mempunyai
pengaruh yang signifikan 3.
DER memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan
terhadap return saham perusahaan.
Sumber: Berbagai penelitian terdahulu
2.3 Kerangka Konseptual