Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Koefisien Determinasi R Hasil Penelitian .1 Analisis Deskriptif

56 Lanjutan Tabel 3.3 Sampel Penelitian No Nama Bank

11 PT. Kedaung Indah Can, Tbk.

12 PT. Kimia Farma Persero, Tbk.

13 PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk.

14 PT. Mandom Indonesia, Tbk.

15 PT. Martina Berto, Tbk.

16 PT. Mayora Indah, Tbk.

17 PT. Merck, Tbk.

18 PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk.

19 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.

20 PT. Mustika Ratu, Tbk.

21 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

22 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.

23 PT. Pyridam Farma, Tbk.

24 PT. Sekar Laut, Tbk.

25 PT. Siantar Top, Tbk.

26 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

27 PT. Tempo Scan Pasific, Tbk.

28 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

29 PT. Unilever Indonesia, Tbk.

30 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.

Sumber: www.idx.co.id Data diolah Berdasarkan Tabel 3.3 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan. Angka tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sehingga jumlah sampel observasi adalah 150 sampel observasi yang diperoleh dari 5 tahun observasi dikali 30 sampel perusahaan sektor industri barang konsumsi di Indonesia.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti. Sumber data yang digunakan Universitas Sumatera Utara 57 adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory ICMD.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data historis documentary-historical. Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Dilakukan melalui studi pustaka yaitu mencari jurnal, penelitian terdahulu, serta buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti. 2. Tahap kedua dilakukan dengan mengumpulkan laporan keuangan masing- masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange dengan mengakses situs www.idx.co.id.

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian. Analisis deskriptif meliputi nilai rata- rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 6 variabel independen yaitu Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV sebagai variabel yang mempengaruhi return saham. Universitas Sumatera Utara 58

3.8.2 Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data yang merupakan data panel. Data panel merupakan gabungan dari data silang cross section dan data runtun waktu time series. Model persamaan matematis adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 +b 6 X 6 + b 7 X 7 + e Dimana: Y = Return saham X 1 = ROA X 2 = DER X 3 = EPS X 4 = PER X 5 = PBV b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 ,b 5 ,b 6 ,b 7 = konstanta e = variabel pengganggu

3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji Hipotesis Secara Serempak Uji F

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 59 1. H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = 0, artinya Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. H 1 : Minimal satu b i ≠ 0, artinya Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV secara serempak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut: 1. Jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima 2. Jika F hitung F tabel , maka H tidak ditolak dan H 1 ditolak

3.9.2 Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut: 1. H : b i = 0, artinya Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Universitas Sumatera Utara 60 Value PBV secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. H 1 : b i ≠ 0, artinya Return on Assets ROA, Debt To Equity Ratio DER, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER dan Price To Book Value PBV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut: 1. Jika t hitung t tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima 2. Jika t hitung t tabel , maka H tidak ditolak dan H 1 ditolak

3.10 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Range nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R 2 ≤ 1 Situmorang dan Lufti, 2012: 163. Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R 2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Fungsi dari Adjusted R Square adalah mengurangi keraguan tersebut. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted Universitas Sumatera Utara 61 R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.

3.11 Pemilihan model data panel

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu OLS ordinary least square, fixed effect model FEM, dan random effect model REM.

3.11.1 OLS

ordinary least square Teknik ini tidak ada bedanya dengan membuat regresi dengan data cross section atau time series, akan tetapi untuk data panel, sebelum membuat regresi kita arus gabungkan data cross-section dengan data time series pool data. Kemudan data gabungan ini diperlakukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode OLS. Penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistif. Misalkan dengan menggunakan OLS maka kita akan memperoleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. apakah mungkin setiap daerah memiliki intercept yang sama? Oleh karena itu pengunaan dua metode lainnya yakni fixed effect model dan random effect model lebih baik.

3.11.2 Fixed

Effect Model FEM Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu cross section. Atau dengan kata lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Universitas Sumatera Utara 62

3.11.3 Random Effect Model REM

Bila pada model ini, perbedaan antarindividu dan atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada model REM, perbedaan tersebut diakomodasi lewat error . Oleh karena ada dua metode yang sesuai untuk data panel. Maka kita harus memilih salah satu dari keduanya untuk mencari model yang paling tepat. Masing-masing model memiliki kelebihan. Metode REM mempunyai parameter yang lebih sedikit, sehingga model yang dibentuk akan memiliki derajat kebebasan degree of freedom yang lebih banyak dibandingkan model dengan metode FEM. Sementara itu, metode FEM juga mempunyai keunggulan yaitu metode ini dapat membedakan efek individual dan efek waktu dan FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas. Beberapa pakar ekonometrika membuat pembuktian untuk menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam data panel. Adapun kesimpulan dari pembuktian tersebut adalah: 1. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM. 2. Jika data panel, jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM. Universitas Sumatera Utara 63 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia Pasar modal atau Bursa Efek berdiri sejak jaman kolonial belanda pada tahun 1912 didirikan di Batavia, pusat pemerintahan kolonial Belanda dan pada saat ini dikenal sebagai Jakarta. Pasar modal tersebut didirikan oleh pemerintahan Belanda untuk kepentingan pemerintahan Belanda. Meskipun pasar modal di Indonesia telah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tersebut tidak berjalan seperti yang diharapkan. Pasar modal yang awalnya dikenal dengan nama Bursa Batavia ini pernah ditutup selama periode perang dunia pertama pada sekitar tahun 1914 sampai tahun 1918 kemudian bursa efek ini dibuka lagi pada tahun 1925. Selain mengoperasikan bursa Batavia pemerintahan kolonial belanda juga mulai mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun, kegiatan bursa ini kembali dihentikan kembali ketika terjadi pendudukan pemerintahan jepang di Batavia pada saat perang dunia kedua. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Universitas Sumatera Utara 64

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi 1. PT. Akasha Wira International Tbk.

PT Akasha Wira International Tbk “Perusahaan” didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, ketika nama Perusahaan diubah menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Perusahaan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan Jawa Timur dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung. Pada tanggal 3 Juni 2008, Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura, telah mengakuisisi Water Partners Bottling S.A., perusahaan joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. dan pemegang hak pengendalian atas Perusahaan.

2. PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk.

PT Bentoel Internasional Investama Tbk “Perseroan” atau “BINI” didirikan pada tahun 1987 dengan nama PT Rimba Niaga Idola. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989 dan pada saat itu bergerak dalam bidang industri rotan. Pada tahun 2000, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Saat ini ruang lingkup kegiatan Universitas Sumatera Utara 65 Perseroan seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, industri dan jasa, kecuali jasa di bidang hukum dan pajak. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat beralamat di Plaza Bapindo, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta. Fasilitas manufaktur Perseroan terdapat di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Efektif sejak tanggal 1 September 2013, PT Bentoel Distribusi Utama “BDU”, entitas anak, menandatangani perjanjian dengan entitas anak lainnya dari Grup yang bertindak sebagai produsen rokok untuk melakukan fungsi distribusi atas produk-produk rokok yang diproduksi oleh Grup. Terkait dengan ini, perjanjian distribusi sebelumnya antara Perseroan dengan entitas anak dari Grup telah berakhir. Entitas induk langsung Perseroan adalah British American Tobacco 2009 PCA Ltd, sedangkan entitas induk utama Perseroan adalah British American Tobacco p.l.c., berdomisili di Inggris.

3. PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk.

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk“Perusahaan” didirikan, dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang- Undang No.12 tahun 1970 jo. Undang- Undang No. 25 tahun 2007. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan terakhir pada tanggal 3 Juni 2015, Perusahaan mengubah beberapa pasal dan menyatakan kembali seluruh Anggaran Dasar Perusahaan. Berdasarkan Anggaran Dasar, Perusahaan bergerak dalam bidang a industri dan perdagangan obat-obatan, obat tradisional, bahan baku untuk obat- obatan, alat kesehatan, kosmetika dan produk perawatan kesehatan; serta b jasa Universitas Sumatera Utara 66 laboratorium, validasi fasilitas, klinik dan rumah sakit. Saat ini, Perusahaan aktif menjalankan bidang usaha manufaktur dan perdagangan produk-produk farmasi dan kosmetik. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Pabrik dan kantor pusat Perusahaan masing-masing berlokasi di Bogor dan Jakarta.

4. PT. Delta Djakarta, Tbk.

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dibawah nama Archipel Brouwerij. Perusahaan berganti nama NV De Oranje Brouwerij ketika dibawah perusahaan Belanda. Perusahaan memakai nama PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk “Perusahaan” didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. Beberapa produk Perusahaan dan merek label khusus lainnya diekspor ke beberapa negara lain. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan dan entitas anak tahun 2015 dan 2014 masing-masing sejumlah 392 orang dan 412 orang. Perusahaan merupakan salah satu anggota dari San Miguel Corporation SMC, Filipina. Universitas Sumatera Utara 67 Perusahaan induk utama Perusahaan adalah Top Frontier Investment Holdings, Inc, terletak di Filipina.

5. PT. Gudang Garam, Tbk.

PT Gudang Garam Tbk IDX: GGRM adalah sebuah merekperusahaan produsen rokok populer asal Indonesia. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo, perusahaan rokok ini merupakan peringkat kelima tertua dan terbesar setelah Djarum dalam produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebesar 514 are di Kediri, Jawa Timur. Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjoyo. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun, Tjoa Jien Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di perusahaan tersebut. Pada tahun 1956 Tjoa Jien Hwie meninggalkan Cap 93. Dia memilih lokasi di jalan Semampir IIl, Kediri, di atas tanah seluas ± 1000 m2 milik Bapak Muradioso yang kemudian dibeli perusahaan, dan selanjutnya disebut Unit I ini, ia memulai industri rumah tangga memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam. PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan secara langsung melainkan melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen atau produsen. Universitas Sumatera Utara 68

6. PT. Handjaya Mandala Sempoerna, Tbk.

PT HM Sampoerna Tbk. PT Hanjaya Mandala Sampoerna IDX: HMSP adalah perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Pada tahun 1913, Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok memulai kegiatan produksi rokok secara komersial sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna. Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak- porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja. PT HM Sampoerna Tbk. resmi didirikan pada tahun 1963. Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa HM Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera, Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang Universitas Sumatera Utara 69 dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Mei 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris International, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun. Pada tahun 2013, PT HM Sampoerna memenangkan Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing kategori CSR. Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk., Paul Norman Janelle, mengumumkan pabrik SKM Sigaret Kretek Mesin baru di Karawang yang diresmikan pertengahan tahun 2014 akan difokuskan untuk tujuan ekspor.

7. PT. Indofarma Persero, Tbk.

PT Indonesia Farma Tbk, disingkat dengan PT Indofarma Persero Tbk dan selanjutnya disebut “Perusahaan” didirikan berdasarkan akta No.1 tanggal 2 Januari 1996 dan diubah dengan akta No.134 tanggal 26 Januari 1996. Pada awalnya, perusahaan merupakan sebuah pabrik obat yang didirikan pada tahun 1918 dengan nama pabrik Obat Manggarai. Pada tahun 1950, Pabrik Obat Manggarai ini diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dikelola oleh Departemen Kesehatan. Pada tahun 1979, nama pabrik obat ini diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Perseroan berdomisili di Indonesia, yang bertempat kedudukan di Jalan Tambak No.1, Manggarai, Jakarta dan lokasi utama kegiatan usaha terletak di Jalan Indofarma No.1, Cibitung, Bekasi. Perseroan mulai beraktivitas dan berproduksi secara komersial tahun 1983. Hasil produksi Perseroan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Universitas Sumatera Utara 70

8. PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Perusahaan didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 2 September 2009. Perusahaan merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Bumbu Penyedap PT Indofood Sukses Makmur Tbk ISM, pemegang saham pengendali Perusahaan, dan mulai melakukan kegiatan usahanya sejak tanggal 1 Oktober 2009. Seperti yang tercantum pada Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, minuman nonalkohol, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 76 - 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan Entitas Anak berlokasi di berbagai tempat di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. ISM, Indonesia, dan First Pacific Company Limited , Hong Kong, masing-masing adalah entitas induk dan entitas induk terakhir Perusahaan.

9. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma di tahun 1990. Memulai kegiatan usaha di bidang makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritolay Netherlands Holding B.V., perusahaan afiliasi PepsiCo Inc. Pada tahun1994 mengganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur dan mencatatkan saham di Bursa Efek Universitas Sumatera Utara 71 Indonesia “BEI”. Perusahaan memulai integrasi bisnis melalui akuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari pada tahun 1995. Perusahaan kemudian memperluas integrasi bisnisnya pada tahun 1997 dengan mengakuisisi grup perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis dan distribusi. Tahun 2005, perusahaan memulai kegiatan usaha di bidang perkapalan dengan mengakuisisi PT Pelayaran Tahta Bahtera. Perusahaan mencatatkan saham Grup Agribisnis, Indofood Agri Resources Ltd., di Bursa Efek Singapura “SGX” pada tahun 2007. Grup Agribisnis memperluas perkebunannya dengan mengakuisisi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan perkebunan, yang sahamnya tercatat di BEI. Kemudian pada tahun 2008 Grup Agribisnis memasuki kegiatan usaha gula dengan mengakuisisi PT Lajuperdana Indah. Grup Consumer Branded Products “CBP” memasuki kegiatan usaha dairy melalui akuisisi PT Indolakto, salah satu produsen produk dairy terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2010, perusahaan mencatatkan saham Grup CBP, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, di BEI. Tahun 2011, perusahaan mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk, anak perusahaan pada Grup Agribisnis, di BEI. Tahun 2013 Grup CBP memasuki kegiatan usaha minuman melalui perusahaan patungan dengan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd., yang didirikan pada tahun 2012. Grup Agribisnis memperluas kegiatan usaha gula ke Brasil dan Filipina melalui penyertaan saham di Companhia Mineira de Açúcar e Álcool Participações dan Roxas Holdings Inc.. Memasuki kegiatan usaha budidaya dan pengolahan sayuran dengan mengakuisisi China Minzhong Food Universitas Sumatera Utara 72 Corporation Limited, sebuah perusahaan pemrosesan sayuran terintegrasi di Tiongkok, yang sahamnya tercatat di SGX.

10. PT. Kalbe Farma, Tbk.

PT Kalbe Farma Tbk. “Perusahaan” didirikan di Negara Republik Indonesia, dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970. Seperti yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi termasuk obat dan produk konsumsi kesehatan. Perusahaan memulai operasi komersial pada tahun 1966. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dimana kantor pusat berada di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

11. PT. Kedaung Indah Can, Tbk.

PT Kedaung Indah Can Tbk Entitas didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo Undang-Undang No. 12 tahun 1970, Anggaran dasar ini telah didaftarkan ke Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Pendaftaran No. AHU- AH.01.03-0954500, tanggal 14 Juli 2015 yang isinya antara lain mengenai Universitas Sumatera Utara 73 persetujuan untuk penyesuaian seluruh anggaran dasar Entitas dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan OJK No.32POJK.042014 dan No.33POJK.042014 Entitas berdomisili di Jalan Raya Rungkut No.15-17, Surabaya dengan pabrik berlokasi di tempat yang sama. Entitas tergabung dalam kelompok usaha Kedaung Group.

12. PT. Kimia Farma Persero, Tbk.

Kimia Farma [1] adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Perusahaan Negara Farmasi Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma Persero. Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma Persero kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma Persero Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia. Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian Universitas Sumatera Utara 74 diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

13. PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk.

PT Langeng Makmur Industri Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1976. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang industri perabotan rumah tangga yang terbuat dari plastik dan aluminium, alat masak anti lengket, karung plastik, pipa Polyvinyl Chloride PVC serta produk-produk lain yang terkait dengan bidang tersebut. Perusahaan berkedudukan di Jalan Letjen Sutoyo No. 256, Sidoarjo, Jawa Timur dan mempunyai tiga pabrik yang berlokasi di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Trosobo, Jawa Timur dan Tangerang, Banten.

14. PT. Mandom Indonesia, Tbk.

PT. Mandom Indonesia Tbk Perusahaan didirikan dalam rangka Undang- Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 jo. Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 14 tanggal 5 Nopember 1969. Perusahaan berdomisili di Jawa Barat dengan pabrik berlokasi di Kawasan Industri MM2100, Jawa Barat. Dengan kantor pusat berada di Kawasan Industri MM2100 Jl. Irian Blok PP, Bekasi, Jawa Barat. Universitas Sumatera Utara 75

15. PT. Martina Berto, Tbk.

PT Martina Berto Tbk “Perusahaan” didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 1 Juni 1977 berdasarkan akta Notaris Poppy Savitri Parmanto, S.H., No. 9 Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, yang terakhir dengan akta Notaris No. 9 tanggal 27 September 2010. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasarperusahaan, ruang lingkup utama kegiatan perusahaan meliputi bidang manufaktur dan perdagangan jamu tradisional dan barang-barang kosmetika. Perusahaan berdomisili di Jl. Pulo Kambing II No. 1, Kawasan Industri Pulogadung JIEP, Jakarta Timur dengan pabrik berlokasi di Pulo Ayang, Pulo Kambing dan Gunung Putri, Bogor. Kantor pusat beralamat di Jakarta. Perusahaan mulai melakukan produksi secara komersial sejak bulan Desember 1981. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri.

16. PT. Mayora Indah, Tbk.

PT Mayora Indah Tbk Perusahaan didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agenperwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Universitas Sumatera Utara 76 Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.

17. PT. Merck, Tbk.

PT Merck Tbk .Perseroan., yang berkedudukan di Indonesia dan berlokasi di Jl. TB Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur, didirikan dalam rangka penanaman modal asing berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 jo. Undang- Undang No. 11 tahun 1970. Perubahan terakhir dilakukan dengan akta notaris Linda Herawati SH tanggal 4 Desember 2015 No. 6 sehubungan dengan pemecahan nilai nominal saham Perseroan stock split dari Rp 1.000 seribu Rupiah per saham menjadi Rp 50 lima puluh Rupiah per saham. Perubahan ini telah diterima dan dicatat di dalam Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana dinyatakan dalam surat penerimaan pemberitahuan No. AHUAH. 01.03-0985569 Tahun 2015 tanggal 4 Desember 2015.

18. PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk.

PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk. didirikan dengan nama PT Schering-Plough Indonesia Tbk berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970. Entitas induk langsung Perusahaan adalah Merck Sharp Dohme Corp sebelumnya Schering-Plough International Inc., USA, sedangkan entitas induk utama peruasahaan adalah Merck Co., Inc. Universitas Sumatera Utara 77 Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma BNI 46, Lt. 27 Jalan Jendral Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220, Jakarta, dan pabrik berlokasi di Pandaan, Jawa Timur.

19. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.

Perseroan didirikan pada tanggal 3 Juni 1929 berdasarkan akta notaris No. 8 dari Tjeerd Dijkstra, notaris di Medan, dengan nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let. Jend. TB Simatupang Kav. 22-26, Jakarta 12430, dan pabrik berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 19, Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung, Jawa Timur. Perseroan adalah bagian dari Kelompok Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Heineken Holding N.V. Heineken. Perseroan memulai operasi komersial pada tahun 1929. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Perseroan dan entitas anak mempunyai masing-masing 475 dan 494 karyawan.

20. PT. Mustika Ratu, Tbk.

PT Mustika Ratu, Tbk “Perseroan” didirikan berdasarkan akta No.35 tanggal 14 Maret 1978 oleh Notaris G.H.S. Loemban Tobing, SH. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.518815 tanggal 22 Desember 1978. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan. Universitas Sumatera Utara 78 Perseroan berdomisili di Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75, Jakarta Selatan dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM. 26,4 Ciracas, Jakarta Timur.

21. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

Pada tahun 1995 perusahaan berdiri dengan nama PT Nippon Indosari Corporation. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial tahun 1997 dengan satu pabrik di Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dengan dua lini mesin dan memproduksi roti dengan merek Sari Roti. Perusahaan berhasil meningkatkan kapasitas produksi pabrik pada tahun 2001 di Blok W sebesar 100 dengan menambahkan dua lini mesin yaitu untuk jenis roti tawar dan jenis roti manis Tahun 2005, perusahaan membuka pabrik kedua di Kawasan Industri Pasuruan, Jawa Timur, dengan memasang dua lini mesin, guna melakukan penetrasi pasar ke Jawa Timur dan Bali. Kemudian membuka pabrik ketiga di tahun 2008 dengan dua lini mesin di Blok U, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat, guna memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Perusahaan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana dilakukan pada tanggal 28 Juni 2010 di Bursa Efek Indonesia. Perseroan membuka tambahan tiga pabrik baru di Semarang, Medan dan Cibitung di tahun 2011 dan selanjutnya Perseroan meningkatkan kapasitas produksi pabrik Pasuruan, Semarang dan Medan dengan menambahkan satu lini mesin produksi untuk roti manis pada masing-masing pabrik. Selain itu Perseroan pun membangun dua pabrik baru di Palembang dan Makassar. Universitas Sumatera Utara 79

22. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk “Perusahaan” didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris Paul Tamara No. 7 tanggal 16 April 1974. Perusahaan berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman No. 47, Jakarta Selatan dan pabriknya berlokasi di Jalan Ki Kemas Rindho, Kertapati, Palembang. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Innovest Offshore Venture Ltd., British Virgin Islands adalah entitas induk langsung dan entitas induk terakhir Perusahaan dan entitas anaknya.

23. PT. Pyridam Farma, Tbk.

PT Pyridam Farma Tbk “Perusahaan” didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 31 tanggal 27 November 1976 dari Tan Thong Kie, S.H., Notaris di Jakarta. Kegiatan usaha Perusahaan saat ini meliputi produksi dan pengembangan obat-obatan farmasi serta perdagangan alat-alat kesehatan. Perusahaan berdomisili di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Desa Cibodas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat. Kantor pusat Perusahaan belokasi di Ruko Villa Kebon Jeruk Blok F3, Jalan Raya Kebon Jeruk, Kelurahan Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1977. Pabrik Perusahaan yang berlokasi di Desa Cibodas, Puncak, Jawa Barat, mulai dibangun pada tahun 1995 dan mulai beroperasi pada bulan April 2001.

24. PT. Sekar Laut, Tbk.

PT Sekar Laut Tbk “Entitas“ didirikan berdasarkan akta notaris No.120 tanggal 19 Juli 1976 dari Soetjipto, SH, notaris di Surabaya. Entitas bergerak Universitas Sumatera Utara 80 dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Entitas dikontrol oleh Sekar Group. Entitas beroperasi secara komersial pada tanggal 19 Juli 1976. Pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo II17 Sidoarjo, Jawa Timur. Jumlah karyawan konsolidasian masing-masing 1.819 dan 1.499 orang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Kantor cabang Entitas di Jalan Raya Darmo No. 23-25, Surabaya, Jawa Timur.

25. PT. Siantar Top, Tbk.

PT Siantar Top Tbk Entitas didirikan berdasarkan akta No. 45, tanggal 12 Mei 1987 Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie snack noodle, kerupuk crackers dan kembang gula candy. Entitas berdomisili di Sidoarjo, Jawa Timur dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur, Medan Sumatera Utara, Bekasi Jawa Barat dan Makassar Sulawesi Selatan. Kantor pusat Entitas beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo. Entitas mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Hasil produksi Entitas dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khususnya Asia.

26. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Perusahaan didirikan pada tanggal 26 Januari 1990. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 135 tanggal 31 Universitas Sumatera Utara 81 Juli 2015. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, perkebunan, pertanian, ketenagalistrikan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit dan permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Plaza Mutiara lt.16 Suite 1601, Jl. Dr. Ida Anak Agung Gde Agung Kavling E 1.2 No. 1 2 Jakarta. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Lokasi pabrik bihun jagung terletak di Balaraja, Tangerang. Lokasi pabrik makanan ringan terletakm di Gunung Putri, Medan, Banjarmasin dan Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

27. PT. Tempo Scan Pasific, Tbk.

PT Tempo Scan Pacific Tbk Perusahaan didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1970, Berdasarkan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan bergerak dalam bidang usaha farmasi. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya sejak tahun 1970. Kantor pusat Perusahaan di Tempo Scan Tower, lantai 16, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di Cikarang - Jawa Barat. PT Universitas Sumatera Utara 82 Bogamulia Nagadi BMN, didirikan di Republik Indonesia, adalah Perusahaan induk dari PT Tempo Scan Pacific Tbk dan entitas anak.

28. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk., selanjutnya disebut Perseroan, didirikan dengan Akta No. 8 tanggal 2 Nopember 1971 Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman, Perseroan memproduksi minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT Ultra High Temperature dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang makanan, Perseroan memproduksi susu kental manis, susu bubuk dan konsentrat buah-buahan tropis. Perseroan memasarkan produknya dengan penjualan langsung, penjualan tidak langsung dan melalui pasar modern. Penjualan langsung dilakukan ke toko-toko, PD Proviand Dranktoko MakananMinuman, kios- kios, dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perseroan. Penjualan tidak langsung dilakukan melalui agendistributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Penjualan melalui modern trade dilakukan ke minimarket, supermarket, dan hypermarket. Perseroan juga melakukan penjualan ekspor ke beberapa negara.

29. PT. Unilever Indonesia, Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk Perseroan didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Universitas Sumatera Utara 83 Generaal van Nederlandsch-Indie dengan surat No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934, Tambahan No. 3. Nama Perseroan diubah menjadi PT Unilever Indonesia dengan akta No. 171 tanggal 22 Juli 1980 Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Perseroan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perseroan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Pabrik-pabrik Perseroan berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Jalan Jababeka V Blok V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

30. PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan tanggal 27 Juni 1997 Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971 dan ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi produksi minyak nabati dan minyak nabati khusus untuk industri makanan dan perdagangan umum, termasuk impor dan ekspor. Kantor pusat Perusahaan terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No. 1, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat. Lokasi Universitas Sumatera Utara 84 pabrik Perusahaan terletak di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat dan Pontianak, Kalimantan Barat. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. merupakan perusahaan dibawah Grup Wilmar International Limited ”WIL”. WIL merupakan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura. Entitas induk Perusahaan adalah Tradesound Investments Limited dan entitas pengendali pemegang saham Perusahaan adalah Wilmar International Limited. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Hasil dari analisis deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian RETURN ROA DER EPS PER PBV Mean 0.154660 15.73970 0.819183 1674.955 21.78404 2.340584 Median 0.024522 13.78637 0.782189 110.1392 21.59011 1.510839 Maximum 5.200000 45.72007 2.258498 55587.52 58.58105 8.994068 Minimum -0.990042 -9.714339 -1.338314 -17350.39 -17.19549 -2.695203 Std. Dev. 0.635963 11.92168 0.584356 6773.597 14.34485 2.288365 Observations 150 150 150 150 150 150 Sumber : Hasil Penelitian, 2016 Data Diolah Pada Tabel 4.1 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata- rata mean, serta nilai standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 150 observasi untuk semua variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Paparan statistik dalam Tabel 4.1, menunjukkan bahwa return memiliki nilai minimum sebesar Universitas Sumatera Utara 85 -0,990042 yang dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk. pada tahun 2014 dan nilai maksimum sebesar 5,2 dimiliki oleh perusahaan Prasidha Aneka Niaga, Tbk. pada tahun 2011. Nilai standard deviation pada return adalah sebesar 0,635963 dan nilai rata-rata mean sebesar 0,154660. Nilai standard deviasi lebih besar daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel return tidak berdistribusi dengan baik. ROA memiliki nilai maksimum sebesar 45,72007 yang dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk. pada tahun 2013 dan nilai minimum ROA sebesar -9,714339 yang dimiliki oleh perusahaan PT. Kedaung Indah Can, Tbk. pada tahun 2015. Rendahnya nilai ROA yang diperoleh oleh perusahaan karena kerugian yang dialami pada tahun 2015. Nilai standard deviation pada ROA adalah sebesar 11,92168 dan nilai rata-rata mean sebesar 15,73970. Nilai standard deviasi yang lebih kecil daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel ROA berdistribusi dengan baik. Pada tabel dapat dilihat bahwa DER memiliki nilai maksimum sebesar 2,258498 kali yang dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk. pada tahun 2015 dan nilai minimum DER sebesar -1,338314 kali yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. pada tahun 2014. Penyebab nilai DER yang sangat rendah ini, bahkan bernilai negatif adalah perusahaan yang mengalami kerugian dengan nilai ekuitas sangat rendah dan negatif serta tidak mengalami keuntungan selama periode penelitian. Rendahnya nilai DER yang sangat tidak wajar tidak menyebkan hal yang baik pada perusahaan dan bahkan memicu kerugian pada perusahaan. Universitas Sumatera Utara 86 Nilai standard deviation pada DER adalah sebesar 0,584356 kali dan nilai rata-rata mean sebesar 0,819183 kali. Nilai standard deviasi yang lebih kecil daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel DER berdistribusi dengan baik. Tabel 4.1 memperlihatkan EPS memiliki nilai maksimum sebesar Rp.55587,52 yang dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia, Tbk. pada tahun 2013. Besarnya hasil EPS disebabkan laba besar yang diperoleh perusahaan, sehingga memengaruhi perolehan laba yang akan diperoleh investor per lembar sahamnya. Nilai minimum EPS sebesar –Rp.17350,39 yang dimiliki oleh perusahaan Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk. pada tahun 2014. Rendahnya hasil EPS karena perusahaan mengalami kerugian, sehingga tidak mampu memberikan keuntungan kepada investor untuk setiap lembar sahamnya. Nilai standard deviation pada EPS adalah sebesar Rp.6773,597 dan nilai rata-rata mean sebesar Rp.1674,955. Nilai standard deviasi yang lebih besar daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel EPS tidak berdistribusi dengan baik. PER memiliki nilai maksimum sebesar 58,58105 kali yang dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk. pada tahun 2013 dan nilai minimum PER sebesar -17,19549 kali yang dimiliki oleh perusahaan Prasidha Aneka Niaga, Tbk. pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan nilai EPS yang diperoleh perusahaan bernilai negatif karena kerugian yang dialami perusahaan. Hasil ini juga didukung oleh harga saham yang rendah, sehingga nilai PER perusahaan bernilai negatif. Nilai standard deviation pada PER adalah sebesar 14,34485 kali dan nilai rata-rata mean sebesar 21,78404 kali. Nilai standard deviasi yang lebih kecil daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel PER berdistribusi dengan baik. Universitas Sumatera Utara 87 PBV memiliki nilai maksimum sebesar 8.994068 kali yang dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk. pada tahun 2013 dan nilai minimum PBV sebesar -2.695203 kali yang dimiliki oleh perusahaan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. pada tahun 2014. Hasil PBV yang rendah ini disebabkan oleh ekuitas yang dimiliki perusahaan bernilai negatif dan disertai dengan harga saham yang rendah pula. Nilai standard deviation pada PBV adalah sebesar 2.288365 kali dan nilai rata-rata mean sebesar 2.340584 kali. Nilai standard deviasi yang lebih kecil daripada rata-rata memberi arti bahwa variabel PBV berdistribusi dengan baik. 4.2.2 Pemilihan Model Data Panel Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa metode yang ditawarkan, yaitu ordinary least square OLS, fixed effect model FEM, dan random effect model REM.

4.2.2.1 Ordinary Least Square OLS

Untuk metode pertama digunakan ordinary least square dengan hasil dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Universitas Sumatera Utara 88 Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 14:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 30 Total pool balanced observations: 150 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.175864 0.131862 -1.333700 0.1844 ROA? 0.003100 0.005160 0.600818 0.5489 DER? 0.007956 0.088796 0.089599 0.9287 EPS? -2.07E-06 8.17E-06 -0.253278 0.8004 PER? 0.011167 0.004722 2.364803 0.0194 PBV? 0.015132 0.024223 0.624716 0.5331 R-squared 0.090362 Mean dependent var 0.154660 Adjusted R-squared 0.058777 S.D. dependent var 0.635963 S.E. of regression 0.616990 Akaike info criterion 1.911249 Sum squared resid 54.81736 Schwarz criterion 2.031674 Log likelihood -137.3436 Hannan-Quinn criter. 1.960174 F-statistic 2.860951 Durbin-Watson stat 1.771721 ProbF-statistic 0.017080 Gambar 4.1 Output metode OLS Ordinary Least Square Dari gambar 4.1, dapat kita lihat bahwa dengan model OLS menghasilkan R 2 sebesar 0.0990362 atau 9,9 serta nilai Adjusted R Square sebesar 0,0588 atau 5,8 . Sedangkan variabel bebasnya, yaitu PER signifikan secara statistik pada α = 5, tetapi variabel ROA, DER, EPS, dan PBV tidak signifikan secara statistik pada α=5. Selanjutnya coba kita bandingkan dengan fixed effect modelFEM. Universitas Sumatera Utara 89

4.2.2.2 Fixed Effect Model FEM

Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 14:25 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 30 Total pool balanced observations: 150 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.590524 0.214889 -2.748041 0.0070 ROA? 0.022029 0.009425 2.337355 0.0212 DER? -0.153278 0.129330 -1.185170 0.2384 EPS? -1.73E-06 1.05E-05 -0.164694 0.8695 PER? 0.012042 0.005323 2.262232 0.0256 PBV? 0.113054 0.039427 2.867403 0.0049 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.355807 Mean dependent var 0.154660 Adjusted R-squared 0.165350 S.D. dependent var 0.635963 S.E. of regression 0.581010 Akaike info criterion 1.952867 Sum squared resid 38.82089 Schwarz criterion 2.655349 Log likelihood -111.4650 Hannan-Quinn criter. 2.238263 F-statistic 1.868175 Durbin-Watson stat 2.267490 ProbF-statistic 0.007670 Gambar 4.2 Output metode FEM Fixed Effect Model Dari gambar 4.2, dapat kita lihat bahwa R 2 yang dihasilkan dengan menggunakan FEM adalah sebesar 0,3558 atau 35,58. Adjusted R 2 pada FEM yaitu sebesar 0,1653. Hasil FEM menunjukkan bahwa variabel bebas ROA, PER, dan PBV signifikan secara statistik pada α = 5, tetapi variabel DER dan EPS tidak signifikan secara statistik pada α=5. Universitas Sumatera Utara 90

4.2.2.3 Random effect model REM

Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled EGLS Cross-section random effects Date: 090216 Time: 14:27 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 30 Total pool balanced observations: 150 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.178071 0.125085 -1.423600 0.1567 ROA? 0.003202 0.004894 0.654314 0.5140 DER? 0.006361 0.084060 0.075669 0.9398 EPS? -2.03E-06 7.73E-06 -0.262343 0.7934 PER? 0.011195 0.004462 2.509108 0.0132 PBV? 0.015659 0.022965 0.681857 0.4964 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.039428 0.0046 Idiosyncratic random 0.581010 0.9954 Weighted Statistics R-squared 0.091377 Mean dependent var 0.152910 Adjusted R-squared 0.059828 S.D. dependent var 0.634898 S.E. of regression 0.615613 Sum squared resid 54.57306 F-statistic 2.896326 Durbin-Watson stat 1.777294 ProbF-statistic 0.015989 Unweighted Statistics R-squared 0.090349 Mean dependent var 0.154660 Sum squared resid 54.81818 Durbin-Watson stat 1.769347 Gambar 4.3 Output metode REM Random Effect Model Dari gambar 4.3, dapat kita lihat bahwa R 2 yang dihasilkan dengan menggunakan REM adalah sebesar 0,0913 atau 9,1. Adjusted R 2 pada REM yaitu sebesar 0,06. Hasil REM menunjukkan bahwa variabel bebas PER signifikan secara statistik pada α = 5, tetapi variabel ROA, DER, EPS, dan PBV tidak signifikan secara statistik pada α=5. Universitas Sumatera Utara 91

4.2.2.4 Penentuan model data panel

1. Chow test Uji Chow yakni pengujian untuk menentukan model Common Effect Model atau pooled OLS atau Fixed Effet yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel Widarjono, 2009.. Hipotesis dalam uji chow adalah: H : Common Effect Model atau pooled OLS H 1 : Fixed Effect Model H ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H diterima jika P-value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5.Berikut hasil perhitungan uji Chow : Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 1.634024 29,115 0.0358 Cross-section Chi-square 51.757246 29 0.0058 Gambar 4.4 Output Uji Chow Seperti yang dapat dilihat pada output uji Chow diatas, nilai Probabilitas untuk Cross-section F adalah 0,0358 yang artinya nilai ini kurang dari nilai probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 5. Nilai probabilitas 5 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fixed effect lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 92 2. Uji Hausman Teknik estimasi data panel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model fixed effect atau random effect. Untuk menentukan model yang tepat maka dilakukan uji Hausmann dengan probabilitas 5. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho : Random effect Ha : Fixed Effect Jika nilai probabilitas 0,05 maka Ha diterima sehingga model yang tepat digunakan adalah model fixed effect. Sebaliknya jika nilai probabilitas 0,05 maka model yang tepat digunakan adalah model random effect. Hasil pengujian Hausman adalah sebagai berikut: Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 22.662997 5 0.0004 Gambar 4.5 Output Uji Hausman Dari hasil uji Hausmann tersebut, diperoleh hasil probabilitas sebesar 0.0004 yang artinya nilai ini kurang dari nilai probabilitas yang digunakan yaitu sebesar 5. Nilai probabilitas 5 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fixed effect lebih tepat digunakan dalam penelitian ini. Metode FEM tidak membutuhkan asumsi terbebasnya model dari serial korelasi, maka uji, maka uji autokorelasi dapat diabaikan. Universitas Sumatera Utara 93 Untuk melihat apakah model FEM ini sudah baik, mengingat data yang dimiliki juga merupakan data cross section, maka dicurigai terdapat heterokedastisitas. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Gambar 4.6 Output uji heterokedastisitas Pada output heterokedastisitas, dapat kita lihat bahwa hasil estimasi pada gambar 4.6 terdapat perbedaan pada hasil FEM sebelumnya, yakni pada metode FEM hasil dari variabel DER tidak signifikan dalam α = 5, setelah dilakukan uji heterokedastisitas dapat kita lihat variabel DER menjadi signifikan secara statistik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 14:28 Sample: 2011 2015 Included observations: 5 Cross-sections included: 30 Total pool balanced observations: 150 White cross-section standard errors covariance d.f. corrected WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.590524 0.120999 -4.880415 0.0000 ROA? 0.022029 0.008793 2.505288 0.0136 DER? -0.153278 0.071747 -2.136365 0.0348 EPS? -1.73E-06 5.20E-06 -0.333206 0.7396 PER? 0.012042 0.003823 3.149367 0.0021 PBV? 0.113054 0.023683 4.773573 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.355807 Mean dependent var 0.154660 Adjusted R-squared 0.165350 S.D. dependent var 0.635963 S.E. of regression 0.581010 Akaike info criterion 1.952867 Sum squared resid 38.82089 Schwarz criterion 2.655349 Log likelihood -111.4650 Hannan-Quinn criter. 2.238263 F-statistic 1.868175 Durbin-Watson stat 2.267490 ProbF-statistic 0.007670 Universitas Sumatera Utara 94 perubahan yang terjadi akibat dikonsistensikannya varian error menunjukkan bahwa pada model awal memang terdapat Heterokedastisitas. Maka hasil yang digunakan adalah hasil output setelah dilakukan uji heterokedastisitas.

4.3 Regresi data panel