94
perubahan yang terjadi akibat dikonsistensikannya varian error menunjukkan bahwa pada model awal memang terdapat
Heterokedastisitas. Maka hasil yang digunakan adalah hasil output setelah dilakukan uji heterokedastisitas.
4.3 Regresi data panel
Model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect Model FEM. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
Return = -0,590524 + 0,022029X
1
– 0,153278X
2
– 1,73E.06X
3
+ 0,012042X
4
+ 0,113054X
5
+ e Interpretasi persamaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar -0,590524 menunjukkan bahwa jika variabel
independen yaitu ROA, DER, EPS, PER, PBV dianggap konstan maka return
akan menurun sebesar 59,05. 2.
Koefisien regresi ROA adalah sebesar 0,022029 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1 akan menaikkan return sebesar 2,20
dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap. 3.
Koefisien regresi DER adalah sebesar – 0,153278 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 akan menurunkan return sebesar 15,3
dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap. 4.
Koefisien regresi EPS adalah sebesar – 1,73E.06 menunjukkan bahwa setiap kenaikan EPS sebesar 1 maka return akan menurun sebesar
– 1,73E.06 dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.
Universitas Sumatera Utara
95
5. Koefisien regresi PER adalah sebesar 0,012042 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan PER sebesar 1 maka return akan naik sebesar 1,2 dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.
6. Koefisien regresi PBV adalah sebesar 0,113054 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan PBV sebesar 1 maka return akan turun sebesar 11,3 dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.
4.4 Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji signifikansi koefisien regresi secara serempak uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen. Pada taraf signifikansi 5, apabila nilai signifikansi F kurang dari 5 maka model regresi data panel secara bersama-sama mampu
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Berdasarkan hasil analisis regresi data panel pada gambar 4.6 diketahui
bahwa secara nilai F statistik sebesar 1.868175 dengan probabilitas 0.007670
0,05, artinya secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
4.4.2 Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial uji t
Untuk menentukan signifikansi dari masing-masing koefisien secara parsial dapat dilihat dari gambat 4.6 dengan tingkat kesalahan 0,05 atau 5 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
96
1.
ROA menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,022029 dengan tingkat signifikan 0,0136 lebih kecil dari 0,05 5 artinya dapat disimpulkan
bahwa variabel ini secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return.
2.
DER menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,153278 dengan tingkat signifikan 0,0348 lebih kecil dari 0,05 5 artinya dapat disimpulkan
bahwa variabel ini secara parsial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return.
3.
EPS menunjukkan nilai koefisien sebesar -1,73E.06 dengan tingkat signifikan 0,7396 lebih besar dari 0,05 5 artinya dapat disimpulkan
bahwa variabel ini secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return.
4.
PER menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,012042 dengan tingkat signifikan 0,0021 lebih kecil dari 0,05 5 artinya dapat disimpulkan
bahwa variabel ini secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return.
5.
PBV menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,113054 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 5 artinya dapat disimpulkan bahwa
variabel ini secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return.
4.5 Koefisien Determinasi R
2
R
2
menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat Y yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan nilainya selalu positif. Persamaan
Universitas Sumatera Utara
97
regresi linear berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi R
2
mendekati 1. Dari gambar 4.6, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi R
2
sebesar 0,355807, artinya variabel bebas yang terdiri dari ROA, DER, EPS, PER, dan PBV mampu menjelaskan variabel return sebesar 35,58, sisanya sebesar
64,42 dijelaskan oleh variabel-variabel lain.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh ROA terhadap
Return Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan atau penurunan Return On Assets
ROA untuk perusahaan mempengaruhi secara positif signifikan terhadap return
perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hal ini mengidentifikasikan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earning power dari aktiva perusahaan. Akan tetapi hasil yang positif menunjukan bahwa semakin tinggi erning power maka akan semakin
tinggi pula tingkat efisiensi perputaran aktiva dan semakin tinggi pula profit margin
yang diperoleh oleh perusahaan, yang akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan dan mengakibatkan return saham meningkat. Dengan demikian
Return On Assets ROA yang semakin besar akan menunjukan kinerja
perusahaan naik sehingga return saham juga akan naik. Penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh Farkhan dan Ika 2013 yang menyatakan ROA
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
98
4.6.2 Pengaruh DER terhadap
Return Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan atau penurunan Debt to Equity Ratio
DER untuk perusahaan mempengaruhi secara negatif signifikan terhadap return
perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hal ini menunjukkan apabila DER meningkat, maka return
saham yang diperoleh menurun. Berdasarkan perbandingan antara rata-rata total hutang dan ekuitas perusahaan sektor industri barang konsumsi dengan tahun
pengamatan 2011 sampai dengan 2015 masing-masing sebesar Rp133.789.179.840.075,- dan Rp110.683.757.371.220,- menunjukkan bahwa
sktruktur modal dalam perusahaan sektor industri barang konsumsi lebih besar berasal dari pinjaman. Hal ini menyebabkan beban untuk menanggung pokok
pinjaman dan bunga perusahaan yang ditanggung dengan menggunakan modal sendiri menjadi lebih tinggi sehingga mencerminkan risiko perusahaan yang
relatif tinggi. Peningkatan beban perusahaan terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan yang sangat tergantung dari pihak eksternal, sehingga
mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya pada perusahaan. Penurunan minat tersebut akan berdampak pada turunnya harga saham, sehingga
akan memengaruhi return saham. Penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh Arista 2012 yang menyatakan DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
99
4.6.3 Pengaruh EPS terhadap
Return Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan atau penurunan Earning per Share
EPS untuk perusahaan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap return
perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hasil penelitian yang tidak signifikan antara variabel EPS dan
return saham dikarenakan tingkat keuntungan yang tercermin dalam EPS yang
relatif kecil, sehingga tidak meningkatkan minat investor untuk menanamkan sahamnya pada sektor industri barang konsumsi. Penurunan minat investor akan
memengaruhi pembelian saham dimana akan memengaruhi harga saham yang pada akhirnya juga berdampak pada return saham. Penelitian ini mendukung
penelitan yang dilakukan oleh Arista 2012 yang menyatakan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
4.6.4 Pengaruh PER terhadap
Return Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan atau penurunan Price Earning Ratio
PER untuk perusahaan mempengaruhi secara positif signifikan terhadap return
perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hal ini diidentifikasikan PER dapat memberikan petunjuk
mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang, karena PER menggambarkan kesediaan
investor membayar lembar per saham dalam jumlah tertentu untuk setiap rupiah
Universitas Sumatera Utara
100
perolehan laba perusahaan. Secara umum perkembangan perusahaan di Bursa yang dapat di lihat dari perkembangan harga dan sekaligus mengindikasikan
tingkat kepercayaan pasar terhadap tingkat pertumbuhan laba suatu emiten dimasa yang akan datang. Penelitian ini mendukung penelitan yang dilakukan oleh
Farkhan dan Ika 2013 yang menyatakan PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
4.6.5 Pengaruh PBV terhadap
Return Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan atau penurunan Price to Book Value
PBV untuk perusahaan memengaruhi secara positif signifikan terhadap return
perusahaan sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hal ini mengindikasikan perusahan sektor industri barang
konsumsi memiliki kinerja yang baik. PBV merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja perusahaan melalui harga pasar saham.
Pengaruh PBV bersifat positif terhadap harga saham. Semakin tinggi PBV berarti semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para investor. Penilaian perusahaan oleh
investor akan sangat mempengaruhi keputusan investasi, karena investor akan berinvestasi di perusahaan yang memiliki kinerja baik. Apabila suatu perusahaan
dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham akan semakin meningkat di pasar, yang pada akhirnya return saham akan ikut meningkat. Penelitian ini
mendukung penelitan yang dilakukan oleh Arista 2012, Sebnem dan Vuran
Universitas Sumatera Utara
101
2012 yang menyatakan PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ROA, DER, EPS, PER, dan PBV terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana setelah dilakukan pemilihan model data panel maka dipilih model data panel FEM Fixed Effect Model. Dari hasil
pengujian model FEM tersebut maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. ROA, DER, EPS, PER, dan PBV secara serempak berpengaruh terhadap return
saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
2. Secara parsial penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :
a. Return On Aset
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2015. b.
Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
c. Earning Per Share
EPS berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
Universitas Sumatera Utara
103
d. Price Earning Ratio
PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2015. e.
Price to Book Value PBV berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
5.2 Saran