2.2 Benign Prostatic Hyperplasia 2.2.1 Definisi
Benign prostatic hyperplasia BPH merupakan kelainan urologi yang
paling sering terjadi pada pria.
18
Secara histologi, BPH mengarah ke proliferasi otot polos dan sel epitelial di zona transisional prostat.
2
Kemudian, BPH sering didiagnosis dengan adanya pembesaran prostat dan obstruksi saluran kemih yang
menyebabkan lower urinary tract symptoms LUTS.
19
2.2.2 Insidensi dan Epidemiologi
BPH merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada pria, dan insidensinya berhubungan dengan usia. Prevalensi BPH dari studi otopsi histologi
meningkat sekitar 20 pada pria di usia 41 - 50 tahun, menjadi 50 pada pria berusia 51 - 60 tahun, dan lebih dari 90 pada pria berusia di atas 80 tahun.
18
Faktor risiko perkembangan BPH sulit dipahami. Beberapa studi menyarankan predisposisi genetik dan beberapa lainnya mencatat perbedaan ras.
Sekitar 50 pria berusia di bawah 60 tahun yang melakukan operasi BPH mungkin memiliki kecenderungan untuk menurun. Bentuk ini kemungkinan besar
merupakan sifat dominan autosom.
18
2.2.3 Etiologi
Secara histologi, BPH dikarakteristikkan dengan peningkatan jumlah epitel dan sel stroma di area periuretra prostat. Etiologi molekular yang tepat dari proses
hiperplastik ini tidak pasti. Peningkatan jumlah sel yang diamati mungkin disebabkan oleh proliferasi epitel dan stroma atau oleh karena gangguan program
apoptosis yang mengarah ke akumulasi sel.
20,21
Androgen, estrogen, interaksi stroma-epitel, growth factor, dan neurotransmiter mungkin memiliki peran, baik
secara tunggal ataupun kombinasi dalam etiologi BPH.
20
a. Peran Androgen Kadar androgen yang tinggi dalam sirkulasi kemungkinan memiliki peran
penting dalam etiologi BPH. Kadar testosteron dan dihidrotestosteron DHT endogen dan eksogen yang tinggi berhubungan dengan ukuran prostat selama
Universitas Sumatera Utara
peningkatan stroma dan proliferasi sel epitel, juga dalam menghambat kematian sel.
22
Testosteron diubah menjadi DHT oleh enzim 5-alfa reduktase 5AR. Enzim ini terbagi menjadi dua subtipe, yaitu 5AR tipe 1 dan tipe 2. Subtipe primer pada
prostat adalah 5AR tipe 2. Pria yang defisiensi tipe ini tidak dapat mengkonversi testosteron intraprostat menjadi DHT.
23
Data diatas menunjukkan bahwa sel stroma memiliki peran penting dalam pertumbuhan prostat dan bahwa enzim 5AR tipe 2 merupakan kunci dari langkah
amplifikasi androgen.
20
b. Peran Growth Factor Growth factor
merupakan molekul peptida kecil yang menstimulasi atau dalam beberapa kasus menghambat proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Interaksi antara growth factor dan hormon steroid dapat mengubah keseimbangan proliferasi sel dibandingkan kematian sel dalam menyebabkan BPH. Ada
kemungkinan bahwa growth factor memainkan peran penting dalam patogenesis BPH.
20
2.2.4 Faktor Risiko