peningkatan stroma dan proliferasi sel epitel, juga dalam menghambat kematian sel.
22
Testosteron diubah menjadi DHT oleh enzim 5-alfa reduktase 5AR. Enzim ini terbagi menjadi dua subtipe, yaitu 5AR tipe 1 dan tipe 2. Subtipe primer pada
prostat adalah 5AR tipe 2. Pria yang defisiensi tipe ini tidak dapat mengkonversi testosteron intraprostat menjadi DHT.
23
Data diatas menunjukkan bahwa sel stroma memiliki peran penting dalam pertumbuhan prostat dan bahwa enzim 5AR tipe 2 merupakan kunci dari langkah
amplifikasi androgen.
20
b. Peran Growth Factor Growth factor
merupakan molekul peptida kecil yang menstimulasi atau dalam beberapa kasus menghambat proses pembelahan dan diferensiasi sel.
Interaksi antara growth factor dan hormon steroid dapat mengubah keseimbangan proliferasi sel dibandingkan kematian sel dalam menyebabkan BPH. Ada
kemungkinan bahwa growth factor memainkan peran penting dalam patogenesis BPH.
20
2.2.4 Faktor Risiko
BPH merupakan penyakit multifaktorial.
24
Dalam populasi, ada lima kategori besar faktor risiko BPH. Disamping usia, kategori lainnya adalah genetik,
hormon seks steroid, faktor gaya hidup yang bisa dimodifikasi, dan inflamasi.
25
1. Genetik Sebuah analisis case-control, dimana partisipannya adalah pria dengan usia
di bawah 64 tahun yang menjalani operasi BPH, mencatat peningkatan risiko empat kali lipat dan enam kali lipat dari operasi BPH antar kerabat dan saudara
pada masing-masing kasus. Penelitian lebih lanjut memperkirakan bahwa 50 pria yang menjalani operasi BPH dengan usia di bawah 60 tahun memiliki
kecenderungan untuk menurun. Temuan ini menunjukkan sifat autosomal dominan.
18,25
Pria dengan BPH turunan cenderung memiliki prostat yang lebih besar dan onset usia yang lebih muda.
25
Universitas Sumatera Utara
2. Hormon Seks Steroid Pada kejadian BPH, proliferasi sel mengarah ke peningkatan volume prostat
dan peningkatan stroma tonus otot polos. Peningkatan proliferasi sel dan peningkatan stroma otot polos selanjutnya menyebabkan kompresi fisik terhadap
uretra dan obstruksi mekanis terhadap jalan keluar saluran kemih. Di dalam sel sekretori prostat, hormon 5AR mengubah testosteron menjadi DHT. DHT
memiliki peran penting dalam patogenesis BPH.
25
3. Pola Hidup a. Sindroma Metabolik dan Penyakit Kardiovaskular
Pada sebuah penelitian kohort, pria yang didiagnosa dengan komponen dari sindroma metabolik memiliki peningkatan prevalensi LUTS sebanyak 80
dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki komponen tersebut. Penelitian lain menunjukkan bahwa pria dengan penyakit jantung secara signifikan
meningkatkan risiko klinis BPH dan LUTS.
25
Penelitian terkini juga menunjukkan bahwa faktor risiko vaskular memiliki peran penting dalam perkembangan LUTS
dan sebuah hipotesa menyatakan bahwa aterosklerosis merupakan faktor risiko dalam patogenesis BPH.
24
b. Obesitas Penelitian sebelumnya mengobservasi bahwa peningkatan adiposa memiliki
hubungan positif dengan volume prostat, yaitu semakin besar jumlah adiposa, semakin besar pula volume prostat. Berat badan, indeks masa tubuh, dan ukuran
pinggang semuanya memiliki hubungan positif dengan volume prostat pada banyak studi populasi.
24,25
c. Diabetes dan Gangguan Homeostasis Glukosa Gangguan dalam homeostasis glukosa pada tingkatan berbeda, mulai dari
perubahan konsentrasi serum insulin growth factor untuk diagnosis klinis diabetes, berhubungan dengan kemungkinan pembesaran prostat, BPH, dan
LUTS. Konsentrasi serum insulin-like growth factor-1 dan insulin-like growth factor binding protein-3
berhubungan dengan risiko BPH dan operasi BPH. Peningkatan serum insulin, dan peningkatan kadar gula darah puasa dinyatakan
berhubungan dengan peningkatan ukuran prostat dan peningkatan risiko
Universitas Sumatera Utara
pembesaran prostat, klinis BPH, operasi BPH, dan LUTS pada beberapa studi kohort berbeda yang dikumpulkan dari puluhan ribu orang.
25
Diabetes juga dilaporkan berhubungan dengan keparahan gejala BPH yang lebih besar.
24
d. Diet Ada beberapa indikasi pada makronutrisi dan mikronutrisi dapat
mempengaruhi risiko BPH dan LUTS. Pada makronutrisi, peningkatan asupan total energi, daging merah, lemak, susu dan produk susu, sereal, roti, daging
unggas, dan pati memiliki potensial untuk meningkatkan risiko klinis BPH dan operasi BPH; buah-buahan, sayuran, asam linoleat dan vitamin D memiliki
potensial dalam menurunkan risiko BPH dan LUTS. Kemudian pada mikronutrisi, sirkulasi konsentrasi vitamin E yang tinggi, selenium, dan karoten memiliki
hubungan terbalik dengan BPH dan LUTS; zinc berhubungan dalam peningkatan dan penurunan risiko.
24,25
e. Aktivitas Fisik Peningkatan aktivitas fisik dan olahraga memiliki hubungan yang konsisten
dengan penurunan risiko operasi BPH, klinis BPH, histologi BPH dan LUTS.
25
4. Inflamasi Kebanyakan penelitian observasional menunjukkan bahwa inflamasi
berhubungan dengan perkembangan BPH dan LUTS. Dalam sebuah studi kohort komunitas, pria yang dilaporkan mengonsumsi NSAIDs setiap hari secara
signifikan menurunkan risiko LUTS, laju aliran urin rendah, peningkatan volume prostat, dan peningkatan PSA.
25
2.2.5 Patofisiologi