pembesaran prostat, klinis BPH, operasi BPH, dan LUTS pada beberapa studi kohort berbeda yang dikumpulkan dari puluhan ribu orang.
25
Diabetes juga dilaporkan berhubungan dengan keparahan gejala BPH yang lebih besar.
24
d. Diet Ada beberapa indikasi pada makronutrisi dan mikronutrisi dapat
mempengaruhi risiko BPH dan LUTS. Pada makronutrisi, peningkatan asupan total energi, daging merah, lemak, susu dan produk susu, sereal, roti, daging
unggas, dan pati memiliki potensial untuk meningkatkan risiko klinis BPH dan operasi BPH; buah-buahan, sayuran, asam linoleat dan vitamin D memiliki
potensial dalam menurunkan risiko BPH dan LUTS. Kemudian pada mikronutrisi, sirkulasi konsentrasi vitamin E yang tinggi, selenium, dan karoten memiliki
hubungan terbalik dengan BPH dan LUTS; zinc berhubungan dalam peningkatan dan penurunan risiko.
24,25
e. Aktivitas Fisik Peningkatan aktivitas fisik dan olahraga memiliki hubungan yang konsisten
dengan penurunan risiko operasi BPH, klinis BPH, histologi BPH dan LUTS.
25
4. Inflamasi Kebanyakan penelitian observasional menunjukkan bahwa inflamasi
berhubungan dengan perkembangan BPH dan LUTS. Dalam sebuah studi kohort komunitas, pria yang dilaporkan mengonsumsi NSAIDs setiap hari secara
signifikan menurunkan risiko LUTS, laju aliran urin rendah, peningkatan volume prostat, dan peningkatan PSA.
25
2.2.5 Patofisiologi
BPH memiliki patofisiologi yang kompleks. Usia diasumsikan saling berhubungan dengan BPH.
14,23
Hiperplasia prostat meningkatkan resistensi uretra yang menyebabkan terjadinya mekanisme kompensasi pada fungsi kandung
kemih. Perubahan fungsi detrusor pada kandung kemih ini disebabkan oleh obstruksi, ditambah lagi oleh karena perubahan fungsi kandung kemih dan fungsi
sistem saraf yang berhubungan dengan usia sehingga menimbulkan keluhan frekuensi berkemih, urgensi dan nokturia. Keluhan-keluhan ini merupakan
Universitas Sumatera Utara
keluhan yang paling mengganggu sehubungan dengan BPH, sehingga patofisiologi BPH membutuhkan informasi yang lebih rinci mengenai disfungsi
kandung kemih yang disebabkan oleh obstruksi.
14
2.2.6 Gejala Klinis
BPH bisa menyebabkan kompresi fisik pada uretra. Kompresi ini akan menyebabkan obstruksi saluran kemih melalui dua cara, yaitu dengan
meningkatkan volume prostat, yang disebut sebagai komponen statis dan dengan meningkatkan tonus otot polos, yang disebut sebagai komponen dinamis.
Obstruksi saluran kemih akan menyebabkan lower urinary tract symptoms LUTS.
10
Gejala klinis BPH dapat dibagi menjadi gejala obstruktif dan gejala iritatif. Gejala obstruktif meliputi hesistensi atau kesulitan untuk mulai berkemih,
pancaran urin yang melemah dan terputus-putus, sensasi pengosongan kandung kemih yang tidak komplit, berkemih ganda berkemih yang kedua kalinya dalam
waktu 2 jam setelah berkemih sebelumnya, mengedan saat berkemih, dan menetes pada akhir miksi. Kemudian, gejala iritatif meliputi urgensi atau
kebutuhan mendesak untuk berkemih, frekuensi berkemih yang biasanya hanya dalam jumlah sedikit pada setiap episode, dan nokturia.
7,18
2.2.7 Diagnosa
Diagnosa BPH dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan pencitraan Imaging.
a. Anamnesa Perhatian khusus pada fitur berikut ini penting untuk membuat diagnosa
yang benar: Onset dan durasi gejala
Masalah kesehatan umum termasuk riwayat seksual Kebugaran untuk beberapa kemungkinan intervensi operasi
Keparahan gejala dan bagaimana gejala mempengaruhi kualitas hidup Medikamentosa
Usaha pengobatan sebelumnya.
7
Universitas Sumatera Utara
LUTS dievaluasi menggunakan International Prostate Symptoms Score IPSS.
9,26
Berdasarkan IPSS, LUTS dikategorikan menjadi ringan dengan skor antara 0 - 7, sedang dengan skor antara 8 - 19, dan berat dengan skor antara 20 -
35.
26
Gejala yang sering dikaitkan dengan BPH bisa disebabkan oleh proses penyakit lain. Jadi, anamnesa dan pemeriksaan fisik dibutuhkan untuk
mengesampingkan etiologi LUTS lainnya.
7
b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan colok dubur merupakan bagian integral dari evaluasi pria yang
diduga mengalami BPH. Selama pemeriksaan ini, ukuran prostat dan kontur dapat dinilai, nodul dapat dievaluasi, dan area sugestif keganasan dapat dideteksi.
Prostat diperiksa menggunakan jari telunjuk tangan yang dominan. Jari ditempatkan melalui anus setelah sfingter anus relaksasi, dan prostat diraba secara
melingkar. Hasil BPH biasanya merupakan pembesaran prostat yang lembut, tegas dan elastis.
7
Gambar 2.2 Gambaran Pemeriksaan Colok Dubur
27
Volumetrik yang lebih tepat dapat dibuat dengan menggunakan transrectal ultrasonography
TRUS prostat. Penurunan tonus sfingter anus atau kurangnya refleks otot bulbokavernosus mungkin mengindikasikan gangguan neurologis
yang mendasarinya.
7
c. Pemeriksaan Penunjang Urinalisis – periksa urin dengan menggunakan metode dipstick atau via
evaluasi sedimen yang disentrifugasi untuk menilai adanya darah, leukosit, bakteri, protein atau glukosa.
Universitas Sumatera Utara
Kultur Urin – hal ini mungkin berguna untuk menyingkirkan penyebab infeksi dari gejala iritatif dan biasanya dilakukan jika ditemukan indikasi
abnormal pada urinalisis. Prostate-Specific Antigen PSA - meskipun BPH tidak menyebabkan
kanker prostat, pria dengan risiko BPH juga berisiko terhadap kanker prostat dan seharusnya diskrining. Pasien dengan prostat yang membesar mungkin
memiliki kadar PSA sedikit lebih tinggi. Elektrolit, BUN, dan Kreatinin – evaluasi ini merupakan alat skrining yang
berguna untuk pasien gagal ginjal kronis dengan volume Post voiding residual urine
PVR tinggi. Pengukuran serum kreatinin rutin tidak diindikasikan untuk evaluasi awal terhadap pria dengan LUTS yang
disebabkan oleh BPH. Uroflowmetry – pemeriksaan pancaran urin selama proses berkemih.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi gejala obstruksi saluran kemih.
7,9
d. Pencitraan Imaging Ultrasonography abdomen, renal, transrektal dan intravenous urography
berguna untuk membantu menentukan ukuran kandung kemih dan ukuran prostat dan derajat hidronefrosis jika ada pada pasien retensi urin atau
dengan gejala gagal ginjal. Secara keseluruhan, pemeriksaan ini tidak diindikasikan untuk evaluasi awal uncomplicated LUTS.
Transrectal ultrasonography TRUS prostat direkomendasikan pada pasien tertentu, untuk menentukan dimensi dan volume kelenjar prostat. Pada
pasien dengan peningkatan kadar PSA, mungkin diindikasikan biopsi TRUS-guided
. Foto pada saluran atas diindikasikan pada pasien dengan dijumpainya
hematuria bersamaan riwayat urolitiasis, peningkatan kadar kreatinin atau riwayat infeksi saluran kemih atas.
Pemeriksaan foto lain seperti CT scanning dan MRI tidak memiliki peran penting terhadap evaluasi dan terapi uncomplicated BPH.
7
Universitas Sumatera Utara
2.2.8 Penatalaksanaan