Teknik Pengambilan Data Definisi Operasional

4.2.3 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: a. Kriteria inklusi: 1. Pasien pria berusia di atas 50 tahun 2. Memiliki Taksiran Besar Prostat TBP 20 gram 3. Dengan atau tanpa hasil histopatologi jaringan prostat b. Kriteria eksklusi: 1. Data pada rekam medis tidak lengkap

4.2.4 Besar sampel

Besar sampel minimal yang diperlukan untuk penelitian ini menggunakan rumus: � = � � 2 � 2 Keterangan: P : Proporsi penderita BPH; P = 0,60 Q : 1 – P d : Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan, d = 0,10 α : Tingkat kemaknaan, untuk 0,05 Zα = 1,960 maka besar sampel adalah: � = , 6 2 . ,6 . − ,6 . 2 � = , 6. , , = Dari perhitungan di atas, didapatkan besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 92 sampel dan saya bulatkan menjadi 100 sampel.

4.3 Teknik Pengambilan Data

Data diambil dari penderita dengan kelainan pembesaran prostat pada rekam medisnya dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kemudian peneliti akan mengumpulkan data pasien yang terdiri dari usia, Universitas Sumatera Utara kadar gula darah KGD sewaktuKGD puasaKGD 2 jam post prandialHbA1c, berat badan, tinggi badan, dan pekerjaan pasien yang selanjutnya akan diolah. 4.4 Pengolahan dan Analisis Data Pada penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan sistem komputerisasi dengan program Statistical Product and Service Solution SPSS. Data tersebut akan diolah melalui beberapa tahap, yaitu: editing , coding, entry, cleaning dan saving. Untuk analisis penelitian ini, uji hipotesis yang akan peneliti gunakan adalah uji chi-square. Uji chi-square merupakan jenis uji hipotesis yang paling sering digunakan dalam penelitian klinis dan digunakan untuk data kategori. Kemudian, data-data tersebut akan diolah dalam bentuk tabel dan narasi yang akan peneliti bahas pada bab selanjutnya. Syarat penggunaan uji chi-square adalah : 1. Jumlah subyek total 40, tanpa melihat nilai expected, yaitu nilai yang dihitung apabila hipotesis 0 benar 2. Jumlah subyek antara 20 dan 40, dan semua nilai expected pada semua sel 5. Jika jumlah subyek total n 20 atau jumlah subyek antara 20-40 dengan nilai expected ada yang 5, maka uji yang dipakai adalah uji mutlak Fisher.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional untuk penelitian ini meliputi: a. Benign Prostatic Hyperplasia - Definisi : Pasien yang didiagnosis mengalami pembesaran prostat jinak yang dibuktikan dengan TBP 20 gram dan hasil histopatologi jaringan prostat - Cara ukur : Hasil diagnosa dan data dilihat dari rekam medis pasien - Alat ukur : Rekam medis - Hasil ukur : BPH atau tidak BPH - Skala ukur : Nominal Universitas Sumatera Utara b. Diabetes Mellitus Tipe 2 -Definisi : Pasien dengan peningkatan KGD sewaktu 200 mgdL atau KGD puasa ≥126 mgdL atau KGD 2 jam post prandial ≥200 mgdL dengan beban 75 gram atau HbA1c 6,5 dan dilihat dari rekam medis pasien -Cara ukur : Pemeriksaan kadar gula darah dan dilihat dari rekam medis pasien - Alat ukur : Rekam medis -Hasil ukur : DM atau tidak DM -Skala ukur : Nominal c. Usia - Definisi : Data usia pasien berdasarkan rekam medis - Cara ukur : Dari hasil anamnesa dan dilihat dari rekam medis pasien - Alat ukur : Rekam medis - Hasil ukur : Usia pasien - Skala ukur : Rasio d. Indeks Masa Tubuh IMT - Definisi : Nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan BB dan tinggi badan TB seseorang - Cara ukur : IMT = BB TB 2 m dan dilihat dari rekam medis pasien - Alat ukur : Rekam medis - Hasil ukur : Obesitas atau tidak obesitas - Skala ukur : Nominal e. Pekerjaan - Definisi : Data pekerjaan pasien berdasarkan rekam medis - Cara Ukur : Dari hasil anamnesa dan dilihat dari rekam medis pasien - Alat Ukur : Rekam medis - Hasil ukur : Pekerjaan pasien - Skala ukur : Nominal Universitas Sumatera Utara

4.6 Jadwal Penelitian

Dokumen yang terkait

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

16 180 62

Hubungan Riwayat Diabetes Mellitus Dengan Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2015

0 0 2

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) - Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 15