Gejala Klinis Diagnosa Diabetes Mellitus Tipe 2 .1 Definisi

berat badan yang diinginkan, riwayat diabetes tipe 2 dari keluarga dekat contoh, orang tua atau saudara, riwayat impaired glucose tolerance IGT atau impaired fasting glucose IFG sebelumnya, kadar gula darah yang tinggi, hipertensi 14090 mmHg atau dislipidemia kadar kolesterol HDL 40 mgdL atau kadar trigliserida 150 mgdL, riwayat diabetes mellitus gestasional, dan sindroma polikistik ovarium yang menyebabkan resistensi insulin. 33,35

2.3.4 Gejala Klinis

Beberapa pasien dengan diabetes tipe 2 asimtomatik. Manifestasi klinis lainnya meliputi:  Gejala klasik: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan.  Penglihatan kabur  Parestesi pada ekstremitas bawah  Keluhan lemah  Gatal-gatal  Luka sulit sembuh  Pada wanita, keputihan dan sering melahirkan bayi besar dengan berat badan ≥4 kg  Infeksi jamur contoh, balanitis pada pria. 33,36

2.3.5 Diagnosa

Diagnosa DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosa tidak dapat ditegakkan atas dasar glukosuria. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan dan keluhan lainnya seperti lemah badan, kesemutan, gatal-gatal, disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulva pada wanita. 37 Diagnosa DM dapat ditegakkan melalui tiga cara, yaitu: 1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mgdL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. 2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥126 mgdL dengan adanya keluhan klasik. Universitas Sumatera Utara 3. Tes toleransi glukosa oral TTGO. Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. 37 Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, bergantung pada hasil yang diperoleh, maka dapat digolongkan ke dalam kelompok toleransi glukosa terganggu TGT atau glukosa darah puasa terganggu GDPT, yaitu: 1. TGT: Diagnosa TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140 - 199 mgdL 7,8 - 11,0 mmolL. 2. GDPT: Diagnosa GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100 - 125 mgdL 5,6 - 6,9 mmolL dan pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam 140 mgdL. 37 Tabel 2.1 Kriteria Diagnosa DM 37 a. Gejala klasik DM + Glukos a plasma sewaktu ≥200 mgdL 11,1 mmolL. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Atau b. Gejala klasik DM + Kadar gl ukosa plasma puasa ≥126 mgdL 7,0 mmolL. Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau c. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥200 mgdL 11,1 mmolL. TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air. Pemeriksaan HbA1c 6,5 oleh ADA 2011 sudah dimasukkan menjadi salah satu kriteria diagnosa DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi dengan baik. 37

2.4 Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan BPH

Dokumen yang terkait

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

16 180 62

Hubungan Riwayat Diabetes Mellitus Dengan Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2015

0 0 2

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) - Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 15