BAB 5 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini sampel dipilih dengan metode purpotive sampling dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti yaitu lansia dengan usia 60-80
tahun yang berada di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti. Kondisi kesehatan sampel secara umum baik, tidak merokok atau menyirih, tidak terdapat kelainan pada
lidah, dan tidak mengkonsumsi alkohol, serta kelompok bukan lansia yang berada di Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan kondisi yang sama.
Untuk mengetahui adanya perbedaan sensitivitas indera pengecap rasa manis pada lansia dan bukan lansia, pada penelitian ini dilakukan dengan cara meletakkan
taste strips rasa manis di reseptor rasa manis dengan peningkatan konsentrasi larutan sukrosa secara berurutan dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi.
Hasil pemeriksaan rasa manis sebelum meyikat gigi pada kelompok lansia dengan konsentrasi sukrosa 0,05 gml hanya 2 orang yang merasa dari 35 sampel
lansia. Jumlah ini juga sama pada kelompok dewasa muda. Pada konsentrasi sukrosa 0,1 gml hanya 8 orang yang merasa pada kelompok lansia, sedangkan pada
kelompok dewasa muda terdapat 15 orang yang merasa. Pada konsentrasi sukrosa 0,2 gml terdapat 23 orang yang merasa pada kelompok lansia, sedangkan pada kelompok
dewasa muda seluruh sampel dapat merasakan rasa manis. Kemudian pada konsentrasi sukrosa 0,4 gml semua sampel dari kelompok lansia dan dewasa muda
dapat merasakan rasa manis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden
lansia dan dewasa muda memiliki jumlah yang sama pada konsentrasi glukosa 0,05 gml. Hal ini disebabkan karena faktor konsentrasi glukosa yang terlalu rendah
sehingga hanya 2 orang yang dapat merasakan rasa manis, dan konsentrasi glukosa 0,05 gml masih terlalu rendah untuk dirasakan oleh lansia dan dewasa muda. Saliva
juga menjadi faktornya dimana memiliki kandungan hipotonik terhadap glukosa.
Universitas Sumatera Utara
Setelah 10 menit menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung SLS, terdapat perbedaan jumlah responden dewasa muda yang jauh pada konsentrasi glukosa 0,1
gml yaitu 8,6 dan 0,2 gml yaitu 88,6. Hal ini terjadi karena reseptor pengecapan pada dewasa muda masih sangat baik dimana papilla-papilla pada lidah dapat
memberikan sensitivitas rasa, dan pada 10 menit tersebut serta dengan konsentrasi glukosa 0,2 gml telah dapat mengembalikan sensitivitas rasa pada sebagian besar
responden dewasa muda. Bertambahnya umur akan mempengaruhi kepekaan rasa. Hal ini terlihat pada
konsentrasi glukosa 0,1 gml, 0,2 gml, dan 0,4 gml responden dewasa muda yang merasakan rasa manis memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok lansia. Sensitivitas indera pengecap dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah usia, suhu makanan, penyakit, oral hygiene, dan kebiasaan
merokok yang paling berpotensi menyebabkan sensitivitas indera pengecap ini menurun. Indra pengecap mulai berkurang saat manusia mencapai umur 50 tahun.
Perubahan kecil terjadi di 20 tahun pertama dalam hidup. Saat mencapai umur 30 tahun, manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah. Pada umur 70
tahun, jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya. Penurunan sensitivitas indera pengecap
merupakan masalah psikologis yang biasa terjadi pada orang dengan usia tua. Seiring bertambahnya usia terjadi penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan
fungsi transmisi pada taste buds.
12
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sayuti pada tahun 1998 terhadap sampel usia lanjut yang diberikan rangsangan berupa rasa asin NaCl.
Penurunan kepekaan rasa pada lansia ini disebabkan karena berkurangnya jumlah pengecap pada lidah, kehilangan unsur-unsur reseptor pengecap yang dapat
mempengaruhi turunnya sensasi rasa, sehingga terjadi berkurangnya kenikmatan pada saat makan.
30
Indera pengecap kurang lebih terdiri dari 50 sel epitel yang termodifikasi, beberapa diantaranya disebut sel sustentakular dan lainnya disebut sel pengecap. Sel
pengecap terus-menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari sel disekitarnya,
Universitas Sumatera Utara
sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda dan lainnya adalah sel matang yang terletak ke arah bagian tengah indera dan segera akan terurai dan larut.
31
Lidah mempunyai lapisan mukosa menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut papilla, pada
papila ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila papilla tersebut hilang atau berkurang maka sensitivitas rasa juga akan berkurang.
31
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah sampel yang dapat merasakan rasa manis setelah menyikat gigi
dengan pasta gigi yang mengandung SLS. Sodium Lauryl Sulphate SLS merupakan salah satu bahan kimia yang terkandung dalam pasta gigi yang menghasilkan busa
selama penyikatan gigi untuk melepaskan perlekatan makanan dan plak pada email gigi, serta membantu pasta gigi sampai ke sela-sela gigi.
20,21
SLS juga merupakan taste modifier artificial. Aksi inisiasi perubahan sensasi rasa bila mengkonsumsi makanan setelahnya. Hal ini menyebabkan perubahan respon
gustatory yang mengandung protein transmembrane karena adanya perubahan struktur protein akibat denaturasi oleh SLS yang menyebabkan senyawa tidak
mencapai reseptor mikrovili dan system saraf pusat yang disebabkan karena adanya campuran interaksi antara residu substansi pada saliva ketika makanan tertelan.
16-18
Hasil yang ditunjukkan pada tabel 2 menunjukkan bahwa 10 menit setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung SLS terjadi kenaikan jumlah
sampel yang dapat merasakan rasa manis dibandingkan dengan waktu 0 menit setelah menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung SLS. Hal ini menunjukkan bahwa
efek SLS terhadap penurunan sensitivitas rasa mulai berkurang. SLS yang digunakan melebihi batas yang dianjurkan dapat menyebabkan terjadinya iritasi epidermis dan
denaturasi rantai polipeptida suatu molekul protein sehingga merubah struktur protein. Apabila SLS dipakai dalam rongga mulut, struktur rantai protein saliva
berubah sehingga kelarutan saliva berkurang. Protein-protein transmembran akan turut terganggu akibat perubahan struktur protein oleh SLS sehingga tastan tidak
dapat mencapai reseptor pada mikrovili di lidah menyebabkan terjadinya perubahan sensitivitas rasa. Efek SLS yang mulai berkurang dapat terjadi apabila taste buds
Universitas Sumatera Utara
tidak lagi terpapar oleh SLS karena taste buds mengandung protein-protein transmembran yang mengenali ion-ion yang memberi reaksi terhadap sensasi rasa.
31
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Roslan AN, dkk 2009 di Universitas Airlangga surabaya
menunjukan bahwa terjadi penurunan sensitivitas rasa manis pada sampel setelah menggunakan pasta gigi yang mengandung SLS. Hal ini disebabkan karena adanya
denaturasi rantai polipeptida pada protein transmembran pada taste buds dan penurunan tegangan permukaan saliva sehingga kelarutan saliva berkurang dan
mengganggu sensitivitas rasa manis pada lidah. Hasil penelitian di atas juga sesuai dengan hasil penelitian Handjani dkk 2005 yang menunjukkan bahwa bahan
deterjen dalam pasta gigi menghambat sistem laktoperoksidase pada air ludah yang berperan dalam memberi hambatan efektif terhadap pertukaran dan pertumbuhan
bakteri tertentu seperti Lactobacili, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, dan Escherichia coli, dan berakibat menurunkan sensitivitas rasa manis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN