Secara umum fungsi SLS sebenarnya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan larutan sehingga dapat melarutkan minyak serta membentuk mikro emulsi
menyebabkan busa terbentuk. Hampir 99 jenis pasta gigi yang menggunakan SLS sebagai salah satu bahan kandungan untuk membentuk busa.
25
Menurut Bante 1994 menyebutkan penggunaan SLS sebagai detergen pada pasta gigi dapat menyebabkan efek samping yang merugikan bagi jaringan lunak
dalam rongga mulut. Penelitian ini menguji 6 pasta gigi dengan jenis dan konsentrasi detergen berbeda-beda, serta pada 1 pasta gigi yang tidak mengandung detergen.
26
SLS yang digunakan melebihi batas yang dianjurkan dapat menyebabkan iritasi epidermis dan denaturasi rantai polipeptida suatu molekul protein sehingga
merubah struktur protein. Apabila SLS dipakai dalam rongga mulut, struktur rantai protein saliva berubah sehingga kelarutan saliva berkurang.
6,25
Penurunan sensitivitas rasa manis terjadi akibat denaturasi rantai polipeptida pada protein transmembran pada taste buds dan penurunan tegangan permukaan
saliva sehingga kelarutan saliva berkurang dan mengganggu sensitivitas rasa manispada lidah. Denaturasi dapat dipengaruhi oleh faktor panas, pH, bahan kimia
dan mekanis. Ikatan-ikatan yang dipengaruhi oleh denaturasi protein antara lain ikatan hidrogen, ikatan hidrofobik, ikatan ionik antara ion positif dan ion negatif,
serta ikatan intramolekuler. SLS menyebabkan tegangan permukaan saliva berkurang
sehingga menurunkan kelarutan saliva mengakibatkan mukosa rongga mulut bertambah kering dan rasa tajam pada lidah
.
9,6
2.7 Frekuensi Berkumur Setelah Menyikat Gigi
Berkumur setelah menyikat gigi berperan cukup penting dalam menjaga gigi tetap sehat. Berkumur adalah suatu upaya untuk menjaga dan membersihkan gigi
dengan menghilangkan sisa-sisa makanan yang terdapat di sela-sela gigi setelah makan. Berkumur juga dapat menjaga mulut dan tenggorokan dari radang dan
menjaga gusi dari luka. Berkumur memerlukan air H
2
O yang memiliki deskripsi cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berasa, serta mempunyai pH cairan 5,0 dan
7,0. Air juga sering digunakan sebagai pelarut.
7,10
Universitas Sumatera Utara
Disarankan agar setelah menyikat gigi, jangan terlalu banyak berkumur. Berkumur mempengaruhi proses remineralisasi atau penambahan mineral pada gigi
yang didapat dari pasta gigi. Semakin banyak berkumur, semakin banyak jumlah mineral dari pasta gigi yang hilang.
7,10
Tambahan mineral pada pasta gigi umumnya dalam bentuk fluoride. Tujuannya adalah untuk mengembalikan mineral di gigi yang hilang akibat asam
yang berasal dari plak bakteri dan gula. Dengan kata lain, sikat gigi merupakan kegiatan yang penting dalam terjadinya proses ini. Gigi akan menyerap fluoride dari
pasta gigi. Namun, dengan berkumur yang banyak, mineral ini akan banyak terbuang.
7,10
Pasta gigi yang mengandung fluoride juga penting dalam menghilangkan plak yang mengandung bakteri di gigi, serta mencegah gangguan gigi sensitif yang
diakibatkan oleh penipisan enamel gigi. Meskipun banyak manfaat yang didapat dari fluoride, tetapi penggunaannya secara berlebihan juga memiliki risiko. Penggunaan
fluoride yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis pada enamel gigi, bahkan membahayakan organ dalam tubuh lainnya.
7,10
2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Sensitivitas Indera Pengecapan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas pengecapan diantaranya: 1.Usia
Usia mempengaruhi sensitivitas reseptor perasa. Penurunan sensitivitas indra pengecapan merupakan masalah fisiologis yang terjadi pada lansia. Hal ini
disebabkan karena terjadinya kemunduran dalam hal fisik maupun biologis dimana pada proses menua terjadi penurunan jumlah papila sirkumvalata seiring
bertambahnya usia dan penurunan fungsi transmisi pada taste buds.
27,28
2. Saliva
Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan
ekosistem di dalam rongga mulut. Saliva merupakan hasil sekresi dari beberapa kelenjar saliva, dimana 93 dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar
Universitas Sumatera Utara
saliva mayor yang meliputi kelenjar parotid, submandibular, dan sublingual, sedangkan sisa 7 lainnya disekresikan oleh kelenjar minor yang terdiri dari kelenjar
labial, palatinal, glossopalatinal, dan lingual.
27,29
Gambar 6.Kelenjar saliva
21
Beberapa fungsi saliva adalah : Aliran saliva yang terbentuk didalam acini bersifat isotonic, saliva mengalir
melalui duktus dan mengalami perubahan menjadi hipotonik. Kandungan hipotonik saliva terdiri dari gukosa, sodium, klorida, urea, dan memeiliki kapasitas untuk
memeberikan kelarutan substansi yang memungkinkan gustatatory buds merasakan aroma yang berbeda.
Pada saliva terdapat kapasitas buffer yang merupakan suatu
substansi yang dapat membantu untuk mempertahankan agar pH tetap netral. Buffer dapat mentralisasi asam dan basa. Saliva memiliki kemampuan untuk mengatur
keseimbangan buffer pada rongga mulut.
29
Saliva berfungsi sebagai self cleansing terutama pada saat tidur dimana produksi saliva berkurang. Saliva mengandung enzim lysozym yang berperan penting
dalam mengontrol pertumbuhan bakteri di rongga mulut. Saliva juga memiliki
peranan dalam perbaikan jaringan, yaitu membantu proses pembekuan darah pada jaringan rongga mulut, dimana dapat dilihat secara kimiawi waktu perdarahan
menjadi lebih singkat dengan adanya bantuan saliva.
29
Universitas Sumatera Utara
Lidah memerlukan saliva sebagai pelumas selama berbicara, tanpa adanya saliva maka bicara akan menjadi lebih sulit.
Penurunan aliran saliva akan menghasilkan adanya suatu sensasi halus yang dapat meningkatkan intake cairan
tubuh.
29
3. Suhu Makanan
Suhu makan yang kurang dari 20
o
C
maupun yang lebih dari 30
o
C dapat mempengaruhi sensitivitas taste buds pada indra pengecapan. Suhu yang terlalu
panas akan merusak sel-sel pada taste buds, namum keadaan ini akan cenderung berlangsung cepat karena sel yang rusak akan segera diperbaiki. Suhu yang terlalu
dingin juga dapat membius lidah sehingga sensitivitas lidah akan berkurang.
28
4. Penyakit
Berbagai jenis penyakit, terutama penyakit kronis memerlukan perawatan dan terapi yang terkadang memakan waktu lama. Efek samping obat tersebut dapat
mempengaruhi penurunan sensitivitas indera pengecap, seperti amphetamin dapat menurunkan sensitivitas terhadap rasa manis, anestesia seperti lidocaine dapat
menyebabkan berkurangnya sensitivitas rasa manis, begitu juga penggunaan insulin untuk penderita diabetes yang berkepanjangan.
28
Xerostomia merupakan salah satu efek samping yang dapat terjadi oleh karena obat-obatan tertentu, penyakit kencing manis, seperti ginjal maupun pada pasien yang
menerima radiasi kepala dan leher. Xerostomia merupakan keadaan dimana mulut kering akibat produksi kelenjar saliva yang berkurang yang dapat diakibatkan oleh
ganguan penyakit pada pusat saliva atau pada syaraf pembawa rangsang saliva. Suatu zat hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva. Dengan
berkurangnya produksi saliva, maka sel-sel pengecap akan mengalami kesulitan dalam menerima rangsangan rasa.
28
5. Hal- hal lain yang dapat menghalangi identifikasi rasa pada taste buds
Kebiasaan menyirih merupakan salah satu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sensitivitas indera pengecap. Hal ni dikarenakan partikel-partikel yang
tergantung pada sirih yang terdeposit pada waktu yang lama sehingga mengakibatkan pigmentasi dan penumpukan partikel pada lidah yang dapat menghalangi interpretasi
Universitas Sumatera Utara
rasa.
28
Oral higiene merupakan faktor merupakan faktor yang juga mempengaruhi sensitivitas indra pengecapan. Oral higiene yang buruk dapat mengakibatkan
penumpukan plak sisa makan yang terdeposit pada lidah sehingga menghalangi interpretasi rasa. Di samping itu, oral higiene yang buruk merupakan tempat
berkembangnya bakteridan flora yang merugikan di rongga mulut.
5
Pada umumnya indra pengecapan dianggap kurang penting dibandingkan dengan indra lainnya, karena penurunan fungsi atau gangguan pengecapan jarang
berakibat fatal.
21
Gangguan indera pengecapan dapat diakibatkan oleh suatu keadaan dimana akses tastant tergantung pada sel reseptor taste bud transport loss, Rusaknya
sel reseptor sensory loss, atau rusaknya nervus afferent dan jalur pusat rangsangan neural loss.
29
Suatu kondisi dimana indra pengecapan sama sekali tidak dapat mendeteksi rasa tersebut dengan augeusia, jika fungsi indra pengecapan salah
mendeteksi rasa atau terganggu disebut dysguesia.
4,5
2.9 Landasan Teori