Q
LRB
= Laju Resapan Air LRB × Luas Selimut LRB Q
LRB
= × . × × + . ×
Q
LRB
= .
, jam
4.10. Perencanaan Jumlah Lubang Resapan Biopori n
Dalam perencanaan lubang resapan biopori tidak ada batasan dalam penentuan jumlah lubang yang akan dibuat karena proses pembuatan yang cukup
mudah dan biaya yang rendah pula. Proses pembuatan lubang resapan biopori dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini
Gambar 4.9 Proses Pembuatan Lubang Resapan Biopori
Universitas Sumatera Utara
Kamir R. Brata 2008 menerangkan sebuah persamaan untuk menghitung secara spesifik jumlah lubang resapan biopori yang sesuai padasuatu wilayah tertentu
dengan luasan tertentu dan intensitas hujan tertentu pula. Pada lokasi studi data-data tersebut terdiri dari
Intensitas curah hujan I = 195.791 mmjam PUH 2 tahun durasi 2 jam Luas Atap Rumah L = 90 m
2
Kecepatan laju resapan LRB v = Q
LRB
= 294.83 literdetik
n= I× L
v
n= .
mmjam× 90 m
2
. literdetik n= .
≈ LRB Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah lubang resapan biopori yang ideal
untuk analisa atap rumah 90 m
2
adalah sebanyak 47 buah lubang resapan biopori, jumlah tersebut diharapkan mampu mengatasi masalah banjir di lokasi studi.
Universitas Sumatera Utara
4.11 Perencanaan Dimensi Sumur Resapan
Perencanaan sumur resapan yang akan dibuat harus sesuai pada persyaratan teknis secara umum maupun khusus berdasarkan SNI No.03-2459-2002. Oleh karena
itu dalam penelitian ini proses analisis dilakukan terhadap penentuan dimensi sumur resapan, sehingga perencanaan sumur resapan harus mengacu berdasarkan hasil
analisis. Dalam penelitian ini data keadaan asli yang dijadikan acuan adalah data yang didapat dari lokasi penelitian yang telah dilakukan análisis dan pengamatan
sebelumnya, yaitu: 1 Kedalaman muka air tanah memenuhi persyaratan yaitu 2,5 m 1.5 m pada
musim hujan pengamatan kedalaman muka air tanah diketahui berdasarkan sumur air bersih penghuni perumahan di lokasi studi.
2 Struktur tanah pada lokasi penelitian mempunyai nilai koefisien permeabilitas tanah 3,46 cmjam ≥ 2,0 cmjam.
3 Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan, dapat dilihat pada Tabel 4. 21 dibawah ini berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian.
Tabel 4. 21 Jarak Minimum Sumur Resapan Air Hujan terhadap Bangunan No Jenis Bangunan
Jarak Min. dari Sumur Resapan Air Hujan m
Jarak dai sumur resapan m
keterangan 1
Sumur Air Bersih 3
7 Memenuhi
2 Pondasi Bangunan
1 1,5
Memenuhi 3
Septik Tank 5
5 Memenuhi
Sumber: Hasil Pengamatan
Universitas Sumatera Utara
Diketahui juga data-data dalam perhitungan debit banjir pada Kecamatan Banda Sakti adalah:
Luas total area Kecamatan Banda Sakti A = 11,24 km
2
= 1124 ha = Luas area KK
= 11.240.000 m
2
22.283 kk = 504,42 m
2
Halaman Ah = 105 m
2
dimana C
h
= 0.1 Atap Aa = 90 m
2
dimana C
a
= 0.95 Jln. Aspal Aj
= 70 m
2
dimana C
j
= 0.95 Perhitungan Koefisien Pengaliran rata-rata:
̅ = ∑
∑ =
ℎ ℎ
+
� �
+ ∑
= . +
. +
. .
= .
Intensitas curah hujan PUH 2 tahun berdasarkan kombinasi metode Van breen dengan metode Talbot:
I = 107.745 mmjam Maka dengan menggunakan metode Van Breen dengan durasi 120 menit dan
PUH 2 tahun sebagai berikut ini. =
+ . + .
= .
+ . .
+ . .
= .
�
Universitas Sumatera Utara
Intensitas curah hujan I = 38.458 mmjam
Durasi hujan dominan t = 2 jam = 7200 detik
Koefisien permeabilitas tanah K = 0.00096 cmdetik = 9,6 x 10 cmdetik
Laju Infiltrasi tanah f = 16.2 cmjam
Dari data-data tersebut, debit banjir dengan berbagai kondisi dapat dihitung dengan metode rasional yaitu:
Debit banjir total area Kecamatan Banda Sakti tanpa sumur resapan: Q
all
= 0.00278 x C x I x A
= 0,00278 x 0.32 x 34,458 x 1124 = 34,454 m³detik
Dalam analisis dimensi sumur resapan, air hujan yang diperhitungkan masuk ke dalam air tanah adalah air hujan yang jatuh melalui atap bangunan saja,
sedangkan air hujan yang jatuh pada permukaan tanah, jalan dan fasilitas umum lainnya tidak diperhitungkan peresapannya, karena bila di alirkan ke dalam sumur
maka partikel tanah akan masuk ke dalam sumur sehingga akan mengganggu fungsi resapan.
Drainase tanpa sumur resapan:
Q = 0,002778 x C x I x A = 0.002778 x 0.32 x 107.745 x 70
= 6,705 m³detik
Universitas Sumatera Utara
Drainase dengan sumur resapan:
Air dari atap masuk sumur resapan : Td = 2 jam,
I = 34.458 mmjam Q
mak dari atap
= 0.002778 x 0.95 x 34.458 x 90x10
-3
= 8,184 x 10
-4
m³detik F = 5,5 R
Ambil diameter sumur 1 m, jari-jari, R= 0.50 m
F = 5,5 x 0,5 = 2,75 m K = 1,5 x 10
-4
mdetik =
[ −
− � ��
]
= ,
−
, ,
−
[ −
− . � , �
−
� �� .
] = .
[ . ]
= , ≈
Jadi sumur yang diperlukan untuk setiap rumah yang berdiameter 1m dengan kedalaman 2 meter.
Untuk lebih jelas skema spesifikasi perencanaan sumur resapan dapat dilihat pada gambar 4.10 dan gambar 4.11 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 10 Skema Perencanaan Sumur Resapan dengan Batu Kali Pergub Jakarta No. 68 Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 11 Skema Perencanaan Sumur Resapan dengan Buis Beton Pergub Jakarta No. 68 Tahun 2005
Universitas Sumatera Utara
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian falling head permeability yang dilakukan di laboratorium
mekanika tanah, menunjukkan bahwa kondisi tanah pada lokasi penelitian dikategorikan jenis tanah lanau dengan nilai koefisien permeabilitas tanah
pada kedalaman 1,5 m adalah 9,61 x 10 cmdetik. 2.
Tinggi intensitas curah hujan di lokasi studi berdasarkan curah hujan 2003 s.d 2012 untuk durasi hujan 2 jam pada PUH 2, 5, 10, 25, 50 dan 100 tahun
masing-masing adalah 23.53 mmjam, 27.29 mmjam, 29.79 mmjam, 32.19 mmjam,35.29 mmjam dan 37.63 mmjam.
3. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa besar laju infiltrasi
menggunakan single ring infiltrometer dengan diameter 30 cm dan tinggi 60 cm untuk tanah normal sebelum terdapat LRB adalah sebesar 18 cmjam,
sedangkan untuk tanah setelah terdapat LRB laju infiltrasinya adalah sebesar 95,2 cmjam
4. Setelah dilakukan perhitungan laju infiltrasi dan intensitas curah hujan maka
dapat disimpulkan bahwa lubang resapan biopori yang direncanakan terbukti efektif
mempercepat infiltrasi, yaitu hasil laju infiltrasi ≥ intensitas hujan untuk PUH2 s.d 100 tahun dengan durasi hujan selama 2 jam.
Universitas Sumatera Utara