3.4. Tahapan Penelitian
Adapun  tahapan  penelitian  pada  studi  ini  meliputi  pengumpulan  data  yang terdiri  dari  studi  literatur  dan  studi  lapangan  data  pengamatan  sendiri  dan  data
laporan, pengolahan data data literatur, data curah hujan, data drainase, data sampel tanah dan data lokasi penelitian, penyajian data hasil analisis data dan pembahasan
dan kesimpulan.
3.4.1   Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1. Studi Literatur
Studi  literatur  dilakukan  untuk  mendukung  jalannya  penelitian  mulai  dari awal  hingga  penyusunan  laporan.  Selain  itu  studi  literatur  dilaksanakan  guna
mendapatkan  dasar  teori  yang  kuat  berkaitan  dengan  penelitian  ini  sehingga  dapat menjadi acuan dalam melaksanakan analisis dan pembahasan. Studi literatur meliputi
pengumpulan  data  dan  informasi  dari  buku  dan  jurnal-jurnal  yang  mempunyai relevan dengan bahasan dalam tugas akhir ini,serta masukan dari dosen pembimbing.
2. Studi Lapangan a. Data Pengamatan Sendiri
Data pengamatan sendiri adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran oleh penulis di  lokasi penelitian guna mengetahui kondisi  lapangan. Di
sini penelitian dilaksanakan di laboratorium dan di lapangan guna mendapatkan nilai koefisien permeabilitas tanah, laju infiltrasi dan data lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Disini  penelitian  koefisien  permeabilitas  dilaksanakan  di  Laboratorium Mekanika  Tanah  Departemen  Teknik  Sipil  USU  dan  pengukuran  laju  infiltrasi
dilaksanakan langsung di lapangan guna mendapatkan nilai laju infiltrasi tanah. Pada  penelitian  ini,  dalam  mengukur  laju  infiltrasi  pada  suatu  lahan
perumahan  dengan  menggunakan  alat  single  ring  infiltrometer.  Single  ring infiltrometer
adalah suatu pipa besi yang bergaris tengah 25-30 cm dengan tinggi 60 cm.  pada  bagian  atas  pipa  terdapat  pelat  yang  berfungsi  memudahkan  dan
melindungi ring pada saat ditekan. Pengukuran  dengan  single  ring  infiltrometer  dapat  dilakukan  dengan  cara
sebagai berikut Harto, 1981: a   Terlebih  dahulu  lokasi  yang  akan  diukur  dibersihkan.  Sebaiknya  tanah  yang
terkelupas dapat dibuang. b   Silinder  ditempatkan  tegak  lurus  dan  diletakkan  tegak  lurus  ke  dalam  tanah,
sehingga  bersisa  kurang  lebih  10  cm  diatas  permukaan  tanah.  Apabila  tanah yang  akan  diukur  merupakan  tanah  lunak,  hal  tersebut  dapat  dilakukan  dengan
mudah. Akan tetapi apabila tanahnya merupakan tanah keras, maka untuk dapat memasukkan  silinder  tersebut  memerlukan  pemukulan  dengan  pukulan  besi
yang  cukup  berat.  Dalam  pemukulan  tersebut  hendaknya  bagian  atas  pipa dilindungi terlebih dahulu dengan balok kayu yang cukup tebal, dan pemukulan
harus  dilakukan  sedemikian  sehingga  silinder  dapat  masuk  ke  dalam  tanah dengan  tegak  lurus.  Pemukulan  tidak  dilakukan  pada  satu  sisi  karena  silinder
akan  miring.  Apabila  pemukulan  dilakukan  pada  sisi  lain,  maka  silinder  akan menjadi  tegak,  tetapi  antara  tanah  dan  silinder  akan  terbentuk  rongga.  Rongga
demikian ini tidak boleh terjadi.
Universitas Sumatera Utara
c   Air secukupnya disiapkan demikian pula stopwatch dan alat tulis. d   Tabel  disiapkan  dan  telah  disusun  sedemikian  rupa  sehingga  memudahkan
hitungan. e   Apabila  tidak  tersedia  tangki  air  dengan  pengukur  volume  yang  baik,  maka
pengukuran infiltrasi dapat dilakukan sebagai berikut: 
Pada skala yang terdapat pada dinding silinder, ditarik dua garis dengan jarak misalnya  5  cm  tergantung  dari  jenis  tanah  yang  diukur.  Bila  laju  infiltrasi
relative  sangat  kecil,  untuk  menghemat  waktu  pengamatan  jarak  2  garis tersebut dapat diperkecil.
 Air  dituangkan  sampai  silinder  penuh  dan  tunggu  sampai  air  tersebut
seluruhnya  terinfiltrasi.  Hal  ini  perlu  dilakukan  untuk  menghilangkan retakretak tanah yang merugikan pengukuran.
 Air dituangkan kedalam silinder, sampai mencapai batas garis atas.
 Waktu yang diperlukan oleh muka air untuk turun sampai garis batas bawah
dicatat dengan stopwatch dan dicatat pada tabel yang telah disiapkan. 
Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder sampai garis batas atas, waktu penurunan muka air sampai garis batas bawah diukur lagi.
 Hal  tersebut  dilakukan  terus  menerus,  sampai  waktu  yang  diperlukan  oleh
muka  air  turun  sampai  garis  batas  bawah  selalu  tetap.  Dalam  hal  demikian berarti laju infiltrasi telah tetap, atau nilai fc telah tercapai.
 Dari data yang terkumpul dalam tabel dapat dihitung laju infiltrasi tiap waktu
tertentu. Dan apabila hasilnya digambarkan maka akan terlihat  liku infiltrasi eksponensial.
Universitas Sumatera Utara
 Apabila dikehendaki hitungan yang lebih teliti, waktu yang diperlukan untuk
mengisi  kembali  silinder  mencapai  garis  batas  atas  perlu  dicatat,  karena kenyataannya  pada  saat  tersebut  infiltrasi  tidak  berhenti,  sehingga  jumlah
infiltrasi  dapat  ditambahkan  dengan  mengambil  anggapan  laju  infiltrasinya sama dengan laju infiltrasi yang baru saja diukur.
Catatan :  untuk  menghemat  waktu,  apabila  diperhatikan  waktu  penurunan  relative
lama, maka garis batas bawah dapat diubah, sehingga jaraknya menjadi lebih pendek. Sedangkan untuk mengetahui jenis tanah dan harga koefisien permeabilitas di
lakukan uji falling head permeability di laboratorium. Untuk percobaan ini, tegangan yang diberikan terhadap contoh tanah tidak tetap. Sampel yang dipakai adalah tanah
yang  daya  rembesnya  kecil,  misalnya  lempung.  Pada  cara  ini,  air  yang  masuk  ke sampel tanah melalui pipa berdiameter kecil. Untuk menentukan nilai  permeabilitas
dilakukan  dengan  mengukur  penurunan  ketinggian  air  pada  pipa  tersebut  sehingga tegangan air tidak tetap. Adapun prosedur pada pengujian ini adalah sebagai berikut:
1.   Sampel tanah yang akan diuji, diambil langsung dari lapangan dengan menekan langsung tabung silinder sampai penuh kedalam tanah dan di keluarkan dengan
mengorek tanah disekeliling tabung tersebut. 2.   Tabung dan tanah dimasukkan kedalam kotak dan direndam selama 24 jam.
3.   Setelah  contoh  tanah  menjadi  jenuh,  kotak  tabung  dihubungkan  dengan  alat pengukur  Head.  Setelah  itu  air  di  alirkan  jatuh  bebas  dari  ketinggian  tertentu
yang akan merembes kedalam tanah. 4.   Ketinggian air mula-mula dicatat ho sampai ketinggian dimana air akan turun
h1 juga dicatat interval waktunya.
Universitas Sumatera Utara
b. Data Laporan Data  laporan  adalah  data  yang  mendukung  penelitian  dan  memberikan
gambaran  umum  tentang  hal-hal  yang  mencakup  penelitian  yang  dilaporkan  oleh pihak  lain.  Pengumpulan  data  laporan  didapatkan  melalui  instansi-instansi  yang
terkait  dalam  permasalahan  seperti  Badan  Pusat  Statistik  BPS,  Kabupaten  Aceh Utara Pengumpulan data laporan antara lain:
Data curah hujan
Data  yang digunakan adalah data curah hujan 10 tahun terakhir mulai  tahun 2003 s.d 2012  pada  stasiun Meteorologi Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara
3.4.2   Pengolahan Data